47

644 32 2
                                    

Sudah 3 hari aku tak keluar rumah sejak ku ganti nomor hpku, rasa rasanya kulitku tambah putih glowing karena tidak kena radiasi hahaha...

Perlu makan sudah aku masak di Magic Com. Ikannya tinggal goreng ikan teri yang ku minta tolong dibeli tetanggaku. Tanpa sayur. Kadang plus mie instan kuah. Sadis ya.....

Sarapan beli nasi uduk didepan rumah. Apalagi.....

Bernyanyi kecil mengikuti video musik dari You Tube sebuah lagu dari Almarhum Eddy Silitonga, BIARLAH SEDIH, kubayangkan wajah wajah 'kekasih' yang pernah membuat warna hidup.

BIAR...BIARLAH SEDIH..
BISIK HATIKU PEDIH....

Saat penggalan lagu itu kunyanyikan, pintu gerbangku ada yang menggedor.

Kupalingkan telingaku kearah suaranya.

Tak

Tak

Tak

Aku melangkah tanpa semangat.
Benar saja seorang tamu yang mebawaku jalan kemarenan itu sudah berdiri disana. Dengan wajah memelas dia memandangku.

Aku berhenti didepan pintu, berfikir apa yang harus kulakukan.

"Hari...." panggilnya. Aku diam. Kedua tangannya memegang gerbang besi, kepalanya ditundukkan memandang ke tanah.

Aku tidak bereaksi. Lalu dia memanggil namaku lagi.

"Haryadi....ijinkan saya masuk sebentar saja" katanya.

Kudekati pintu gerbang tapi hanya berdiri memandangnya.
Karena aku sudah berjanji melupakan semuanya, aku tidak mau membukakan pintu untuknya.

"Maaf Bran kejadian kemaren. Saya memang salah. Karena kesalahan itu, saya mencoba tidak mengingat ingatnya lagi"

"Hari, Saya yang minta maaf membawamu jalan jalan hingga membuat mu sakit hati. Boleh bicara di dalam? Atau kita ke rumahku" mohonnya.

"Bran, saya sudah berjanji ke diriku sendiri, tidak akan menerima siapapun lagi"

"Anggap saya ini tamu Har" wajah sendu itu. Aaaaahhh...tidak kuat melihatnya.

Akhirnya kubukakan pintu untiknya.

"Masuk Bran" kataku.

"Makasih Har"

Bran masuk lebih dulu sementara aku mrngunci pintu gerbang, aku menyusulnua dan melihat dia berdiri mematung. Dia melihat piring kotor dan ikan teri kering goreng diatas meja less.

"Duduk Bran. Biar saya ambil minum" kataku menuju dapurku.

Aku tidak perhatikan dia mengikutiku dari belakang.

"Ehh...ngikut. Minumnya Bran" kataku melihatnya sudah didekatku.

"Makasih Har" ucapnya. Dia melihat sekeliling dapurku.

"Didepan aja Bran. Tidak ada pemandangan indah disini"kataku.
Aku melangkah lebih duluan kedepan. Aku tunggu dia sambil duduk mematikan hp ku.

Brandon duduk agak jauh dariku. Kami terdiam. Dia memandangi aku.

"Saya menangis Har. Menangis waktu kamu marah dan menyuruh aku pergi. Aku gak tau kamu tidur dimana" katanya.

"Brandon, Saya ini sudah dewasa dalam fisik. Pemikiran yang mungkin masih kurang. Semua itu pengaruh dari sekelilingku Bran. Sekali lagi saya minta maaf kalau kamu memikirkannya. Sekarang menemui saya, ada apa?"

"Tiga hari ini saya memikirkan kamu. Saya harusnya tidak melakukan itu. Tapi...." Dia tertunduk. "Saya akui Har, seperti kataku waktu kita di mall, saya tidak bisa....."

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang