Alfa tidak membiarkan Anne istirahat barang sedetik pun. Ia menarik tangan Anne lagi dan lagi seperti tidak ada habisnya.
Dan disaat mereka benar-benar lelah, mereka berhenti. Alfa membiarkan Anne untuk beristirahat, sedangkan Alfa mengambil putung rokoknya kemudian menyalakannya di balkon apartemennya.
Alfa duduk dan mengurus napas panjang. Sudah pukul tiga pagi tapi Alfa tidak merasa kantuk sama sekali, ketika ia menoleh ke belakang dan melihat ruang kamar karena pintu yang sengaja tidak ia tutup, ia melihat Anne yang sudah tidur dan tampak mengenaskan.
Alfa meminum seteguk minuman ketika tidak sengaja melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Sesekali ia menarik napas, menyadari sebuah kenyataan kalau dia memang benar-benar sudah menikah.
Tanpa sadar Alfa mengangkat setengah bibirnya sinis. Ia nyaris tidak percaya. Lalu, sesaat kemudian, ia melihat lagi Anne yang meringkuk di sana. Perlahan-lahan, ia berjalan mendekat, masuk ke dalam kamar kemudian menyentuh bahunya.
Anne sedikit terusik akan sentuhan itu. Tiba-tiba, Alfa sudah menyiumi tubuh Anne.
"Alfa ...?"
"Hei ..."
"Lagi?"
"Mungkin, sebentar lagi aku akan mati di tanganmu."
Dan semuanya kembali terjadi.
***
Di tempat lain, Max telah selesai menata seluruh berkas. Memilah lagi izin penyelenggaraan lokasi syuting dari warga kota setempat. Max telah selesai merampungkan seluruh apa yang sudah menjadi kewajibannya.
Tapi, ada satu hal yang membuat semuanya agak sedikit runyam. Salah satu artis terlibat kasus narkoba. Membuat Max harus segera pergi menemui Alfa dan memberi tahukan apa yang sedang terjadi untuk memutuskan jalan keluar bersama-sama.
Setelah sampai di depan apartemen, Max segera memencet bel. Perlu beberapa menit ketika pintu itu terbuka, Alfa sendiri lah yang membuka pintu itu.
Sebuah pemandangan yang berhasil membuat Maxime syok. Alfa bertelanjang dada, keringat masih keluar dan ia hanya menggunakan celana kolor seadanya.
"Astaga ..."
Maxime kaget bukan main. Ketika ia berjalan masuk ke dalam pun, matanya kembali dibuat melebar. Sebuah pemandangan yang nyaris membuat Maxime ingin segera melarikan diri.
Semua pakaian tersebar ke seluruh penjuru, ruangan acak-acakan. Semua benda tidak pada tempatnya, bahkan yang lebih mencengangkan adalah, beberapa pakaian dalam tergeletak mengenaskan di atas lantai.
Lalu, saat Maxime tidak sengaja melihat kamar Alfa yang tidak sengaja terbuka itu, ada Anne berada di dalam sana sedang meringkuk dan ...
Brak!
Alfa segera menutupnya.
"Apa kau tidak bisa mengendalikan diri?!"
Alfa menggeleng. "Aku tidak bisa."
"Astaga! Dia sedang hamil dan kau masih bisa memporak-porandakannya!"
"Kata dokter tidak apa-apa."
Alfa bahkan tidak sungkan oleh Max dan malah duduk di atas sofa.
"Katakan! Apa yang membuatmu kemari."
"Bisa kah kau mandi dulu atau membereskan seluruh barang-barang ini?"
"Mandi pun aku akan berkeringat lagi. Dibereskan pun semua barang-barang ini akan melayang lagi."
"Bangsat kau, Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...