Hari terakhir libur, aku belum keluar keluar rumah. Sedangkan Brandon intens hadir di rumahku. Aku tau, Brandon seperti pria pria lain yang mempunyai BF. Aku mengetahuinya, ketika dia membersihkan air mani di perutnya di kamar mandi ada yang telpon. Karena tidak di jawab, maka diseberang sana mengirimkan WA. Jelas kubaca dilayar hp nya. "Ran, gue mau ketemuan. WA balik" My BF nama pengirimnya.
Apa masih mungkin aku akan menerimanya?
Akan timbul boroh baru dalam kehidupanku nantinya.
Seperti yang ku katakan, LEBIH BAIK SENDIRI.
Tapi kalau hanya untuk sex, mungkin aku akan layani selagi hati ini mau.Malam hari sekitar pkl 22 lebih, Bowo mendatangi kontrakan ku.
Ketika aku melihat wajahnya, aku langsung masuk lagi.
Tidak ku bukakan lagi, pintu untuknya.Didalam rumah aku mengingat ingat kembali hubunganku dengan Bowo. Aku menyukainya. Lebih besar rasa suka ke Bowo dari pada yang sudah dewasa. Terbalik memang. Rasa sukaku sama yang dewasa setelah mengenal Bowo, bisa dikatakan aku jatuh hati.
Tapi kebohongannya yang bilang mau liburan bersama keluarganya, membuat aku seakan membencinya. Aku sudah bilang, dia boleh berbuat sama siapa saja, asal jangan merusak kepercayaanku sama dia.
****
Pagi, Hari pertama kerja setelah libur.
Mulai dari kedatangan Brandon, disusul Bowo, pagi ini ada lagi yang datang, Om Rudi.
Rumahku sudah seperti klinik praktek dokter yang baru lulus.Pagi saat aku mempersiapkan Lamaranku, sudah ada yang yang menggedor pintu gerbangku.
Masih dengan kaos singlet dan celana buntung, ku datangi pintu.
"Pagi Har"sapanya.
"Pagi Om. Sorry Om, aku lagi mpersiapkan lamaran. Jadi mohon maaf, Om Rudi kalau aku tidak ijinkan masuk"
"Hari, sebentar"
"Maaf Om" kataku dan kembali ke kesibukanku. 'Ini lebih penting. Masa depan. Lu datang hanya mau muasin nafsu lu. Sorry sorry aja" gerutuku. 'Selama liburan, lu ingat gua juga kagak"
Setelah kubereskan semua berkas berkas lamaranku, aku membersihkan diriku, mandi.
Berpakaian rapi bak seorang kantoran, di iringi doa, kulangkahkan kakiku dengan pasti.Sesuai alamat kantor dan jadwal penerimaan yang ku baca di google, aku pun tiba dengan ojolku.
"Tunggu sebentar ya mas. Bossnya belum datang" begitu si resepsionis berbicara kepada kami pelamar yang sudah 4 orang.
"Baik mba. Kami tunggu" kata salah satu orang pelamar.
Aku dan teman teman pelamar hanya diam. Mungkin masih diliputi pikiran masing masing.
Setelah kami diterima oleh seorang boss yang berewokan, aku dinyatakan tidak diterima.
"Terima kasih pak atas waktunya" kataku melangkah dari ruang seleksinya. Aku tidak putus asa. Masih ada satu lagi. Pikirku.
Saat membuka pintu, kakiku baru saja melangkah, sesosok wanita setengah tua menyapku.
"Mas, baru wawancara ya"tanyanya.
"Iya bu. Tapi belum beruntung" jawabku."Permisi bu. Selamat pagi" kataku dengan sopan
"Tunggu dek. Lamarannya bisa saya ambil" katanya.
"Boleh bu" kataku menyerahkan lamaranku.
"Ini alamat nya ya mas. Rodotua Hariyadi A." beliau membaca namaku.
"Ok, tinggal aja. Nomor handphone aktif ya"
"Iya bu. Terimakasih" kataku meninggalkan tempat.
Diluar gedung bertingkat itu, tanpa memikirkan ibu yang tadi, kupesan ojek online untuk ke perusahaan berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )
Fantasy⚠️WARNING⚠️ Bacaan GAY dan DEWASA Haryadi seorang sarjana fresh graduated dari sebuah universitas swasta. Dengan segala liku liku hidupnya baru mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmunya. Pak Rava, sebagai boss jatuh cinta kepadanya, tapi ada...