45

615 36 11
                                    

Aku tidak tau mau dibawa kemana oleh Mas Brandon. Jalanan yang kami lewati belum pernah aku kenal. Lewat toll.

Jalanan padat malam itu membuat aku agak boring. Brandon memperhatikan kegelisahanku.

"Heii...kamu kenapa Har" tanyanya.

"Enggak kenapa napa Bran. Agak boring aja gak sampe sampe" jawabku.

"Maaf Har. Saya tidak tau kalau kamu tidak suka travelling"

"Travelling?? You mean, we are on travelling. In the night? where is the destination, Bran?"

"Just calm down Hari. You will enjoy the nature when you get there. There so cold weather. Pokoknya kamu pasti suka."

"Enggak pernah pergi pergi Bran."

"So, enjoy your first time with me"

"Mau ngobrol aja lah ya kok mesti jauh gini Bran"

"Hanya ngobrol?.Saya ingin mengenalmu Har. Terlepas kamu sama siapa. Apa salah bila aku mau dekat sama kamu"

"Salahhhh besar. Big mistaken"

"Maksud...."

"Kamu dan saya beda alam Brand. Duniamu eksekutif..sedangkan aku hanya...."

"Jangan pernah bawa bawa derajat dalam pergaulan Hari. Saya ajak kamu karena saya suka. Tidak ada miskin kaya pengusaha karyawan pemulung atau juragan"

"Aku tau orang penggede kaya kalian tidak akan pernah mengerti arti sebuah kehidupan. Yang kalian tau, suka dan bisa memberi apa yang akan kalian beri"

Ccciiiittt...tiba tiba mobilnya di rem.

"Maaf Har, kalau saya mau tau kamu lebih banyak"

"Pengalaman Brandon, pengalaman telah mengajarkan saya arti menghargai diri sendiri.
Om Rudi, Brava, Valdi telah membuka mata saya untuk bisa menerima atau menolak seseorang. Jabatan saya sudah bagus di perusahaannya Pak Brava. Ternyata dia menyukai saya bahkan jatuh cinta. Tapi semua hancur setelah aku tau, dia dengan pria prianya dengan mantan mantannya. Hatiku hancur, hingga aku bertekad membangun sendiri usaha lessku. Mereka masih intens menggangguku. Sekali sekali aku layani demi kepuasan, karena saya juga tidak munafik, saya butuh sex. Tapi itu sudah berbeda"

Mobil dijalankan lagi.

"Kamu takut karena akan terjadi sama saya. Bukankah begitu Hari?. Dengarkan saya Har, saya mengajak kamu untuk lebih tau siapa kamu dan kamu akan lebih tau siapa saya"

"Maaf Bran. Yang tau dirimu hanyalah kamu. Tidak mugkin kamu menceritakan secara dateil kehidupanmu."

"Hari, kamu sudah tau Saya tinggal dimana. Tempat tidurku sudah kau tiduri. Air manimu pun sudah tertinggal disana. Kenapa kamu harus takut mengenal saya"

Aku terdiam..

"Bran, kalau tujuanmu untuk hidup bersama saya, jauhkan pikiranmu. Aku memang suka sama kamu, tapi buka berarti kita saling ingin memiliki"

"Betul. Itu betul. Tapi saya terlanjur menyukaimu... Lama ini kuimpikan Har. Mengintip rumahmu, mengawasi kepergianmu, semua karena hati ini. Oh ya Har, ini kita sudah masuk lokasi. Kita belanja dulu ya buat nanti"

"Rencana berapa lama Bran"

"Sepanjang kamu mau dan bisa, selama liburan"

"Hah, rumahku gimana?"

"Tidak akan digotong maling"

"Gampang aja ngomongnya"

Pada saat mau masuk mini market, aku melihat sosok yang sering memberikan kepuasan pada diriku.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang