4

1.9K 62 13
                                    

BERTEMU ORANG TUA MURID

Dua hari aku tidak melihat bossku di kantor. Serasa sepi tidak ada yang mengetuk pintu ruangan ku. Tidak ada wajah tampan hitam manis yang kunikmati.

HP ku juga seakan akan ikut mendukung galaunya hatiku tidak ada tanda tanda memiliki conecting.

"huuffffsssh" desahku.

Hingga jam istirahat tiba aku merasa sendirian.  Aku bisa memahami sikap teman temanku sekerjaku yang dari awal tidak bisa menerima kehadiranku. Terlebih pak Iskandar. Mungkin dari dialah berasal ketidak akraban ku sama mereka yang sudah bertahun tahun kerja disana.

"Kenapa kamu bisa melamar kerja disni, kan tidak ada lowongan. Kalau bukan karena kamu, saudaraku yang mengisi kursi empukmu" begitu kata pak Iskandar ketika dia tau aku akan mulai  bekerja setelah wawancara.

"Saya itu melamar kemana aja pak. Semua perusahaan saya kirimi surat lamaran. Nasib berpihak ke saya, iyahhh...keterima" kataku.

"Apa istimewanya kamu"

"Keistimewaan tidak dinilai dari segi apapapun. Tapi dinilai dari hasil wawancara. Pak boss menerimaku kan?"

"Sombong bener."katanya lalu pergi meninggalkan ku.

Awal yang tidak bagus memang. Tapi tidak apa apa menurutku. Toh dia juga sama seperti aku, hanya 'Seorang Karyawan'

"Dehhhh ada yang galau nih" sindir seorang teman yang kumpul hendak turun makan siang.

Tapi aku cuek aja. Dan aku turun untuk makan siangku.  "Selama mereka tidak menyentuh tubuhku, akan kubiarkan mereka dengan segala mau meteka. Mereka adalah mereka, Aku adalah aku"  prinsipku.

Duduk sendirian menikmati makanku, akhirnya ada juga teman untuk bercengkerama.

Ada WA masuk. Tapi tidak ada nama pemilik.

"Selamat siang mas. Saya orang tua yang mau less privat. Nanti malam bisa datang ke rumah gak  mas. Biar ngobrol ngobrol" bunyi WA.

"Bisa pak. Bisa. Jam berapa saya disana pak?"

"8 saya tunggu"

"Baik saya akan hadir disana. Terimakasih ya pak"

Aku harus prepare membawa ijazah kelulusan sarjanku sebagai bekal pertimbangan nanti.

Dengan sedikit santai dengan rokok menemaniku aku membuang sepi hatiku dengan memandangi para pekerja yang makan siang.

Satu persatu mereka meninggalkan warung makan, demikian juga aku. Aku beranjak menuju kerjaku.

Berkutat dengan komputer menyelesaikan kerjaanku, membuatku bisa melupakan wajah pak bossku hingga jam bubaran kantor. Seperti biasa akulah yang paling belakang keluar karena tidak akan ada yang mengajakku.

Baru saja pintu ruanganku ku buka, aku tertegun melihat sosok yang kurindukan selam 2 hari ini.

"Pak Boss...." sapaku."Maaf pak saya mau pulang" kataku hendak menutup pintu ruanganku.

"Hari....."katanya dengan mata sayu. Aku tertunduk. Dia memegang daguku untuk menengadahkan wajahku.

"Aku mau bicara, bisa?" pintanya.

"Maaf pak, hari ini saya mulai mengajar Less, takut tidak tepat waktu" kataku.

"Mengajar Less? untuk apa?"

"Menambah penghasilan. Menyibukkan diri"

"Hari apa saja less nya"

"Tiap hari, termasuk Minggu"

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang