7

1.6K 69 19
                                    

KECEWA DAN NIKMAT

Aku menumpangkan tanganku di pembatas besi menghadap laut menikmati udara malam laut yang berhembus.

Mas Brava si bossku menumpangkan tangannya di pundakku.

"Bahagianya malam ini bersama pria yang aku sukai" katanya sambil memandang deburan ombak.

"Saya ingin seperti ombak yang mas pandangi" kataku. "Bergulung gulung indah tapi akan pecah bila mengenai bebatuan di pinggir pantai" lanjutku.

"Maksud...." .  Tiba tiba HPnya berbunyi. "Sebentar"katanya sambil melihat layar hpnya dan berjalan membelakangi aku.

"Hallo"

"........."

"Iya ini lagi di pantai"

".........."

"Jangan...jangan....."katanya sambil melihat ke arahku.

Aku yakin itu pak Sambas. Siapa lagi kalau bukan dia.
Hatiku yang sebahagia ini hancur seketika. Aku menarik nafas dan tertunduk.

Ketika dia mendekatiku kulihat dia menelan ludahnya. Dilema bagi dia aku rasa.

"Mas, Saya minta maaf. Ternyata besok pagi pagi saya ada jadwal less. Saya harus pulang sekarang" kataku dengan hati yang teriris iris.

"A....mmm...kenapa mendadak?"

"Mendadak saya ingat. Jadi kita pisah disini aja mas" kataku hendak melangkah.

"Hari....itu bukan siapa siapa"

"Saya tidak mempersoalkan dengan siapa mas berbicara. Yang aku persoalkan adalah diriku sendiri. Berharap dapat uang banyak tapi saya bisa melupakan jadwalku"

"Arti kata katamu 'Berharap'..."

"Maaf mas. Itu bukan kiasan. Saya pergi dulu" kataku meninggalkanya.

"Hari....Hariyadi....Hariiiiii...." panggilnya. "Yang menelpon barusan tidak siapa siapa, dia tidak akan mengganggu"

Aku diam. Kubulatkan tekadku untuk meninggalkannya. Aku memanggil taxi yang akan akan kutumpangi.

Di dalam taxi, aku merenung tentang sebuah rasa. Rasa ingin memiliki kutepiskan dari daftar rasaku. Rasa mencintai??? Sakit ternyata. Semoga Bowo tidak ada rasa Mencintai dan Memiliki ke aku. Hanya sebatas mengagumi dan nafsu. Biar bagaimanapun, dia tidak aku inginkan mengalami seperti yang aku alami.

"Huuuffffh" kuhembuskan nafasku.

*****

"Heiiii bang" sapaku ke teman temanku ketika melewati mereka."Pak disini saja"kataku dan kubayar taxiku.
Aku mendekati mereka dan duduk gabung.

"Bang Ro.....udah pulang bang. Kemana aja sih" Naan memencet mencet pundaku karena aku duduk di sampingnya.

"iya cape juga biar naik taxi. Tadi dari rumah teman"

"Artinya gak jadi begadang nih bang"

"Sorry ya teman teman, mau istirahat dulu" kataku

"Jiahhhh si abang" keluhnya.

Aku merogoh kantongku, memberikan sisa uang taxi ku ke mereka.

"Buat beli kacang atau gorengan. Gue istirahat dulu ya, besok pagi siswa ku mau less"

"Iya bang. Kami jagain dari luar biar gak ada yang ganggu"

"Makasih ya, gue ke kontrakan"

"ok bang"

Kutinggalkan mereka walaupun seharusnya aku bisa begadang bersama sama. Tapi hati ini masih galau.

Saat aku masuk kontrakanku, bang Enen memanggilku.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang