5.

1.8K 64 8
                                    

SEX DENGAN ANAK SMP, BOWO.

Less Privat yang kujalani sudah 4 orang. Dengan begitu hari hari yang aku jalani tidak ada yang tersisa buat santai kecuali hari Minggu. Hari Sabtu karena saya libur kubuat 2 x mengajar. Cape???
Lebih cape menjalani cinta semu.

"Om, hari Sabtu depan, sepulang ngajar Om ada waktu enggak" Bowo si Chinese anak kls 3 SMP swasta yang ku ajari.

"Kenapa Wo. Om tidak tau, belum kepikiran. Ada apa?" tanyaku.

"Boleh temanin Bowo enggak? Bowo takut sendirian"

"Bapak sama Mamamu emang hari Sabtu enggak ada?"

"Berangkat ke Hongkong menemui Kakek. Kakek lagi sakit"

"Emang orang tuamu mengijinkan orang asing masuk ke rumah? Ini aja belajarnya di garasi" kataku agak sewot.

"Makanya temanin Bowo, Om. Kan mereka gak ada, bisa nginaplah"

"Enggak mau lah. Nanti pembantumu melapor berabe. Mata pencaharian om bisa berkurang. Panggil saudaramu lah. Bilang Orangtuamu"

"Bowo maunya sama Om Ro. Om ganteng"

"Hei...jangan bilang kamu suka sama Om. Kamu bukan gay kan?"

"Terus terang Om, hanya ke Om Bowo berani mengaku. Bowo suka sama om. Bowo ingin om peluk. Berapa kali pertemuan, Bowo ingin bilang. Tapi sekarang Bowo akui, Bowo enggak kuat Om." Bowo tertunduk.

"Wo, sejak kapan kamu suka sama Om?"

"pertemuan pertama Om. Setelah Om pulang, Bowo onani bayangin wajah Om"

"Shit" gumamku.

"Mumpung Papa Mama tidak ada, Bowo boleh enggak peluk Om"

Kutatap wajahnya. Dia menunduk.

"Maaf Om. Tidak apa apa kalau...."

"Boleh Wo. Silahkan" kataku.

Dia pelan berdiri dan menghampiriku. Dia memelukku. Tapi aku terbawa nafsu. Kudorong dia ketembok garasi, kuciumi dia dengan nafsu. Kuarahkan tangannya ke kontolku yang sudah menegang. Dia meremas remasnya. Kuraba pantatnya yang bundar.

"Kalau Om mau, boleh. Kontol om masukin ke lobang Bowo" pintanya.

Segera aku sadar, bahwa yang kulakukan sudah merupakan suatu kesalahan.

"Sudah Wo. Ini sudah melewati batas" kataku sambil membetulkan letak kontolku.

"Punya Om gede, Bowo suka" katanya cengengesan."Kapan Om bisa" lanjutnya.

"Keputusannya nanti sabtu. Sekarang Om tidak bisa jawab" kataku.

"Bowo bisa WA gak? Biar Bowo yang ke rumah Om"

"HP lagi rusak. Om tidak bawa hp sekarang"

"Kalau begitu, biar Bowo yang beliin HP buat Om, Bowo yang antar ke rumahnya Om"

"Jangan gegabah Wo. Kamu duit dari mana. Papa Mama kamu bisa curiga kalau kamu minta uang banyak banyak"

"Duit Bowo sendiri kok Om. Tidak bakal ada yang tau."

"Sebaiknya jangan. Om tidak mau kau belikan. Tapi kalau kamu mau, Minggu boleh kamu datang. Sekalian Om ajari"

Bowo memelukku saking senangnya.

"Sekarang Bowo bisa ikut gak Om. Kan masih siang. Bowo alasan aja mau ke rumah teman"

"Boleh Wo. Om juga sendirian dirumah. Sudah enggak tahan ya"godaku
Bowo tersipu malu

"Mau dekat aja sama Om. Nanti Bowo bonceng naik motor"

"iyah naik motor" kataku. Kupandangi wajah imutnya. Tak kusangka Bowo seorang gay. Tidak terlihat dari fisik atau penampilannya. Mengingatkanku sewaktu Aku masih masa SMP menyukai guru Matematika ku juga.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang