"Hamil?" Alfa masih menatap orang yang bernama Anne itu dengan tatapan tidak percaya. Sementara Anne sudah tidak mampu lagi menahan air matanya.
"Ya, aku hamil, dan aku sedang putus asa sekarang."
"Bisa-bisanya kau mengatakan hal konyol seperti itu!"
Lagi-lagi Anne menggeleng. "Tidak, aku sama sekali tidak berbohong."
Tapi di sana Alfa masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan orang ini. Alfa memandang Anne dari bawah sampai atas, memandang rendah Anne dengan tatapan kecewa. "Kau benar-benar menyedihkan! Bisa-bisanya kau menipuku?!"
"Aku tidak menipumu! Aku benar-benar hamil anakmu."
Tapi kemudian, terdengar tawa yang sangat keras dari mulut Alfano. Melihat kegigihan perempuan ini sungguh sangat membuat dirinya semakin menatap rendah perempuan ini.
"Dengar. Aku tahu kau sedang menipuku saat ini. Dari mana aku tahu kalau kau memang hamil? Dan jika kau memang benar hamil, aku sangat ragu kalau itu adalah anakku."
Mata Anne melebar. Menggelengkan kepalanya cepat.
"Asal kau tahu saja. Aku sudah bertemu banyak wanita sepertimu. Yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan maaf, rayuanmu sama sekali tidak berhasil. Lalu, bisa kah kau pergi dari sini?!"
Anne terkesiap ketika Alfa memekik keras.
"Tapi aku tidak berbohong, aku sama sekali..."
"Alfa, Ada apa ini!" Max yang sedari tadi sibuk dengan semua pengawalannya akhirnya menghampiri Alfa. Ia benar-benar bingung dengan pengakuan perempuan ini yang membuat siapa saja tercengang akan ulahnya.
"Usir dia, Max! Dia salah satu perempuan penipu. Aku tidak sudi melihatnya lagi." Hingga pada akhirnya Alfa pergi, melangkah untuk segera meninggalkan Anne.
Anne berusaha untuk menahannya, tapi Alfa menepisnya. Tidak perduli pada Anne dan meninggalkan Anne seorang diri bersama dengan Max.
"Tapi bagaimana anak ini?" Dan sekarang Alfa benar-benar menghilang, sementara Anne semakin menangis sesenggukan. Tangisannya semakin pecah tak tertahankan karena ia sudah sangat putus asa.
Jika Alfa tidak bertanggung jawab, lalu bagaimana nasibnya nanti?
Max menatap Anne di sana yang masih berdiri membeku. Memeluk buku ekonomi-akutansi yang semakin membuat Max tidak mampu membaca apa yang sebenarnya sudah terjadi.
Apa benar Alfa memperkosanya?
Apa benar dia hamil anak Alfa?
Adalah yang ada dipikiran Max saat ini, hingga terdengar teriakan Alfa yang memanggilnya, membuat Max segera menghentikan pikiran itu lalu keluar dan meninggalkan Anne sendirian di sini.
***
Anne putus asa, seluruh sendinya lemas bahkan seperti tidak mampu berdiri lagi. Anne masih menangis ketika keluar dari sana dan yang pertama kali menyambutnya adalah hujan.
Sepertinya, akhir-akhir ini adalah hari paling sial di hidupnya. Sudah tidak ada harapan. Dan masa depan Anne seperti sudah tidak bisa ditolong lagi.
Anne masih menangis ketika pada akhirnya ia menembus hujan itu. Menyebrang jalan dan terduduk pada halte bus yang ada di sana. Sungguh, Anne sangat menyesal. Jika waktu dapat diputar lagi, dia tidak akan pernah mau ketika Cindy menawarinya pekerjaan itu. Pekerjaan yang Anne pikir dapat menyelamatkannya, tapi malah menyelakainya.
Tidak ada satu orang pun yang membantunya. Bahkan Cindy, orang yang memperkenalkan pekerjaan itu.
Ketika Anne menceritakan semuanya dan berharap kalau Cindy juga mencarikan solusi, Cindy malah meninggalkan Anne dari kosan. Tidak memerdulikan Anne sama sekali dan seakan-akan menutup mata, membuat Anne paham betul teman seperti apa Cindy itu.
Anne menyeka air matanya, hingga terlihat sayup-sayup orang memanggilnya berulang kali.
"Anne?"
Seseorang memarkirkan mobilnya tetap di depan halte.
"Astaga, apa yang kau lakukan?" Dan orang itu melongok dari jendela.
"Sofia?"
Dengan menggunakan payung, Sofia rela keluar dari dalam mobil dan berjalan menghampiri Anne.
"Astaga, kau menangis?" Sofia mengusap air mata itu.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau di sini?"
Tapi tangisan Anne semakin kencang, melihat Sofia di sini semakin membuat Anne tampak menyedihkan.
"Hey, kau kenapa?" Spontan Sofia langsung memeluk erat sahabatnya itu. Tapi tangisan Anne tidak berhenti, hingga pada akhirnya Sofia memapah Anne pergi dari sini. Masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu.
***
Dua Minggu sudah berlalu semenjak kejadian itu, tapi entah lah, setiap harinya Alfa terus memikirkannya. Perempuan itu, entah lah... ia selalu menghantui pikirannya selama beberapa Minggu belakangan ini. Ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaannya sama seperti hal nya sekarang, di mana Alfa hanya bisa melamun sambil mencecap kopinya yang sudah dingin.
"Bagaimana proyek Film kali ini, Alfa? Menurutmu, siapa aktris yang cocok menjadi pemeran utama?"
Tapi Alfa masih diam saja, ia masih menyandarkan tubuhnya pada sofa sambil memandang gerimis yang ada di luar sana.
Dan lagi-lagi, Max memergoki Alfa yang seperti itu. Setelah kejadian itu, entah lah, Alfa menjadi orang yang sangat berbeda.
"Hey! Apa kau tidak mendengarkanku?!" Pekik Max dengan mata yang menyala.
"Eh?" Alfa mendengus? "Apa katamu tadi?"
Sungguh saat ini Max ingin memukul keras kepalanya itu. Ia sudah sangat bosan ketika ia disuruh Alfa untuk mengulang lagi perkataannya sampai dua kali.
"Jujur lah, apa kau sedang memikirkan perempuan itu?" Dan sepertinya Max tahu apa yang ada di pikiran Alfa saat ini.
"..."
"Bukan kah kau bilang sendiri kalau perempuan itu penipu?"
"Ya, memang."
"Tapi kenapa kau masih memikirkannya? Apa saat itu kau benar-benar memperkosanya?"
"Dasar bodoh, kau tahu bagaimana aku. Aku tidak mungkin memperkosa seorang gadis."
"Yah, well. Kalau begitu lupakan saja. Lagi pula katamu kau hanya melakukannyw sekali, dan orang sepertimu pasti memakai pelindung bukan? Jadi, kita bisa simpulkan kalau perempuan itu memang benar-benar seorang penipu."
Alfa terdiam, tiba-tiba saja ia menahan napas seper sekian detik sambil memijat kepalanya. Sorot matanya terlihat gelisah ketika pada akhirnya tatapannya jatuh pada jendela kaca yang ada di sana. Memorinya kembali dipaksa pada saat masa itu, di mana satu kesalahan besar tidak sengaja ia lakukan.
Dan sepertinya, Max mampu menangkap sorot mata kekhawatiran dari kedua mata milik Alfano. Hingga pada akhirnya dia ikut syok dan kini ia membungkam mulutnya sendiri.
"ALFA! KAU GILA!!!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...