Ternyata benar apa kata orang. Tidak ada hal yang lebih menyakitkan selain pengkhianatan. Parahnya lagi, memang itu lah yang terjadi pada Anne. Sedari tadi Anne meremas dadanya yang terasa ngilu. Sepertinya, apa yang ia harapkan tidak akan pernah terjadi. Rumah tangganya, telah hancur berantakan.
Reaksi yang diberikan Anne tenyata berpengaruh pada janin yang ada di dalam kandungannya. Perut Anne tiba-tiba bergejolak. Rasanya seperti dicengkeram kuat hingga Anne harus menggigit ujung bawah bibirnya sendiri sambil menarik napas kuat-kuat.
Anne sudah tidak kuat lagi. Ia pada akhirnya duduk dan bersandar pada mobil untuk menenangkan dirinya sendiri. Lalu, di saat itu lah terdengar sebuah suara.
"Hei, kau ...? Kau tidak apa-apa?"
Anne mengerjap-erjap. Ia masih tidak mampu untuk membuka mata untuk sekedar melihat perempuan yang kini ada di depannya.
"Boleh kah aku membantumu?"
"Aku ... aku tidak apa-apa."
Anne masih mengerjapkan matanya kesakitan. Ia menggigit ujung bawah bibirnya lagi hingga menyisakan luka.
"Kenapa tidak apa-apa? Seharusnya kau kenapa-kenapa agar aku tidak perlu repot untuk membereskanmu. Kalau bisa, cepat mati saja."
Suara itu membuat Anne kaget luar biasa. Seperti diberi kekuatan begitu saja, mata Anne melebar. Ia kaget saat melihat perempuan itu berada tepat di depannya.
Astaga.
Pantas saja Anne tidak asing dengan suaranya.
"Hai, Anne. Kita bertemu lagi."
"Meggi?"
Senyuman itu terasa mengerikan. Meggi menyedekapkan tangannya lalu menatap ke arah Anne dengan tatapan tajam.
Anne berusaha keras untuk bangun. Ia masih memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.
"Wah perutmu sudah besar. Kenapa sih tidak keguguran saja?"
Anne mundur ke arah belakang. Ia ketakutan setengah mati. Beberapa waktu yang lalu, ia pernah disakiti oleh perempuan ini.
"Ayo lah, Ann. Jangan takut seperti itu. Bukan kah aku sudah mendapatkan sanksi sosial? Kau dan Alfa berhasil merusak reputasiku di seluruh media."
"A-apa maumu? Kenapa kau datang ke sini lagi?"
"Ha ha ha. Tenang lah, aku tidak akan menyakitimu lagi oke? Di sini banyak cctv, jadi aku tidak berani macam-macam. Kalau kau mau aku sakiti? Ayo kita pergi ke tempat yang lebih sepi."
Anne menggelengkan kepala.
"Ha ha ha."
"Aku harus pergi."
Tapi tiba-tiba, Meggi mencengkeram erat tangan Anne agar Anne tidak pergi lagi.
"Siapa yang mengizinkan kau pergi? Hah?"
"Aw. Sakit."
Mata Meggi malah melebar karena melihat sesuatu yang ada di dalam genggaman Anne.
"Oh, jadi ini alasan kenapa kau sampai diam-diam menggeledah mobil Alfa? Aku tidak sengaja melihatmu. Dari gerak-gerikmu saja aku sudah bisa menebak apa yang kau cari. Dan sepertinya, kau memang benar-benar sudah menemukannya."
Meggi kemudian meraih apa yang ada di dalam genggaman Anne secara paksa.
"Ha ha ha. Akhirnya kau tahu juga Anne? Baru sadar kau adalah orang bodoh?! Laki-laki seperti Alfa tidak akan pernah puas dengan satu wanita. Apa kau tidak memberikan servis yang memuaskan untuk Alfa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...