41

635 34 7
                                    

Memasak ber dua dengan Bowo, asyik asyik giman gitu. Saat dia mengaduk mie instan di panci masak sengaja kupeluk dia dari belakang. Kutempelkan kontolku ke pantanya. Kuciumi kepalanya. Tanganku melingkar di pinggangnya.

"Ooomm...gak jadi masak ini kalau om ganggu terus" manjanya.

"Heemmm, api yang memasaknya Wo. Pasti matang" kataku meraba bongkahan pantatnya.

"Aaahh...Om ihh...nafsu ini" katanya.
Kubuka celananya dan kupegang kontolnya. Celananya melorot sendiri karena sudah kubuka kancingnya.

"Om mu mainin kamu lagi berdiri begini sayang" kataku masih mengusel usel pantatnya.

Tangan kanannya di lingkarkan ke leherku. Kuciumi dia. Kontolku sudah bangun didalam celana pendekku.

"Ooom...udah dong. Ini masakannya gak jadi lembek"

Kumatikan kompor dari belakangnya. "Sudah beres" kataku. Kulanjutkan aksiku. Kuturunkan celanaku. Kuolesi kontolku dengan ludahku.

"Biar Bowo isap sayang" rengeknya. Tapi kutolak karena kontolku sudah berlumur dengan ludahku. Kuarahkan kontolku dan kutekan.

"Oom saaakiit iihh...." Dia meringis. Kucium lehernya.

"Udah masuk semua Wo." kataku. Kedua tangannya menarik pantatku ke depan.

"Oom...enakhhh bee...ginii mainnyaaa...zsahh...ahh...ssodook  teruuus...Oomm...ahh" rancunaya ketika kontolku maju mundur.

"Tukar posisi Wo." kataku mencabut kontolku. Kuputar badannya menghadapku. Dia bersender di meja masak.

"Kakimu angkat satu Wo" kataku
Kupegang satu kakinya Kuarahkan lagi kontolku ke lobangnya.

"Ooomm ennngggaaakk mmauu saaakkiit" teriaknya. Karena aku merasa kasihan kuturunkan kakinya. Padahal enak posisinya seakan sempit lobangnya.

Akhirnya Bowo menungging. Nafsuku ausah tidak tertahankan.

Kumainkan lobangnya Bowo dari belakang. Tangannya bertumpu ke meja masak.

"Wooo....Oom...Oomm dahh dekaaat niih...zsahh...ahh..hah..aahh..aahh...Bo...wooo....aaaaaagghh...aah..hah...aahh...aaahmm..." pejuku muncrat.

"Huufhh...lemes wo kakiku" kataku. Dia tertawa.

"Om sih sok...main bisa tiduran pake gaya gaya segala. Jangan jangan Om mainnya sama temannya itu selalu uji coba ya" cerocosannya membuatku swmakin lemas gak bergairah. Untung sudah selesai.

"Sok tau kamu. Mau dikeluarin gak? Biar makan kita" kataku.

Dia malah diam dan memakai celananya. Kudekap dia dan kuciumi pipinya.

"Kamu kenapa ahh..." kataku pelan.

"Sama seperti Om, ketika melihat Bowo sama Kenz, Bowo gak bisa terima."

"Bowo, kamu kan gak pernah liaht Om mesra mesraan seperti yang kamu lakukan"

"Bowo merasa akan tersingkir Om. Om kan tau betapa.Bowo mencintai Om."

"Mulai ngelantur dah omongnya. Om sangat sayang kamu, Wo. Cin..." tidak kulanjutkan omonganku.

"Oommm...makasih. Berarti Om selama ini pura pura tidak mencintai Bowo ya. Aahh...Omku sayang" Bowo memelukku dan mencium bibirku.

"Enggak...Om tidak ngomong apa apa." kataku.

"Bodo amat. Sekarang kita makan mie. Biar Bowo suapin Omku tercinta" katanya bahagia.
Aku seperti terhipnotis, bengong jadinya.

Makan mie ber dua di ruang less serasa bahagia seperti suami istri.  Ternyata perhatian Bowo melebihi perhatian dari Rudi, Brava dan Valdi. Kalau mereka hanya perhatian keuanganku, kalau Bowo tidak. Semua diperhstikan. Seperti, makan janhan terlalu banyak "Takut gendut" katanya. Ehmm...

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang