36

648 38 25
                                    

Membeli sarapan pagi di depan rumahku, aku memberi salam kepada tetanggaku. Nasi uduk betawi, itu yang aku beli.

Aku hanya mecoba akrab ke semua orang. Agar tidak terjadi seperti waktu aku bekerja di perusahaannya Pak Brava.

Basa basi dalam percakapan agar lebih mengenal satu sama lain.
Pada saat menunggu nasi udukku di bungkus ada WA masuk.

"Mas Hari, saya mau ketemuan bisa gak" Valdi.

"Sibuk bener bang, maaf"

"Susaha ya ketemu sama orang hebat"

"Abang yang hebat. Maaf mau beli sarapan" kataku dan mematikan hpku.
Enak aja lu mau ketemu ama gua. Masih berani juga lu mengusik gua.

Sarapan pakai makan nasi uduk begitu nikmat. Jadi ingat kata kata orang. :'NASI UDUK IKAN TONGKOL, SAMBIL DUDUK MEGANG KONTOL' Ehh kupegang kontolku sendiri, aku nyengir geli sambil geleng geleng kepala. Akhirnya kuhabiskan makanku.

Saat mau membuang bungkus nasiku, teleponku berbunyi. Aku pikir itu si Bowo.

"Hai, sudah selesai sarapannya?" Suara Om Rudi. Kumatikan hp ku.

"Anjing, setan, biadab" umpatku. Aku keluar dan mengarahkan pandanganku ke kiri dan kanan jalan.

Dia sudah berada dekat kontrakanku dengan memarkirkan mobilnya agak jauh. Dia dapat mengawasiku dari dalam mobilnya, ternyata.

Kutemui dia dengan harapan tidak masuk ke dalam rumah.

"Pagi pagi sudah keluyuran mengganggu ketenangan orang" kataku dekat pintu mobilnya. Ehh dia malah cengengesan.

"Sexy kamu Har pakai pakaian begitu" katanya.

"Maaf pak. Maksud bapak datang kemari apa" kataku

"Aku tidak bermaksud apa apa. Dan aku tidak datang ke kamu. Aku hanya menelpon. Kamu yang datang ke aku" jelasnya.

"Aaaaagghhh.." geramku dan mengepalkan kedua tanganku.
Dia malah tertawa senang.

"Lucu kamu Har" katanya.

Kutinggalkan dia dengan kegondogan hatiku. Uuucchhggg....

"Sialan, gua dipermainkan. Untung gua belum pernah ngentot ama lu, Rudi. Karena gua tau, lu akan jadi Top. Tidak akan pernah. Brava bisa lu mainin. Gua? Enggak lah yauuuu" kataku yang kudengar sendiri.

Di dalam rumah, aku ngegrendeng sendiri. Alamat yang ku upload di group WA menjadi 'Penyakit' buat aku sendri. Takut sendiri karena memikirkan, akan hadirnya orang orang yang tidak kusuka.

Tak

Tak

Tak

Suara grendel gerbang. Pikiranku si Bowo yang datang.

"Monyeeetttt.....Asuuuu eta urang. Bukannya pulang malah datang....aaarrrghhh" kataku.
Aku diam melihatnya berdiri digerbang.

"Buka aja pak, barusan aja beli sarapan. Mungin lagi mandi" kudengar penjual nasi uduk berbicara.

"Iya bu. Permisi" Om Rudi membuka gerbang.

"Busyeeeettt dah, malah masuk, gak di kasih izin" kesal ku.

"Hari....."

"Berani bener masuk rumah orang tanpa permisi" kataku setelah Rudi melihatku duduk dibangku.

"Diam dan menerima aku, lebih bagus Har. Kalau kamu ribut, aku bisa pergi, tapi tetanggamu....Think smart Har." katanya.

"Gua ogah menerima Lu. Tapi karena Lu dah di mari, terpaksa..." kataku tanpa sopan santun lagi.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang