sambungan.
Setelah membaca WAku dia langsung menelponku pake Video Call, tapi tidak kualihkan tetap aku gunakan panggilan biasa.
"Hari, kenapa kamu bisa berkata begitu. Aku maunya sama kamu"
"Pak...pak...wajah culun dan lugu bukan patokan menjadi seorang pembohong pak. Aku sudah lama mengetahui hubungan pak Brava dengan saudaramu Valdi. Tapi aku tidak mau mengungkit ungkitnya. Karena secara fisik, aku memilihmu untuk bermain sex. Jadi aku tidak mau terganggu konsentrasiku menjebol lobangmu hanya gara gara mikirin manusia tak berguna semacam Valdi"
"Maksudmu apa Har"
"Valdi itu, sama siapa saja mau pak. Sama pria ompong, cacad atau pemulung sekalipun dia mau, asal kontolnya diisap sampai muncrat. Pak Brava mau tau, dia baru saja merayuku untuk ikut dengannya liburan. Tapi karena aku tau akan sakit hati nantinya, aku tolak dia"
"Dia dari rumhmu Har"
"Iya pak. Saat bapak menelpon dia, dia tidak sadar menyebut nama pak Brava. Maaf ya pak, ada tamuku." kataku berbohong dan memutuskan telponnya.
Aku hanya geleng geleng kepala membayangkan hubungan kami yang seperti dalam satu lingkaran. Bingung.
Apa tidak ada lagi laki laki Gay yang ganteng dan tampan di luar sana, sehingga hanya berkutat dalam satu wadah hubungan.Pacaran, cinta, sex, selingkuh huuuuuh....Itu aja berkutat.
*****
Karena tidak ada lagi pekerjaan yang akan kulakukan aku berencana menonton.
Seperti biasa mall yang sering aku datangi menjadi tujuan utamaku.Dengan pakaian T-Shirt dan Jeans serta tas selempanh kecil di kulingkarkan di dadaku, aku menuju ojek tumpanganku.
"Eiii Bang Hari mau kemana ganteng begini" katua RT gadunganku bertanya. Kuperhatikan dia lumayan ganteng juga setelah potong rambut. Cuma agak pendek. Tidak terlalu gemuk.
"Mau jalan dulu pak. Cuci mata"kataku. "Eh abang ganteng juga kalau dilihat lihat setelah potong rambut" lanjutku.
"Bang Hari ini loh. Ngeledeg aja bisanya" katanya sedikit tersipu. Terntayata bukan hanya cewe bila di puji akan bangga. Cowo juga ternyaya.
"Beneren loh pak. Kumis tipis, cambang di kerok, wih, bisa bisa cemburu nih si mba" kataku.
"Bang Hari ahhh dia yang ganteng malah muji saya" katanya cengengesan.
Aku pun permisi karena ojolku sudah di depanku.
Sesampai di Mall, aku tidak langsung masuk. Kuambil sebatang rokoku dan kunyalakan. Dan aku duduk di pembatas parkiran untuk menikmati rokokku.
Kalkson mobil didepanku yang hendak parkirbuat berdiri dan menyingkir ke tempat sebelahnya lalu aku duduk.
Seorang pria necis keluar dari mobilnya. Rambut lurus disisir menyamping. Putih. Aku jadi teringat akan Om Rudi. Hampir sama orangnya hanya yang ini lebih muda.
Aku melihat kedepan gedung mall sambil merokok.
"Menunggu seseorang?" sapanya sambil membetulkan pintu mobilnya.
"Ahh Enggak. Lagi merokok aja" kataku.
"Oh begitu. Sendirian berarti"
Aku mengangguk. "Kenapa pacarnya tidak diajak" lanjutnya menyender di mobilnya. "Ini kan libur""Tadinya mau ngajak. Tapi lagi sama keluarganya" jawabku.
"Sudah punya pacar rupanya. Ini mau kemana? Shopping atau..."
"Nonton. Buat hiburanlah"
"Oh sama. Saya juga mau nonton. Kenalkan saya, Brandon" Dia menyodorkan tangannya dan kusebut namaku "Haryadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )
Fantasy⚠️WARNING⚠️ Bacaan GAY dan DEWASA Haryadi seorang sarjana fresh graduated dari sebuah universitas swasta. Dengan segala liku liku hidupnya baru mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmunya. Pak Rava, sebagai boss jatuh cinta kepadanya, tapi ada...