BAB 31 - BERTEMU

7.5K 437 14
                                    

Hari ini, hari di mana Anne bekerja di sebuah panti. Ternyata, benar apa kata Sofia, pekerjaan ini sangat berat. Bahkan di dalam satu minggu Anne bekerja saja, Anne merasakan lelah yang luar biasa. Anne hanya berdua bersama dengan paman. Melayani penghuni panti yang sudah sangat tua, menyuapi mereka makanan, mengganti pampers mereka, dan membersihkan tubuh serta ruangan mereka karena sebagian besar dari mereka sudah tidak dapat melakukan lagi dengan kedua tangan dan kaki mereka.

Ternyata benar, bahwa ketika kita sudah tua, kita akan kembali menjadi seperti bayi. Dan seperti biasa, hingga senja menjelang, Anne baru bisa mengistirahatkan tubuhnya kemudian duduk di ujung ruang. Meminum air putih, juga makanan seadanya yang hanya berisi nasi dan telur dadar.

"Bagaimana Ann? Cukup melelahkan kan, bekerja di sini?"

Tiba-tiba seseorang laki-laki paruh baya datang dari arah belakang. Paman Willy namanya. Paman dari Sofia yang mungkin, Sofia sudah bercerita banyak tentang dirinya ke paman Willy.

"Ya, paman. Lumayan ..."

Willy terkekeh mendengar jawaban Anne. Setelah itu, ia kemudian ikut duduk bersebelahan dengan Anne. "Percaya lah, kamu orang ke delapan yang aku temui. Lima dari mereka langsung keluar ketika mengetahui pekerjaan mereka. Dua di antaranya, keluar setelah tiga hari. Tapi kau ...? Aku cukup takjub ketika kau melewati hari sampai hari ke tujuh."

Anne terkekeh.

"Ada dua alasan kenapa aku bertahan, paman."

"Apa itu ...?"

"Pertama, saya tidak mempunyai tujuan lain. Lalu yang kedua, memang benar bahwa saya hampir menyerah, tapi setiap kali saya melihat wajah-wajah mereka, saya merasa kasihan."

Sejenak Anne menghentikan kalimatnya, tapi kemudian Willy menoleh menatap Anne lekat-lekat.

"Ketika saya mengobrol dengan mereka, mereka sangat bahagia. Beberapa dari mereka mungkin rindu dengan keluarga. Ketika saya menggenggam tangan mereka, itu pertama kalinya saya melihat mereka tersenyum bahkan tertawa."

Willy terperangah akan jawaban itu.

"Pada akhirnya, aku menemukan orang yang juga merasakan hal yang sama denganku."

"Maksud paman?"

"Asal kau tahu? Aku banyak ditawari menjadi perawat di rumah sakit besar. Tapi rasanya, aku tidak rela meninggalkan mereka. Aku hanya merasa, siapa yang akan merawat mereka jika bukan aku. Beberapa dari mereka ditinggalkan keluarga bahkan anaknya sendiri. Sebuah alasan klasik katanya mereka sudah tua dan pikun, dan tidak ada yang menjaga mereka."

Willy mulai berkaca-kaca. Tapi Anne juga sudah cukup mengerti. Mereka kemudian tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing, menoleh pada jendela kaca ketika melihat beberapa penghuni panti jompo itu berada di luar ruangan. Bekerja di tempat ini, jauh lebih memunculkan rasa empati, simpati dan juga sisi kemanusiaan yang tinggi.

"Habiskan makananmu. Kita bisa pulang setelah ini. Ada penjaga malam yang akan datang."

"Iya paman."

"Oh iya, terima kasih. Berkatmu, pekerjaanku bisa lebih ringan. Tapi jangan lupa dengan kehamilanmu. Jangan terlalu dipaksa. Jika benar-benar lelah, bicara lah agar kau bisa beristirahat.

Anne melambaikan tangan ke arah Willy. Tapi sebelum pulang, Anne harus membereskan dulu sisa makanan yang baru saja ia makan, samar-samar ia melihat Willy sudah dijemput oleh istri dan anak-anaknya. Sebuah pemandangan yang sangat hangat, hingga terkadang membuat Anne iri akan keluarga itu.

Nasib Anne sungguh berbeda.

Anne bergegas. Tapi ketika ia mulai menenteng tas, tidak sengaja ia melihat sebuah suara melalui siaran televisi yang menyala. Sebuah berita yang masih menjadi trending topik bahkan sampai saat ini.

HAVING HIS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang