BAB 22 - CIUMAN

8.1K 434 20
                                    

Ketika Anne baru menginjakkan kaki di butik ini, semua mata tertuju padanya. Beberapa orang pelayan dan juga pelanggan yang datang tampaknya terus memandang ke arah Anne. Gosip sudah menyebar, berita pernikahan Alfa juga sudah ditetapkan, bahkan seluruh berita di televisi selalu memunculkan wajah Anne dan juga Alfa, wajar kalau sekarang mereka terlihat terus menatap ke arah Anne dengan tatapan-tatapan aneh hingga membuat Anne risi sendiri.

Seharusnya ada Alfa bersamanya di sini, tapi Anne hanya sendirian.

Ada beberapa gadis yang saling berbisik satu sama lain tapi suaranya sangat keras, mereka seperti sengaja agar Anne juga mendengarnya.

"Ya ampun, dia tidak lebih cantik dari Meggi."

"Iya, mungkin Alfa sedang buta ketika memilihnya."

"Kenapa dia sendirian memilih baju pengantin? Aw, kurasa dia dicampakkan."

Adalah rentetan kata yang tiba-tiba terasa sangat sesak. Anne meremas kebaya yang baru ia ambil kemudian memilih berlalu untuk menjauh. Tapi tetap saja, tawa mereka masih terdengar hingga membuat hati Anne kembali terasa pedih.

Tanpa Anne sadari, ada seorang gadis di sudut ruang yang tidak sengaja ikut mendengar suara-suara itu. Matanya melebar ketika mereka menyebut nama-nama Alfa. Buru-buru gadis itu berlari, meninggalkan sepupunya yang masih memilih kebaya kemudian berlalu menghampiri mereka.

"Hey! Kenapa kalian berbicara seperti itu?! Dasar mulut sampah!!!"

Mendengar suara itu, Anne menoleh. Suaranya seperti orang yang sangat Anne kenal.

"Sofia ...?"

Dan benar saja, Sofia yang berdiri di sana. Tengah marah-marah kepada para wanita itu kemudian menoleh ke arah Anne.

"Hai, An."

Mata Anne berkaca-kaca. Ia masih tidak percaya ketika melihat Sofia yang kini melambaikan tangannya, tersenyum riang ketika menatap ke arah dirinya.

***

"Jadi, seperti itu ceritanya ...?"

Hingga pada akhirnya Anne menceritakan semua ini kepada Sofia. Tentang bagaimana dia bisa berakhir menjadi calon istri dari bayi yang ada di kandungannya.

"Berita menyebar dengan sangat luas ..."

"Aku tahu ..."

Terdengar helaan napas lagi dari Sofia. Kini, mereka berada di kedai samping butik dengan minuman hangat yang ada di depan mereka.

"Tidak apa-apa, yang penting orang yang sudah membuatmu seperti ini mau bertanggung jawab."

"Tapi kenapa semuanya masih terasa berat ya Sof ..."

Sofia menatap wajah Anne dengan sendu, mungkin jika dia berada di posisi Anne saat ini, dia juga sudah tidak kuat. Tapi mau bagaimana lagi ...? Semua sudah berjalan seperti ini.

"Lalu, apa Alfa memperlakukanmu dengan baik?"

Anne tertegun dengan pertanyaan Sofia, lidah Anne kelu, ia tidak tahu harus bicara apa lagi. Sedangkan Sofia, masih begitu khawatir dengan keadaan Anne. Sungguh, selama ini dia sudah sangat terluka, Sofia tidak ingin jika Anne berada di dalam masalah lagi.

"Sudah lah, kau bisa mengabaikan pertanyaanku tadi. Kau harus tahu, jika ada apa-apa, kau bisa menelefonku."

"Terima kasih sudah menjadi temanku hingga sampai sekarang, Sof."

"Hey, kenapa bilang begitu, bukan kah itu wajar dilakukan oleh seorang teman. Tapi, aku benar-benar berharap jika calon suamimu memperlakukanmu dengan baik."

HAVING HIS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang