Masih dalan mimpiku dalam tidur, pkl 04.49 pintuku diketuk. Aku dengan malas malasan bangun dan menuju pintu rumah.
Baru saja kubuka sedikit, pintuku sudah didorong paksa.
"Bowo, ngapain subuh subuh kemari" kataku sedikit emosi dan menutup pintuku.
Saat aku masuk ingin melihatnya. Dia sudah duduk dengan kepalanya diatas lututnya dan menangis.
"Halllo...kenapa menangis" kutanya dia, malah bangkit dan memelukku.
"Maafin Bowo Om, maafin." isaknya.
"Maaf untuk apa Wo"
"Bowo tau Om marah sama aku melihat kami nonton"
"Oh itu. Om tidak marah. Haknya kamu Wo. Kamu dengan siapa Om tidak bisa melarang. Om tau kok kamu punya pacar. Masih wajar selama prestasi sekolahmu tidak terganggu"
"om tidak marah"
Aku menggeleng "Tidak"
"Dialah yang sering kasih uang ke Bowo. Hp yang bowo kasih ke Om juga dari dia. Bowo cinta sama Om Hari, buat nyenengin hati Om, apapun bowo akan kasih" masih terisak dia.
"Duduk" kataku."Enggak habis pikir aja Om, Bowo. Kamu menikmati sex, hasilnya kamu berikan ke Om. Om tidak mau itu. HP yang kamu berikan sudah Om bungkus rapi, kamu boleh bawa lagi"
"Om..."
"Itu tidak guna lagi buat Om. Masa belajar sudah selesai kuharap kau terima kembali"
"Bowo tidak mau Om. Bowo yakin Om tidak mau lagi nemuin Bowo" tangisnya makin menjadi.
"Kau masih punya pria ganteng dan banyak duit Wo. Apalah Om ini, tidak bisa membuat kamu bahagia. Jangan kau khianati dia. Om lihat orangnya baik"
"Gak mau Ooom, Bowo tidak mau Om putusin. Bowo mencintaimu Om"
"Wo, konsentrasi dalam ujian semester, itu yang Om minta sama kamu. Cinta urusan no 2. Sekarang kamu pulang, Om mau mandi siap siap kerja"
"Ooommm...hpnya buang aja, bowo tidak mau bawa pulang"
"Bawa aja. Kamu kasih ke siapa atau buang, kamu sendiri aja yang melakukannya"
"Bowo tidak mau pergi"
"Terserah kamu Wo. Om mau mandi" kutinggalkan dia dalam tangisnya. Kukunci kamar mandiku agar dia tidak bisa masuk.
"Om buka om...bukaaaaa" dia masih menangis. Tapi kuteruskan mandiku. Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku melihatnya tiduran miring di atas tempat tidurku. Aku tidak perduli.
Saat aku mau berpakaian, dalam keadaan bugil Bowo tiba tiba memelukku.
"Bowo mencintaimu Om" masih dalam isaknya. Kubalikkan tubuhku dan kuraih kepalanya kuciumi dia. Aku mencari cara agar dia tenang dan aku bisa pergi kerja dengan tenang.
"Om juga mencintaimu Wo" kuhapus air matanya." Tenangkan dirimu, Om pake pakaian dulu, kita berangkat sama sama" kataku. Dan ternyata trik ku berhasil.
"Wo tunggu di motormu, Om bentar lagi selesai" kataku.
"Baik Om" katanya dan keluar dari rumah. Segera kuambil spidol untuk menulis di bungkusan hp nya "Jangan pernah temui Om lagi," kubungkus kembali dengan rapi dengan kertas hvs.
Setelah beres aku pun menemuinya.
"Ayo wo. Antar sampe dekat sekolahmu. Om mau menemui orang tua siswa Om lebih dulu ngasih tau bahwa less semester berikut tidak ada dulu"
"Tapi Bowo tetap less kan Om"
Aku tersenyum.Bowo membonceng hingga pekarangan sekolah.
Setelah sampai digerbang sekolahnya kusuruh dia cepat pulang dengan alasan takut terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPOTONG CINTA DALAM PRIVAT LESS. ( GAY )
Fantasy⚠️WARNING⚠️ Bacaan GAY dan DEWASA Haryadi seorang sarjana fresh graduated dari sebuah universitas swasta. Dengan segala liku liku hidupnya baru mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmunya. Pak Rava, sebagai boss jatuh cinta kepadanya, tapi ada...