BAB 40 - PATAH HATI

6.4K 399 19
                                    

Pukul dua dini hari seperti menjadi sebuah saksi bagi Anne ketika dia berhasil memeluk anak laki-lakinya itu ke dalam dekapannya. Untuk yang pertama kali pula Anne berhasil menjadi ibu yang sempurna kala ia menyusui anaknya.

Anne terisak, wajah kecil itu telah benar-benar mencuri hatinya. Tubuhnya yang masih mungil dan rapuh itu semakin membuat Anne jatuh cinta dan ingin melindungi anaknya dengan segenap jiwanya.

Isakan tangis Anne tidak terbendung. Wajahnya sangat mirip dengan Alfa hingga hatinya kembali ciut. Andai Alfa di sini saat ini, pasti Alfa menyesal karena dulu Alfa sempat tidak pernah mau mengakui ini adalah anaknya.

Anne mengelus lembut pipi itu, mengecup keningnya sambil membisikkan sesuatu.

"Mama memberimu nama Aatreya. Jadi lah anak laki-laki yang bijaksana sesuai arti dari namamu ketika kau dewasa kelak."

Ada begitu banyak sebab kenapa Anne memberi nama anaknya seperti itu. Kilas balik masa lalu benar-benar membuat Anne trauma. Ia hanya ingin, Aatreya tumbuh menjadi anak laki-laki yang bijak, berakal dan mampu melakukan sesuatu tanpa menyakiti hati siapa pun.

Anne tersenyum lagi, sekali lagi Anne mendekap anaknya dengan penuh kasih. Rasanya ia sudah melupakan semua rasa sakit yang luar biasa ia tahan tadi, melihat wajah anaknya lahir dengan selamat sepertinya telah mampu menyamarkan semua rasa sakit itu.

***

Tapi, ada yang putus asa di tempat lain. Alfa keluar dari panti asuhan dengan muka yang merah padam. Tangannya mengepal erat, masuk ke dalam mobil sambil menjatuhkan kepalanya pada kemudi.

Nyatanya, ia masih belum bisa menemukan Anne. Tangisan itu kembali lagi, rasa sesak ternyata bisa sangat semenyiksa ini. Alfa benar-benar tidak sanggup jika harus kehilangan Anne.
Lagi-lagi Alfa menangis di sana. Hatinya terasa sakit, berkali-kali ia meremas dadanya untuk menghilangkan rasa sakit ini tapi rasanya ia tidak sanggup. Alfa takut setengah mati jika ia benar-benar kehilangan Anne.

Ternyata benar, dirinya sendiri lah yang menghancurkan hidupnya. Air mata itu ternyata keluar lagi. Dan Alfa sangat menyesal telah membuat Anne pergi.
Sedangkan di tempat lain, tubuh Airin masih terasa sangat lemas. Dia menengok ke belakang, tapi untung saja Alfa sudah pergi dari sini.

Airin segera masuk ke dalam gudang, menutup lalu mengunci pintu arah kamar Anne di dalam sini. Untung saja Alfa tidak masuk, kalau saja Alfa masuk lalu melangkah ke dalam ruangan, ia akan menemukan fakta bahwa ada sebuah kamar dan barang-barang Anne di dalam sini.

"Untung saja ..."

Rasanya tubuh Airin masih terasa lemah, ia berjalan keluar lagi kemudian mengunci pintu rapat-rapat. Akan ia pastikan kalau Alfa tidak akan pernah ke sini lagi.

***

Hari-hari kemudian berlalu ...

Waktu ternyata berjalan dengan sangat cepat. Tanpa terasa sudah tiga hari Anne menikmati menjadi seorang ibu.
Aatreya menangis sesenggukan kala dia kehausan. Anne dengan cekatan langsung menggendong dan menimang Aatreya dengan penuh kasih.

"Mungkin dia haus," ucap Airin ketika masuk ke dalam ruang perawatan.

"Iya, bunda. Dia memang kehausan."

"Astaga, kau sudah berani berdiri dan menggendong anakmu seperti itu. Tiga hari yang lalu kau baru melahirkan."

"Tidak apa-apa bunda," Anne tersenyum. "Aku pulih dengan sangat cepat."

Airin senang melihat Anne sudah bisa tersenyum seperti itu. Kehadiran Aatreya telah membuat Anne lebih banyak tersenyum dibandingkan dulu saat ia datang ke panti asuhan.

HAVING HIS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang