Menikmati kopi hitam di warkop itu terasa menikmati pahitnya empedu. Kusadari kelakuanku yang temperamen, tapi sudah terlanjur.
"Pak, kalau tidur diwarungnya bapak bisa gak ya nunggu pagi ada mobil ke bawah" kataku.
"Enggak bisa mas"
"Gak apa apa saya bayar mas"
"Emang tadi tujuannya kemana mas."
"Saya gak tau mau mas, saya tertinggal mobil tumpangan tadi. Jadi saya putuskan balik besok pagi" kataku.
"Mas, mau bayar berapa? Saya belom pernah menyewakan ruangan sempit itu"
"Saya bayar 150 pak. Ini kan hanya beberapa jam lagi menjelang pagi" tawarku.
"Boleh dah mas. Sini masuk" ajaknya. Ternyata ruangannya bisa buat berdua.
Kurebahkan badanku di lantai papan beralaskan tikar. Kucoba memejamkan mataku, tapi tidak bisa. Karena aku juga was was akan tas selempangku. Waspada aja.
Hingga yang punya warung menutup warungnya, aku belum bisa tidur. Mataku terpejam tapi pikiranku masih ke Bowo dan Brandon.
Tanganku menutupi dahiku, dan sebagian mataku. Aku terdiam ketika si empunya warung tidur disampingku.
"Mas...mas...udah tidur ya" katanya menyentuh badanku. Aku tidak bergeming. Aku ingin tau kenapa dia ingin tau aku tidur apa bangun.
Aku melihat dari balik tanganku si empunya warung rebahan lagi, tapi dia membuka celana panjangnya. Dalam hatiku dingin dingin begini gak pakai celana apa gak menggigil dia.
Aku masih dalam keadaan telentang dengan tangan ku masih dikeningku.
Si empunya warung menyentuh kontolku. "Anjiiiiiinggg...." kata hatiku. "Homo juga nih. Lepas dari Brandon ehhh masuk perangkap si empunya warkop"
Tangannya semakin berani meraba kontolku. Kontolnya dipepetkan ke pahaku bagia luar. Kuraskan kontolnya sudah tegang.
Aku pura pura bergerak akibat sentuhan tangannya di kontolku, pahaku kutindihkan di kontolnya. Tangan kanannya leluasa menyentuh kontolku karena tangannya ada dibawah pahaku.
"Tampan banget" biskinya. Tapi masih kudengar. Terus terang aku tidak ada niatan sama sekali untuk mengeluarkan air maniku malam ini.
Karena dia merasa tidak nyaman pahaku diatasnya, dia mencoba mendorong pahaku. Aku pun ke posisi semula. Aku mendengarnya berdiri dan mematikan lampu. Dan tidur kembali disampingku.
Kini aku tidak bisa melihat lagi. Dia mencoba menurunkan retsleting celanaku. Kubiarkan hingga jarinya bisa menyentuh kontolku. Aku bergerak membelakanginya. Kontolnya ditempelkan ke pantatku.
Aku merasa rugi kalau dia sampai orgasme dengan menempelkan kontolnya. Maka aku telentang lagi dan tangan kiriku kumasukkan kedalam celanaku dan memegang kontolku. Dia berusaha menarik tanganku. Karena dia menarik agak kuat, aku pun bangun.
"Pak, kok gelap" kataku. Dia pura pura tidur. Tapi nafasnya tertahan kudengar. Aku pun mencari saklar yang tadi dimatikan. Kunyalakan lampu.
Aku pura pura melihat retsletingku yang terbuka.
"Pak...pak...bangun" kataku. Dia pura pura mengucek matanya.
"Bapak gak usah pura pura. Kalau bapak mau kontolku bilang aja" kataku. Aku membuka celana jeasnku. Tinggak celana dalam.
"Isap" kataku.
"Maaf mas" katanya.
"Aku sudah tau apa yang bapak lakukan darti tadi. Pegang. Isap" kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )
Fantasy⚠️WARNING⚠️ Bacaan GAY dan DEWASA Haryadi seorang sarjana fresh graduated dari sebuah universitas swasta. Dengan segala liku liku hidupnya baru mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmunya. Pak Rava, sebagai boss jatuh cinta kepadanya, tapi ada...