Hari ini hujan sangat lebat. Anne tidak perduli ketika ia berbasah-basahan saat turun dari bus kota dan menuju ke tempat yang ia tuju. Anne hanya mempunyai satu tujuan. Dia, harus bertemu dengan laki-laki itu. Laki-laki yang telah membuatnya hamil seperti ini.
Anne sudah hampir putus asa. Tidak ada hal lain yang Anne pikirkan kecuali meminta pertanggung jawaban. Kalau bukan dia yang menolongnya, lalu siapa? Anne seperti sudah tidak mempunyai masa depan lagi.
Dia hanya seorang anak yatim piatu di panti asuhan, mengandalkan uang beasiswa hanya untuk kuliah di universitas negeri. Dan jika mereka tahu kalau Anne hamil, beasiswanya pasti juga akan dicabut. Dan Anne tidak tahu harus berbuat apa lagi jika itu benar-benar terjadi. Lalu bunda Airin? Dia pasti akan benar-benar kecewa jika Anne memberi tahukan kenyataan ini. Bahkan seluruh orang yang ada di panti asuhan pasti akan menganggap rendah dirinya. Dan kemungkinan terburuknya adalah, Anne akan diusir dan tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Ya Tuhan... Anne benar-benar menyesal. Seharusnya dia berpikir panjang saat dia datang ke bar malam itu.
Kini Anne sudah berada di hotel Aleris. Dapat dilihat hanya dari luar sini masih ada begitu banyak penjagaan. Orang-orang berseragam saling berdiri tegap di tempat mereka masing-masing. Beberapa spanduk, banner tentang film Jason dan Nia terpasang jelas di sudut sana. Jantung Anne berdetak semakin cepat, baru menyadari bahwa acara ini benar-benar penting hingga harus dikawal sampai seketat ini. Perasaan takut mulai menyeruak, ingin rasanya Anne berbalik arah, tetapi ketika teringat akan bayi yang ada di dalam kandungannya, Anne kembali melanjutkan perjalanan.
Anne tidak perduli. Dengan beberapa orang yang memerhatikannya di dalam lift. Hanya menggunakan kemeja kotak-kotak yang sudah sedikit lusuh, tas ransel polkadot, serta rambut panjangnya yang basah karena cipratan air hujan, mungkin mereka berpikir bahwa tampilan gembel seperti ini, tidak berkelas untuk memasuki hotel bintang lima.
Dan akhirnya, di sini lah Anne berada. Di depan pintu ball room hotel yang dijaga ketat oleh empat orang bertubuh besar. Tidak berpikir panjang Anne kemudian melangkah, ia ingin cepat-cepat bertemu dengan pria itu. Pria yang dengan mudahnya menghamilinya dan membuatnya frustrasi seperti ini. Ia ingin meminta pertanggung jawaban pada laki-laki itu. Tetapi ketika ia ingin masuk ke dalam sana, Anne dengan cepat dicegah oleh para body guard itu.
"Maaf, nona. Di dalam sedang ada acara penting." Ucap salah seorang petugas.
"Tapi, saya harus masuk."
"Maaf, nona. Anda tidak diizinkan."
"Saya tahu. Saya berjanji akan menunggu acara ini selesai, setelah itu saya hanya ingin bertemu dengan Alfano secara pribadi." Jawab Anne. Menatap kepada para petugas itu agar dia mendapatkan izin masuk.
Mendengar jawaban Anne, para petugas itu saling tatap. Setengah berbisik pada petugas yang lainnya dan memandang ke arah Anne dengan tatapan tidak menyenangkan. Memerhatikan Anne dari bawah sampai atas. "Maaf, nona. Saya mengerti kalau anda penggemar berat dari sutradara itu, tapi tolong hargai privacy mereka."
"Penggemar..? Tidak, saya bukan..." Belum selesai Anne menjawab, Anne sudah diseret untuk keluar dari area ini. Membuat Anne meronta-ronta tetapi tenaga Anne tidak mampu untuk melawan. Dipaksa untuk turun keluar dari lift dan menjauh dari area itu.
Tidak. Seharusnya tidak seperti ini. Anne diseret paksa sampai ke lantai dasar. Merasa sedikit malu ketika beberapa orang melihat dirinya saat diseret oleh para body guard itu. Sementara itu, mereka menunjuk-nunjuk ke arah Anne untuk tidak nekat lagi naik ke atas sana. Mengata-ngatai Anne dengan kata yang kelewat kasar dan juga menuduh Anne penggemar kelewat batas yang tidak tahu diri.
Malu, marah, kecewa. Anne hanya bisa memeluk dirinya sendiri saat semua orang menatap dirinya dengan begitu menyedihkan. Mengusap air matanya lalu segera menjauh dari keramaian. Benar-benar merasa terhina saat semua orang menatapinya dengan tatapan mencemooh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...