24

782 41 19
                                    

Karena aku tidak datang ke apartemen pak boss ku seperti yang diminta, pagi pagi dia sudah berada di ruanganku. Aku sampe kaget, ketika pintu kubuka.

"Waddooww...." kagetku. "Pagi pak boss" sapaku dan aku masuk ke ruanganku tapi berdiri menyender ke tembok.

"Semalam sama mas Valdi ngapain aja"

"Hah....sama bang Valdi? Saya tidak bertemu sama dia. Sama istrinya kak Keyla juga enggak. Kok nanya gitu sih pak?"

"Roman romannya Hari sama mas Valdi akrab ya. Sudah lama kenal?"

"Sebelum saya jawab, bisa nanya gak pak?"

"Tanya aja"

"Bapak kenal banget gak sama bang Valdi. Artinya tau gak gimana kehidupannya"

"Tidak kenal. Ini juga baru tau kemaren"

"Kalau bapak mau tau jawaban saya, boleh bapak hubungi dia sekali kali. Bicara gamblang aja. Soal keluarga, pribadi dan sex. Kan bapak sama bang Valdi saudara"

"Maksudmu apa Har."

"Bapak cari infolah tentang kami. Nanti bisa tau jawabannya. Hubungi aja dulu. Kalau tidak ada nomor hp nya biar Hari kasih"

Sepertinya pak bossku ingin tau banyak hubunganku dengan bang Valdi. Dia minta nomor telpon bang Valdi.

"Tapi kamu gak ada hubungan khusus kan?"

"Pak...pak...sampean sama pak Sambas aja saya gak pengen tau. Urusan kalianlah"

"Ok Har. Saya coba telpon dulu mas Valdi"

"Bagus itu pak. Telpon aja."
Aku berdoa dalam hati, semoga bang Valdi meluluhkan hati saudaranya biar mampus itu si Sambas.

Pak Bossku meninggalkanku dengan hanya menyentuh bahuku.

"Pak boss...pak boss...dengan cara apapun kau lakukan hati ini tidak akan pernah kau dapatkan. Kecuali aku membuka hati untukmu, seperti aku menyukai bang Valdi. Tapi Kini tidak lagi." aku bergumam.

Bekerja seperti biasa, semangatku tak pernah kendor. Laporan untuk konsorsium ku cicil cicil agar tidak kebablasan.

Cinta tidak lagi kupikirkan sekarang. Soal kepuasan, aku sudah memiliki Bowo. Walaupun rasanya lebih nikmat bila bermain dengan yang lebih dewasa.

Menjelang jama istirahat, hp ku berbunyi.

Ping

Kulihat layarnya tidak ada nama
Kudiamkan.

"Hallo bang Hari, sedang apa?"
Kulihat foto profil yang tertera, ada nama di bawah fotonya, Rudi.

"Hallo Om Rudi. Ini mau istirahat makan siang om" balasku.

"Om telpon ya" mintanya.

"Boleh Om" kataku.

Om Rudi mengajakku nanti malam untuk makan. Tapi kutolak dengan halus dengan alasan lelah.

"Kapan bisa hangout Har"

"Nanti kalau ada niat ya Om"

"Har, ayolah..."

"Maaf Om"

Dalam hatiku, palingan juga seperti bang Valdi. Cape hate....

Maka aku minta maaf hendak makan siang.

Aku bingung juga ya, kenapa orang semacam bang Valdi dan Om Rudi bisa suka sama pria....
Kan mereka punya istri dan anak. Lieur aing teh...ihhhhh.

Di lift yang berjejal dengan manusia manusia yang hendak istirahat, memperhatikanku karena hp berbunyi. Tapi kudiamkan.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang