29

664 38 9
                                    

Libur kerja di hari sabtu membuat orang tua murid terutama ibu ibu ikut nimbrung melihat anak mereka less.

Aku merasa terganggu dilihatin walaupun mereka agak jauh dari kami.

"Mohon maaf Ibu Ibu, kalau bisa di lantai bawah saja ya menunggu anaknya. Bukannya apa apa bu, konsentrasi saya buyar" kataku cengengesan.

"Iya pada ngapain kali liat orang belajar" celetuk seorang muridku.

"Ihhh Mas Hari mah, pake buyar segala konsentrasinya...kita mau liat kok, gak ganggu."

"Iya, tapi saya gak bisa bu yang cantik cantik. Dibawah ya.." kataku memuji. Dipuji dikit aja wihhhh....

"Iya deh kami dibawah"

Aku hanya tersenyum melihatnya.

Saat lanjut mengajar, Om Rudi menongolkan dirinya. Aku pura pura tidak melihatnya.
Kubisikkan ke anaknya, agar mengusir Ayahnya.

Aku melihat mereka terlibat pembicaraan dan Ayahnya pergi sambil melihat ke aku. Emang gua pikirin...

Saat mau pulang, mereka bertanya Bowo sudah beberapa kali pertemuan tidak ikut.

Aku hanya angkat bahu. Kubereskan semua peralatanku. Dan pergi dari ruangan itu.

"Mas Hari langsung pulang ya?" tegur Ibu Ibu ketika aku sudah di lantai bawah.

"Iya bu. Masih ada jadwal" kataku.

"Ngobrol dulu mas. Ngopi ngopi" suara Om Rudi.

"Makasih Om. Saya pulang dulu" kataku.

"Kebetulan kalau begitu, saya mau ada perlu sedikit sama teman, bareng aja Mas" usulnya.

"Enggak lah Om. Tidak mau ngerepotin. Makasih tawarannya. Saya permisi dulu ya Ibu Ibu."

"Mas, ikut suami saya saja. Kan lebih baik" istri Om Rudi

"Makasih bu. Sudah pesan ojol. Gak enak dibatalin. Permisi semuanya" kataku dan beranjak dari sana. Om Rudi mengantarku  sampai di luar gerbang.

"Hari....aku tau sudah membuat kamu kecewa. Janji 3 x seminggu belum terlaksana karena teman Om kamu lihat mencium saya. Kamu bilang tidak apa apa walaupun saya dengan orang lain"

"Saya berubah pikiran Om. Maaf saya tinggal dulu. Ojol saya sudah datang"

"Hari....Brava minta alamatmu"

Aku menaiki motor boncenganku. Ke alamat yang kutuju. Bioskop. Entah kenapa hati ini tiba tiba merasa kangen sama Wibowo.  Barangkali dia disana. Biar hanya melihatnya saja mungkin rasa kangen ini akan sirna.

Aku memasuki mall dan langsung naik lift menuju Bioskop.

Kulayangkan pandanganku, tapi yang kucari tidak ada. Aku duduk di bangku menyender ketiang besar. Aku mengambil hpku. Ternyata sudah banyak WA yang belum ku baca.

Tanpa kubaca langsung aku hapus. "Tidak penting" gumamku.

Ada satu WA tidak pake nama pemilik, karena penasaran kubuka dan kubaca.

"Saya tau, anda lagi duduk sendirian. Tapi saya takut anda marah bila saya dekati" bunyi WA. Pikiranku langsung ke Bowo. Aku sudah merasa senang kalau dia ada, tapi tidak untuk bertemu.

Kuhapus WAnya, aku langsung pergi dari sana menuju lift untuk turun.

Karena tidak ada kegiatan lagi, aku berfikir hendak kemana. Kuputuskan jalan jalan ke sebuah Taman dimana aku dan Brava pernah kesana dan membawa Sambas.

Di Taman itu, aku menuju tempat yang pernah aku duduki. Kupesankan segelas kopi untukku. Tidak ada pikiran apa apa tentang Brava. Aku hanya ingin ketenangan, itu saja.

Karena bosan duduk duduk, kuhabiskan kopiku. Dan akupun melangkah hendak mengitari taman.

Saat aku melihat kedepan, Brava berada kira kira 7 meteran di dedepanku berdiri melihat ke araku.

Aku mngusap mataku dan menepuk nepuk pipiku, apakah aku bermimpi atau halusinasi.

"Kamu tidak bermimpi Hari" katanya mendekatiku.

Aku kagok dibuatnya, tas ditanganku hampir jatuh.

"Mau kemana Har. Biarkan aku menemanimu" katanya.

"Enggak kemana mana pak. Saya mau pulang. Sudah pesan ojek" kataku.

Dia merampas HP ditanganku dan melihat layar hpku.

"Aku sudah tau, kamu pasti mau menghindar dari aku. Sudah aku kenali sifat sifatmu"

"Iya saya mau pergi. Karena tidak ada juga pentingnya tinggal disini berlama lama"

"Hari....biar sore ini ada pentingnya, bagaiman kalau kita ngobrol"

"Maaf pak. Saya sudah terbiasa sendiri, jadi tidak mau berbicara sama orang asing"

"Orang asing? kamu bilang aku orang asing Har?"

"Iya. Karena saya tidak bekerja sama bapak lagi, jadi bapak orang asing bagiku"

"Ok, anggap aku ini orang luar angkasa sekalipun, jadi boleh dong berkenalan"

Tiba tiba ada yang memanggilnya. Om Rudi.
Aku langsung berfikir, tadi waktu di rumahnya minta bareng, ternyata mau menemui Brava.

"Karena sudah ada teman bapak mau ngobrol, jadi saya harus pergi"

"Hari....Hari.....tunggu" katanya.
Kulambaikan tanganku tanpa melihatnya.

Karena sudah sore juga, kuputuskan untuk pulang.

*****

Baru selesai membayar ojolku, sipemilik kost sudah punya laporan.

"Mas Hari, tadi teman mas yang dulu kesini datang."katanya.
Wah ini pasti Bowo, pikirku.

"Terimaksih pak" kataku meninggalkannya.
Dia tidak berkata apa apa lagi. Aku sudah illfeel sama dia semenjak dia bilang tidak boleh ada tamu nginap.

Akupun duduk di teras membuka sepatuku. Sipemilik kost sudah datang membawa 2 gelas kopi.

"Mas Hari tentu capek. Ngopi dulu mas" katanya.

"Maaf pak, bukannya saya mau menolak rezeki, tapi tadi sudah ngopi. Bapak mau mengingatkan uang kost an ya? Seminggu lagikan? Tenang aja pak. Saya akan pindah dari sini sebelum jatuh tempo" kataku.

"Bukan...bukan itu mas. Tidak bayarpun tidak apa apa" katanya. "Saya melarang orang datang kemari bukan karena apa apa mas.....saya....saya...."

"Kenapa pak. Bilang terus terang saja."

"Saya ini, Duda mas. Saya suka sama mas Hari"

"Duda?? hubungannya suka sama saya apa?"

"Saya suka melihat mas Hari. Suka karena mas itu tampan"

"Jadi selama ini bapak baik baik sama saya karena...."

"Saya ingin menyentuh mas Hari.  Saya bisex mas. Istri saya pergi karena dia tau saya suka sama laki laki"

"Bapak suka sama saya. Tapi saya tidak pak."

"Karena saya sudah tua ya mas.Saya tau mas Hari juga suka sama laki laki"

"Bapak tau darimana? Dan kalaupun saya suka bukan bapak orangnya. Maaf pak saya mau mandi. Terus istirahat"

"Mas Hari, tolong jangan bikin saya malu mas karena sudah mengakui kejanggalan saya"

"Tidak ada yang mendengar. Kenapa harus malu. Dan saya bukan mulut ember yang bisa menebar gosip. Udah ya saya mau masuk" kataku. Aku balik lagi. "Kopinya tinggalin aja pak, habis mandi saya minum" kataku.

Aku tertawa geli dibalik pintu. Lepas dari boss dan orang kaya ternyata pemilik kost bisa jadi mangsa....hahhaha.....

Apa dunia ini sudah kerasukan dunia Gay.....
Sempit banget dunia ini....

[••••]

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang