18

890 45 15
                                    

Di saat dicuekin, WA nya berderet kaya cetakan koran. Di saat kita berhadapan, malah kita dihadapakan situasi sulit. Maunya apa, coba....

"Har....Kenapa kamu tidak bisa melihat Sambas? Aku tidak ada hubungan apa apa sama Sambas"WA pak bossku.

"To the poin aja pak Boss. Pak Boss suka gak sama saya? Kalau bapak suka, Lamar saya dihadapan Sambas. Saya ingin tau, bapak ada hubungan apa tidak sama Sambas. Jangan pernah bikin saya menderita bathin pak, seakan akan suka tapi mendua hati" balas WA ku.

Tidak ada balasan.

"Ro, abang mau ketemuan, kapan kamu bisa. Jangan secepat ini Ro minta pisah" WA bang Valdi

"Maaf bang. Saya tidak bisa" balasku.

"Rooo....abang mau bertemu"

Aku yang tidak membalas wa nya.

Aku melihat Bowo sepertinya sudah ketiduran. Kukecup keningya. Ku angkat tangannya dari perutku. Dia menggeliat.

"Wo, kamu ketiduran. Bangun sudah jam 10 lewat" kataku membangunkannya.

"Eeeehhhmm....mau bobo sama Om aja"

"Wo, nanti dicariin. Bisa bisa Om yang susah. Ayoooo sayang..." kataku sambil memeluknya.

"Betah Bowo Om. Maunya dipeluk terus"

"Sana cuci muka, biar pulang. Besok kan ketemu lagi" kataku mencubit hidungnya.

"èēēè...iya...iya...masih mau sama Om" manjanya.

"Udah sana, masih ada hari esok"kataku.
Bowo dengan sedikit berat hati menuju kamar mandi.

Bingung aku jadinya. Disatu sisi, Bowo masih anak remaja tapi aku bisa nyaman bersamanya.

Tadinya hanya nafsu dan suka saja sama anak kecil SMP ini, tapi kok aku suka liat tampang imutnya ya...
Aku ketawa sendiri.

Aku berdiri mengambil handuk untuknya. "Wo, mau mandi sekalian gak? nih handuknya" kataku memandang tubuhnya.

"Liatin gitu Om. Dinikmati juga udah" katanya.

"Kamu...."
Kutinggalkan dia dan kubuatkan kopi untukku.

"Om, Bowo pulang dulu" pamitnya.

"Sebentar." Aku berjalan kedepannya. Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Saat kulihat wajahnya dia tertegun.

"Om, jangan pernah putuskan cinta Bowo"

"Iyah. Sekarang kamu pulang. Besok jangan lupa hubungi Om untuk balas dendammu"

"Pasti Om. Bowo akan jemput Om."

"Om tunggu"
Kuantar dia ke depan pintu dan ku minta dia ambil gang kecil di sebelah kontrakanku agar temanku tidak tau dia masuk rumahku.

Aku merasa bersalah jadinya ketika membiarkan Bowo dalam kesedihannya karena aku cuekin.

Aku berjanji, tidak akan kuperlakukan lagi dia seperti itu. Walaupun dia akan bersama dengan  pacar sesungguhnya.

Bila dia datang akan aku layani, tapi tidak akan pernah aku akan memintanya untuk hadir disisiku. Aku merasa suka saja apa yang ada didirinya. Cara bicara dan ketulusannya. Sedikit manja seakan membuatku makin dewasa.

"Om, Bowo sudah sampai di rumah" WAnya

"Langsung tidur ya. Om juga mau tidur" kataku.

Mungkin dia tidak sabar mengetik, maka kulihat hp ku dia video call.

"Om...Bowo kangen"

"Kan baru saja dari rumah, udah kangen aja"

"Maunya tidur bareng"

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang