ADA PROLOG, KEMUDIAN ADA EPILOG
YAPS... CERITA HHB BERAKHIR DI PART INI :)
***
Hari ini, adalah hari di mana hari dengan hujan yang lumayan lebat. Anne malah jadi ingat ketika dulu dia berjalan mengitari halte bus seperti ini ketika dia mencari Alfa seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Rasanya sama-sama patah. Hatinya sama-sama sakit. Hari ini adalah sidang yang mungkin terakhir ia datangi setelah minggu kemarin terjadi proses mediasi, tapi hasilnya tetap saja nihil. Dari pihak Anne, ia tetap kekeh untuk berpisah.
Alfa juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bahkan ketika mereka duduk berdua seperti ini di dalam sidang hingga ketukan palu berbunyi, Alfa juga masih tidak percaya kalau mereka pada akhirnya telah berpisah.
Satu tetes air mata tetap turun dari kedua pipi milik Anne. Akhirnya, beban yang ada di pundaknya menguap begitu saja.
Di akhir persidangan Anne tetap tersenyum, mengangkat tangannya ke arah Alfa untuk menjabat tangan itu yang sudah menjadi mantan suaminya.
"Tapi terima kasih sudah menjadi suamiku selama ini. Walau pun kita berpisah, kau tetap menjadi ayah yang baik untuk Aatreya."
Berbeda dengan reaksi yang diberikan oleh Alfa, ia masih menangis. Matanya merah padam karena masih belum terima. Alfa bahkan juga tidak tahu kalau Anne menjulurkan tangan ke arahnya.
Tapi kemudian, Anne tersenyum. Menurunkan tangannya kemudian berlalu, ia melangkah, berjalan keluar dari persidangan.
***
Anne menghirup napas dalam-dalam ketika ia sudah keluar dari gedung. Menatap pada senja dengan gerimis kemudian ia membuka payung berwarna putih itu agar ia bisa melangkah.
Aromanya masih tetap sama. Bau tanah karena air hujan di mana-mana memang selalu menenangkan.
Anne berjalan lagi, tidak lupa bermain dengan air untuk sedikit mengobati luka hatinya sambil berjalan ke arah halte.
"Anne ...?"
Tapi belum apa-apa, Alfa sudah menyusul Anne.
"Al?"
"Aku ingin mengantarkanmu pulang."
"Tidak apa-apa. Aku bisa naik bus sendiri."
"Cuaca sedang hujan."
"Gerimis." Anne merevisinya.
Anne kemudian duduk di halte bus, Alfa mengikutinya. Aneh rasanya ketika mereka duduk seperti ini dan sudah menjadi orang asing padahal satu jam yang lalu mereka masih menjadi sepasang suami istri.
"Ann ..."
"Hmm."
"Ingat kata-kataku kemarin kan?"
"Apa ...?"
"Aku akan tetap berusaha meski kita sudah berpisah. Mulai sekarang aku akan menjadi bayang-bayangmu. Aku akan datang setiap hari, aku akan berusaha mencuri hatimu lagi untuk yang kedua kali."
Tapi Anne diam saja. Ia hanya memandang pada langit-langit yang masih turun hujan.
"Aku tidak akan diam saja. Aku tidak perduli dengan status kita. Tapi yang jelas, dengan perceraian ini aku akan semakin nekat untuk mengetuk pintu hatimu lagi."
"Jangan seperti itu ..."
"Tapi akan tetap aku lakukan. Aku akan terus menjadi bayang-bayang bagimu hingga tidak ada lagi laki-laki lain yang berani datang kepadamu."
Alis Anne terangkat. Menghela napas satu kali kemudian menatap ke arah Alfa.
"Mungkin tidak untuk sekarang, tapi satu, lima atau bahkan sepuluh tahun lagi aku yakin bahwa kau akan kembali padaku ..."
"Sudah lah ... Jangan ..."
"Aku tidak main-main. Meski nanti akta cerai telah terbit, aku hanya akan menganggap itu kertas biasa. Karena mulai sekarang aku hanya perlu bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan kesempatan lain dari hatimu. Karena mulai besok - ah tidak, karena mulai sekarang, dan detik ini aku akan menjadi bayang-bayangmu, aku akan datang setiap hari ke rumahmu, aku akan terus menanyakan kabarmu, akan selalu berada di sampingmu dan juga Aatreya agar tidak ada seorang pun yang bisa menggantikan aku menjadi suami sekaligus ayah untuk kalian. Aku akan terus melakukannya, membayar seluruh kesalahanku dan terus memperbaiki kesalahanku agar kau bisa membuka hatimu padaku."
"Alfa, sudah lah. Mau sampai kapan kau berkata seperti itu?"
"Aku tidak main-main, Ann."
Tapi kemudian sebuah bus berhenti tepat di depan halte. Membuat Anne segera naik ke atas bus untuk pergi dari Alfa.
"Maaf, aku harus pergi."
Baru saja kaki Anne sampai di anakan tangga yang ada di dalam bus tapi Alfa berseru,
"Aku mencintaimu. Nanti malam aku akan mengunjungimu dan Aatreya."
Anne kembali menghela napas.
Lalu bus melaju dengan sangat cepat. Sementara Alfa masih menatap bus itu hingga bus itu menghilang.
Tapi kemudian Alfa tersenyum. Menaikkan sebelah bibirnya sambil berjalan melangkah hingga tetesan hujan membasahi tubuhnya.
"Sudah aku katakan aku tidak main-main, Ann."
Lalu kaki Alfa ikut melangkah pergi. Meninggalkan sebuah halte bus yang berulang kali menjadi saksi oleh rasa patah, trauma, dan sakit mereka.
***
TAMAT
***
Hah serius kayak gini tamatnya?!
Hehe, pasti banyak yang protes kenapa kok endingnya kayak gini.
Aku jawab ya ...
IYA.
Jawabannya emang kayak gini. Menurutku, ini adalah ending yang paling bijak untuk mereka berdua.
Jadi kenapa gag dibikin bersatu aja?
Hmmm...
Susah.
Kalian tahu jawabannya kalau kalian berada di posisi Anne.Jadi, ini lah ending versi wattpad. Dan mungkin dari puluhan cerita yang aku bikin, HHB adalah novel pertamaku dengan ending yang ... hffttt
😶
Tapi gimana dong, karakter Alfa sudah terlalu brengsek bagiku.Tapi Alhamdulillah... Setelah 2 tahun wkwkk. Aku bisa namatin cerita ini biar gag gantungin kalian kayak tali jemuran.
***
Oh iya, sama kayak ARINI'S WEDDING. Novel Having His baby ada versi di karya karsa loh.. +- 100 halaman. Jadi aku menyebutnya mini novel.
Mini novel Having His baby bagian 1
Mini novel Having His baby bagian 2Ada 16 X-tra part yang aku bikin jadi 2 bagian. Dan cerita itu gag ada di wattpad. Jadi, bisa dukung aku di sana....
Makasih ...
Cari aja di pencarian Devi Nanda atau Having His baby. Pasti ketemu :)***
Satu lagi,
Ikutin Alexander's REBELLIOUS wife ya...Karena setelah ini, aku namatin cerita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...