44

621 37 12
                                    

Membereskan bekas makan kami, Brandon pergi ke dapur. Dia menanyakan mau minum kopi atau es cream sebagai bahan untuk kami mengobrol.

"Ice Cream? Jangan Bran. Kopi aja" kataku.

"Ok, stay cool and don't move. I'll bring you whatever do you want"

"Aku mau mandi Bran. Badanku lengket lengket nih" suaraku agak kencang karena dia masih di dapur.

"Sebentar Har, biar saya siapkan" katanya sambil membawa segelas kopi dan se kotak es krim ditangannya.

Dia pergi ke kamarnya. Aku melihat handuk dan kaos pengganti dibawanya dan memberikan ke aku.

"Mandilah Har, biar segar"
Aku mengangguk dan membawa handuk.

Di kamar mandi kurenungkan arti pertemuanku dengan Brandon. Kubandingkan dengan orang orang yang pernah singgah di hidupku.

Aku bertanya dalam hatiku. Apakah Brandon akan sama dengan Om Rudi? Karena secara fisik mereka sama. Senyum mereka sama. Bedanya, Brandon tidak menggebu gebu karena kesukaannya. Dia menunjukkan rasa sukanya dengan berbicara sopan dan baik, tapi memikat hati.

Valdi dan Brava sudah tidak termasuk dalam kamusku.

Bowo?? Ini masih tanda tanya besar. Walaupun dia menunjukkan perhatian lebih ke aku, aku yakin dia menyimpan sebuah misteri.

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar mandi diketuk oleh Brandon.

"Hari...Haryadi...Apa kamu baik baik saja" Suara Brandon yang menghawatirkan ku karena belum ada suara setes airpun semenjak aku masuk.

"Hari....Hari...." panggilnya semakin kencang dan memukul mukul pintu.

Kubukakan pintu menunjukkan diriku bahwa aku baik baik saja.

"Aku baik baik saja Bran"

"Hari....ihhhh....itu..." katanya menutup matanya tapi bisa melihat karena jarinya meregang.

"Ohh...Sorry..."kataku. Aku pun masuk dan menyiram seluruh tubuhku. Segar.

Dengan hanya handukan dari kamar mandi aku menuju pakaian yang diberikan Brandon.

Dia sudah duduk menungguku dengan es krim di tangannya.

Kulepaskan handukku didepan matanya. Kutatap wajahnya, matanya tertuju ke badanku.

"Hari...." katanya. Dia menelan ludahnya. Aku diam menunggu reaksinya. "Boleh.....?" pintanya.

Aku mengangguk "Iya, Sangat boleh Bran" jawabku.

Dia menghampiriku. Bibirku dilumatnya. Kubalas ciumannya. Tangan kirinya meraba kontolku yang masih terbungkus celana dalam putihku.

Kusingkapkan kaosnya. Kucium dadanya.

"Ke kamar Har. Kita ke kamar" bisiknya dengan nafas beratnya.
Tanganku di tariknya.

Di dalam kamar, masih dalam berdiri ku buka celana dalamku. Dia langsung berjongkok mengoral kontolku. Kutarik badannya.

"Penetrasi dulu Bran" kataku. Dan ku tuntun dia ke tempat tidur.

"Hari, apa kamu suka dengan saya? Jujur jawabnya Har"

Kujilati seluruh badannya. Aku tidak menjawab.

"Har...aahh...zsahh...aahh...Hariyadi, apa kamu suu.kaaa..aahh...aahm...sama aku" tanya nya lagi sambil menikamti jilatan dan ciumanku.
Kuhentikan aksiku. Kubelai rambutnya. Kuelus pipinya.

SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang