23

777 37 15
                                    

Restoran yang membawa masakan jawa dipinggir jalan tidak begitu ramai malam itu aku lihat ketika aku turun dari Mobil Online yang kutumpangi.

Ada beberpa pasang mata melihatku ketika membayar ongkosku.

Dengan tenang aku melangkah masuk menuju tempat yang didekorasi sedemikian rupa. Tidak memperhatikan kanan kiri, langsung ke pusat tujuanku.

"Bang Rodotua, ada disini rupanya" teriakan kak Keyla membuat tamu undangan termasuk pak bossku melihat ke arah kami. "Ayo bang kita kesana" katanya dan kami menuju pak bossku.

"Selamat Ulang Tahun pak. Saya tidak bisa memberikan apa apa, karena hadiah yang akan saya berikan sudah bapak baca" kataku.

Senyumnya melihat wajahku.

Kak Keyla mempertanyakan keberadaanku. Dan dia cerita ke pak bossku bahwa aku adalah guru anaknya yang membuat anaknya juara dikelasnya.

"Jadi bang Ro ini kerja sama mas Rava toh" Valdi menyalami aku yang membuat pak Bossku merasa heran.

Aku baru dapat info bahwa pak bossku masih ada hubungan saudara sama kak Keyla istrinya bang Valdi. Tapi bang Valdi tidak kenal dekat dengan pak Brava, karena yang behubungan tali darah adalah kak Keyla.

Satu poin yang dapat aku ambil dari pertemuan ini, karyawan sudah bisa melihat aku siapa. Agak sombong memang kurasakan. Tapi mata mereka bisa terbuka bahwa aku bukan Pria Misterius seperti yang disematkan pada diriku.

Hanya salaman dan sedikit bincang bincang tidak memakan waktu, segera aku pamitan.

"Kak Keyla, bang Valdi saya duluan pulang ya, mau ikut pertemuan orang tua anak Less saya" kataku dan menghampiri pak bossku.

"Maaf pak boss, saya hanya bisa menampakkan diri, menunjukkan rasa hormatku ke bapak. Saya mau ikut pertemuan seperti yang saya tunjukkan ke bapak kemaren"

Pak bossku memberiku ijin.

"Nanti malam datang ke apartemen ya Har" pintanya.

"Maaf pak, pacar bapak sudah melihat kesini. Lain kali saya pasti datang" jawbku.

"Kenapa mas Har mempermaslahkan keberadaan Sambas?"bisiknya.

"Karena saya tidak suka dari awal" balasku. Dan aku memutar badanku untuk pergi.

"Bang, biar saya antar" Bang Valdi tiba tiba nyeletuk membuat  pak bossku agak heran.

"Ma, saya antar bang Ro ya, sekalian saya mewakili anak kita, Fano" terangnya. Kak Keyla menarik tangan suaminya dan mereka saling berbisik.

Aku tau yang dibicarakan, Kak Keyla tidak ingin bang Valdi mengganggu aku.

"Maaf bang, biar saya naik ojol aja. Stay aja disini sama kakak" kataku.

"Iya bang Ro. Salam sama teman teman. Kami pasti mendukung" kata kak Keyla dan meminta selfie untuk dikirim ke group.

Akupun meninggalkan ruangan yang meriah itu.
Bang Valdi menyusulku.

"Tunggu abang sampai datang" bisiknya waktu melangkah di sampingku.

Aku tidak tau juga kapan pak bossku menyusul hingga sudah berada diantara aku dan bang Valdi.

"Ini orang yang bernama Valdi di hp mu Har?" tanyanya.

"Iya pak boss. Ternyata masih saudara an ya sama pak Boss" kataku. Mereka saling pandang.

"Ok pak boss nikmati hari bahagianya pak boss. Bang Valdi saya duluan ya, ojek nya sudah datang"

"Iya bang Ro. Tunggu sampai saya datang" kata bang Valdi.

Pak bossku melihat ke bang Valdi.

****

Diatas ojol ku, aku berharap Bang Valdi sama pak Bossku saling suka. Dengan begitu, pemain sesungguhnya, bang Valdi bisa menyingkirkan si bayang bayang hitam Sambas.

Aku senyum sendiri membayangkan bila benar benar terjadi.

Tapi namanya Kaum Gay, pasti memilih yang berkenan di hatinya.
Secara fisik, pak bossku masih setingkat diatas bang Valdi soal ketampanan. Bang Valdi pasti suka sama pak bossku. Tapi pak bossku??? Aaahhh...ngapain mikirin.

Aku tidak sadar bahwa saya sudah tiba di tujuanku, karena drivernya berhenti. Segera kubayar ongkosku.

Bowo ternyaya sudah menunggku dari tadi. 

"Om ganteng...." panggilnya pelan dan langsung menyambutku di gerbang rumah mewah tempat yang dijadikan untuk pertemuan kami.

"Peluk Om" bisiknya

"Niihhh...."kataku mengepalkan tanganku. Dia tertawa.

"Habis....kangen"

"Kangen apaan sih. Baru juga ketemuan. Om gigit juga nih"

"Mau...." manjanya.
Kami pun masuk kedalam dan menuju lantai 2. segera aku memberi salam sama mereka.

"Bang Rodotua, kenalkan ini si pemilik rumah, pak Rudianto dan nyonya." kata ibunya Cicil.

Kami pun berkenalan. Aku melihat wajah pak Rudi kira kira 50 tahuan lebih. Tapi masih tampan. Pada umumnya orang kaya begitu ya....

"Bang Ro makan dulu kalau masih lapar" Pak Rudianto menawarkan. Aku langsung meng 'iya' kan karena saya memang lapar.

"Maaf tadi di pesta hanya sebentar. Jadi beneren lapar ini" kataku.

"Makan bang. Yang banyak makannya biar tambah ganteng" bisik Pak Rudi. Aku melihat ke arahnya. Hanya kami berdua yang berada di meja makan.

"Om yang ganteng. Putih. Hari suka melihatnya" kataku sambil meyendok makanan ke piringku.

"Namamu Ro, Hari?"

"Rodotua Haryadi Arginesius lengkapnya. Di less orang pada manggil saya Ro. Di kantor orang memanggil saya Hari."

"Om panggil Hari aja ya"

"Terserah si ganteng aja" bisikku.

Dia tersenyum. Dalam hatiku, mangsa nya Bang Valdi nih....hahahaaha.

"Dek Hari tinggal sendiri atau keluarga?" pertanyaan yang sering ku dengar selama menyandang predikat Gay.

"Sendiri Om. Nge kost"

"Oh...bebas dong ya"

"Bebas tapi no time for fun, Om. Tersita kerja dan Less"

"Sabbtu atau minggu?"

"Samimawon Om. Om nanya nanya, suka ya sama Hari"

"Ahhh..hanya nanya..."

"Kalau suka bilang aja Om. Hari bisa jaga rahasia" kataku.

"Emang kamu suka sama cowok Har?"

"Tergantung Om. Tidak semua pria Hari suka. Sukanya yaaahh...seperti Om. Dewasa" jawabku.

"Kamu suka lihat Om tidak"

Pembicaraan kami terhenti karena panggilan ibu ibu, biar segera dimulai acaranya.

Aku pura pura minum tergesa gesa dan terbatuk.

"Pelan pelan Har..." kata pak Rudi.

"Ok ibu ibu dan adek adek. Kita mulai" kataku

Pak Rudi ikutan duduk dibelakang sana menatap ke arahku.

Akupun menyanggupi untuk mengajar kembali 3 kali seminggu. Selasa, kamis dan Sabtu. Khusus Sabtu mulai pkl 13.30 wib ditempat yang dijanjikan dengan 12 siswa.

Aku sangat berterim kasih sekali atas niat mereka memakai jasa aku. Ternyata kemampuanku masih bisa dipertimbangkan oleh orang tua siswa yang saya ajarin

[••••]

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang