11

1.2K 56 8
                                    

Baru mau masuk gang kekontrakanku, aku melihat mobil mewah pak bossku.
Aku minta sama driver ojol yang kutumpangi pelan pelan ketika melewati mobil mewah itu.

"Busyettttt, pak Boss sama pak Sambas" pikiranku jadi parno.

"Mas stop disini aja mas. Biar aku jalan kaki kerumah" pintaku ke driver. Setelah berhenti, kubayar tanpa minta kembalian.

Segera aku dekati mobilnya.

Tok

Tok

Tok

"Eh...Hari, darimana" pak bossku bertanya.

"Kalau saya enggak usah ditanya pak boss. Justru saya mau bertanya, ber dua apa tersesat? atau ada yang ditunggu? Maaf kalau lancang bertanya"

"Enggak...enggak nunggu siapa siapa. Istirahat aja"

"Oh begitu. Maaf kalau begitu pak, saya sudah mengganggu" kataku dan menjauh dari mobilnya. Aku berjalan bukan ke arah kontrakanku tapi lawan arah masuk gang.

"Hari...Haryadi..." suara pak bossku memanggil. Aku berhenti.

"Bisa bicara sebentar"

"Silahkan pak. Bicara aja"

"Di mobil"

"Maaf, saya tidak mau melihat tampang itu orang. Kalau bapak mau bicara disini aja, silahkan sebelum saya berubah pikiran"

"Hari, Aku mencintaimu"

"Basi. Kemaren juga sudah saya dengar. Mencintai tapi masih nempel kaya perangko"

"Oh itu. Hanya buat teman aja. Nemenin aku."

"Temen tapi demen. Pak Brava itu bego apa tolol sih pak? Mau mendekati orang tapi bawa pacar. Siapa yang mau pak? Tidak bakal ada yang mau. Sebaiknya bapak pulang aja. Saya masih banyak kegiatan. Orang miskin soalnya,tidak se level"

"Hariyadi....Har...."

"Bego dipelihara. Disaat hati sudah terbuka, jadi tertutup lagi dah. Mending kalau tampan tuh si Sambas, jelek gitu masih digotong gotong kemana dia pergi....tolol...bego...oon...stupid" gemes aku

Aku masuk warung makan untuk mengopi menghilangkan penat.

"Udah si Bowo sama cowo lain, si bego direktur bawa bawa pacar, apa maunya sih dunia gay ini hah...."

Dalam ke galauanku, kuhubungi bang Valdi.

"Hallo bang, lagi sibuk enggak"

"----------"

"Saya gak masuk kerja bang, kalau gak sibuk saya mau ketemu"

"----------"

"Oh begitu. Lain kali ya"

"Semuanya sama. Anjing semua. Tai cinta. Disaat butuh aja pada ada maunya. Tololllll....tololllll" umpatku dalam hati.

Setelah kuhabiskan kopiku, aku keluar dari warung hendak pulang.

Kuintip mobil mewah pak bossku apa sudah pergi atau masih parkir, ternyata masih parkir disana.

"Gila kali itu orang ya, masih ngejogrok disitu aja. Bikin gua sengsara ini. Dasar bego"

Dengan berani aku menuju kontrakanku. Aku butuh istirahat. Cape hate cape pikiran aing mah.

Ketika melewati mobilnya aku pura pura tidak melihat. Tapi naas bagiku namaku dipanggil.

"Haryadi...mas Hari" panggilnya.
Aku menoleh.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang