19

879 42 10
                                    

sambungan.

"Aku tau, emosi kamu Har. Sebagian kamu lampiaskan karena aku. Aku tau itu. Aku minta maaf"

"Pak boss, sudah saya maafkan. Tapi, saya minta tolong banget pak, ijinkan saya bekerja seperti biasa, jangan pernah ganggu saya lagi. Bila pak boss tidak berkenan atas permintaan saya ini, saya mohon berhentikan saya dengan hormat. Saya tidak kuat lagi paaaaakkk"  tangisku. Selama hidupku aku belum pernah merasakan sesugukan menangis, tapi kali ini saya tidak kuat lagi atas perlakuan orang orang ke saya dan perlakuan pak bossku yang seperti mempermainkanku.

"Hari....Aku minta maaf. Tidak akan pernah mengganggu kamu lagi. Karena aku....aku ingin melamarmu seperti permintaanmu.  Di depan Sambas. Aku akan melakukannya. Jadi kamu harus datang nanti malam pkl 20.00. Aku menunggu mu sayang" ucapnya dan merangkulku.

"Maaf pak, saya sudah mencintai orang lain. Terlambat bapak untuk mengatakan cinta bapak ke saya" kataku hanya menguji mentalnya.

Dengan pelan dia melepas pelukannya.

"Dengan siapa Har"

"Itu merupakan rahasia hidupku pak. Tidak akan saya beritahukan ke siapapun"

Dengan pelan dia meninggalkanku. "Maafkan saya mas"

Aku berusaha untuk menghindar dari pak bossku. Baru dibilang sudah punya pacar aja sudah mundut teratur. Gimana kalau Bowo aku kenalin hahahahahah.

Bowo????? Ku ketuk ketuk kepalaku. Apa aku waras apa tidak. Kok spontan nama anak SMP itu terucap oleh bibirku...

"Enggakk...enggakkk....huhhh." seruku sendiri.

****

Dikantor, dari mulai istirahat hingga pulang susana sudah kaya Tempat Pemakaman Umum. Biasa yang aku dengar mereka ceria dan bahagia selalu.

Kuambil HP pemberian Bowo, kuisi kartu pemberian pak bossku, dan HP pemberiannya kutinggalkan dalam laci seperti pertama aku mengambilnya. Lalu aku pulang.

Aku melewati 'musuh musuh' ku di ruang tunggu dengan santai setelah absen pulang.

"Wo, Om sudah pulang ini. Mau jemput dimana?" tanyaku di telpon.
Dia bertanya dimana dia bisa menjemputku. Dan aku menyebut nama sebuah tempat.

Akupun melanjutkan langkahku.

Ditempat yang kujanjikan, aku mencari sosoknya. Tapi belum kelihatan.

"Dimana Wo" tanyaku

"Ini Om. Lihat 20 meter, arah jam 3"

HP masih menempel di telingaku, aku memutar kepalaku ke arah yang disebut.

Seketika tanganku kuturunkan karena mengagumi penampilannya. Dewasa dalam balutan kaos merah berkerah dan jeans yang dipakai.

Dia melambaikan tangannya memanggilgu. Segera kutemui dia.

"Hello sayang" sapanya.

"Hai Wo."

"Masuk Om"
Aku membuka pintu mobilnya dan duduk.

"Om kenapa diam" tangannya memegang tanganku.

"Kamu ganteng Wo. Beda saat pakai celana buntung SMP mu" kataku.

"Makasih Om. Om lebih suka yang mana, begini atau pake celana pendek?"

"Om lebih suka kamu telanjang Wo"

"Ahhhh Om. Serius ini Bowo. Untuk Om, Bowo harus bisa ngimbangi. Timpang nantinya."

"Udah jalan aja. Udah janjian kan sama pacarmu"

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang