Pagi-pagi sekali, tiba-tiba terdengar derap langkah yang sangat keras. Maxime tampak seperti orang kebingungan ketika ia cepat-cepat datang ke ruangan tempat di mana Alfa dirawat.
"Alfa, gawat!"
Max begitu kaget ketika melihat Anne yang malah tidur di tempat seharusnya Alfa berada, sedangkan Alfa ...
"Kenapa kau datang ke sini seperti itu, Max?"
"Alfa ...?" Bahkan Max kaget saat melihat Alfa duduk di sana, di atas sofa lalu memandang ke arah Max dengan tatapan bingung.
"Al, semalam kau tidur di sana?"
Tapi tiba-tiba, Alfa meletakkan jari telunjuknya di atas bibirnya, seperti sebuah kode agar Max tidak memperkeras suaranya lagi. Sedetik, Max kemudian menatap ke arah Anne yang masih terlelap di sana, membuat Max segera mengerti kemudian menyuruh Alfa untuk keluar.
Sejak kapan Alfa bisa seperhatian ini dengan perempuan ...?
"Ada apa Max?" Tanya Alfa saat mereka sudah berada di luar ruangan.
"Lihat lah artikel ini." Tiba-tiba Max sudah menyodorkan sebuah tablet ke depan Alfa.
Max pikir, Alfa akan kaget dengan semua artikel ini, tapi nyatanya, Alfa hanya memasang wajah datar ketika membaca seluruh artikel-artikel yang Max sodorkan.
"Kau tidak apa-apa?"
"Untuk apa aku kaget? Bukan kah benar kalau aku akan menikah?"
Kabar tentang pernikahan Alfa lah yang benar-benar sedang menggemparkan seluruh negeri. Seluruh orang sedang membicarakan tentang bagaimana hubungan Alfa yang kenapa tiba-tiba menikah padahal tidak ada kabar yang berembus sebelumnya.
"Aku sudah tahu siapa biang keladinya. Dan orang itu adalah Raymond. Semalam aku memberi tahunya kalau Anne adalah calon istriku."
"Apa?" Max menganga. "Dan kau tahu ini film debutnya kan? Raymond pasti sedang mencuri kesempatan agar namanya bisa lebih terkenal ke seluruh negeri. Apa lagi dia akan bekerja sama denganmu, sudah dapat dipastikan kalau ada udang di balik batu."
"Tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagi pula, memang benar kan kalau aku akan menikah? Tidak usah ditutupi."
"Tapi, aku hanya takut ini akan berpengaruh pada filmmu."
"Tenang saja. Tidak akan terjadi."
Max menghela napas. Ya, memang sepertinya akan lebih baik seperti ini. Dari pada nanti media tahu belakangan dan menyebarkan gosip tidak enak di kemudian hari, lebih baik berita ini disebarkan dari sekarang.
"Well, baik lah kalau begitu. Maaf aku tadi menganggumu. Aku kira kau akan kesal membaca artikel ini. Aku satu-satunya orang yang tahu alasan kalian menikah kan?"
"Ya, dan terima kasih atas perhatian itu."
***
Baru saja Anne membuka mata, Anne berhasil dibuat kaget ketika ia mengecek ponselnya ada begitu banyak pesan yang datang kepadanya. Bundanya di panti asuhan, teman-temannya saat di kampus dulu serta sebuah berita yang berhasil membuat Anne syok seketika.
"Kau kenapa ...?"
"I-ini." Tiba-tiba Anne sudah menyodorkan ponselnya ke arah Alfa. Memperlihatkan sebuah artikel kepada dirinya.
"Ya. Kenapa?"
"A-aku. Maksudku kita ...? Katamu, kau pernah bilang tidak ingin ada satu orang pun yang tahu kita menikah. Tapi ..."
"Biarkan saja."
Melihat Alfa yang hanya berjalan santai sambil membawa tiang infusnya membuat Anne mengerutkan dahi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...