39

618 38 14
                                    

Selingkuh???

Sebuah kata yang kupikirkan sedikit membuat aku tersenyum. Coba aja bayangin, percintaan sesama jenis antara 2 pria matang Rudi dan Rava  bisa saling menerima pasangannya selingkuh. Anjirrrrr. Pasangan apaan itu.

Setelah kupikir pikir, boleh juga melakulannya. Tapi itu bukan style gua. Bukan gua itu....
Pusing juga aku memikirkannya.

Setelah Bowo pulang pagi itu, aku membereskan semua pakaian kotorku hendak ku laundry. Aku sudah memberi kabar agar datang mengambilnya. Demikian juga air isi ulang. Repot memang.

"Hari....Haryadi...." suara Om Rudi kudengar. Aku berada d ruang  dapur rumahku. Aku pun datang menghampiri.

"Om sepagi ini sudah datang. Ini aku lagi repot nih Om. Gak ada gawean apa pagi pagi dah keluyuran." sedikit ketus aku melayaninya.

"Jueteeeek terus....sekali sekali bersikap manis napa sih, Har" katanya.

"Jutek dan marah marah aja, masih ada yang nyamper. Jalanan apa hanya ke rumah Hari sih Om. Luuuurrruus gitu. Gak ada belokan atau perempatan atau pertigaan gitu. Pagi pagi dah nyumpel aja dimari. Gimana kalau aku bersikap manis??? Bisa bisa pindah rumah kali Om"

"Hahahaha...kamu itu. Kaya burung parkit."

"Gak habis pikir aja sih Om. Pagi, siang, malam ke sini aja, kenapa gak tengah malam atau subuh sekalian"

"Boleh? Kalau boleh mah, Om datang"

"Sinting ahh. Gelo....Edunnnn..." kataku. Ehh dia malah memelukku. Bahaya nih. Gua kan baru saja selesai sama Bowo.

"Aiiirrr....Bang Hari, airnya bang" suara pengantar air ulang.

"Yoooo iiii...bentar bang" terikku dari dapur. "Jangan brisik Om" kataku dan aku menemui pengantar air.

Setelah kubayar, kubawa dengan menggulingkan galon ke dalam. Segera kukemas untuk kupasang ke dispenser murahan. ( Yang penting judulnya dispenser walau hanya buat panas dan biasa).

"Uffff...cape juga" kataku setelah memasang galon di dispenser. Aku menuju belakang, tapi Om Rudi gak ada. Kubuka kamarku, dia sudah rebahan dengan telanjang dada. Sexy...

"Pagi pagi tiduran, penyakit gula nyaho sia" gerutuku. Aku balik lagi dengan kesibukanku. Om Rudi malah keluar.

"Hari....kok Om dicuekin" katanya.

"Jiah si Om, gak lihat apa lagi sibuk"

"Nanti aja Har. Suruh orang lah buat beres beres" katanya mendekatiku.

"Hayo mau ngapain. Ja..." dia memelukku dan menciumku.

"Jangan menolak Har. Om ingin sekali melakukannya untuk yang pertama kali" suaranya pelan tapi bergetar.

"Selingkuh....?"

Dia tidak menjawab lagi, mulutnya sudah menyapu bibirku. Lidahnya dimasukkan ke rongga mulutku.

Kutarik kepalaku. "Om...." kataku memandang wajahnya.

"Kenapa sayang..." bisiknya sambil menarik kaosku untuk membukanya.
Dadaku diciumnya. Lalu tanganku di tariknya ke kamar.

"Hari belum mandi Om. Masih keringatan" bisikku.

Dia menggeleng. Lalu mencipoki bibirku. Tangan kirinya menyusup ke dalam celana pendekku. Dia berjongkok dan kontolku sudah dalam mulutnya.

"Zsahhh...Om.....aahmm..." desahku. Kontolku sudah tegang.

Dia menarik celana pendekku, sehingga aku sudah telanjang, bugil polos seperti bayi.
Dia membuka celana panjang kerjanya. Dua kontol yang sama sama panjang dan besar bergerak gerak.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang