Lalu, yang terjadi selanjutnya adalah Alfa yang tidak sadarkan diri, terlentang jatuh bersimbah darah hingga membuat semua orang langsung datang mengerubunginya. Hanya butuh beberapa menit saja ketika ambulan datang lalu memberikan pertolongan.
Semua orang panik, semua tahu bahwa wajah itu adalah wajah yang mereka kenal karena beberapa kali muncul di televisi. Beberapa orang merekam, mengunggah di media sosial dan hanya butuh waktu sebentar saja berita ini tersebar ke seluruh penjuru negeri.
"Apa ...? Alfa?! Dia baru saja bertemu kita?"
Bahkan Maxime yang masih berada bersama dengan Sofia kaget setengah mati melihat seluruh pemberitaan itu. Cepat-cepat mereka berganti pakaian, berpamitan pada kedua orang tua mereka masing-masing yang juga sama paniknya, kemudian menyusul Alfa ke rumah sakit.
'Kecelakaan parah dialami oleh sutradara, Alfa. Dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi kritis dan mengalami koma.'
Adakah headline dari berita yang membuat Maxime semakin melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sofia bahkan juga merasakan kengerian yang sangat hebat. Tangannya tak lepas dari ponsel untuk melihat berita yang beredar.
"Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Dia baru saja datang di acara kita? Dia belum menemukan Anne, apa Alfa sudah menyerah begitu saja?"
"Sofia!" Sofia mulai meracau tidak jelas saking paniknya, membuat Maxime harus menghentikan ucapan Sofia.
"Jangan bicara seperti itu. Alfa tidak akan meninggal secepat ini."
"Maaf, aku hanya panik."
"Matikan ponselmu itu akan membuatmu semakin pusing."
Sofia menurut. Hingga sampai pada akhirnya mereka telah sampai di rumah sakit. Namun sayang, banyak wartawan yang mengepung hingga Maxime harus memutar ke area belakang parkir dan masuk melalui sana.
Mereka sudah panik luar biasa, mereka ke sana dan ke mari dan segera menuju tempat bagian informasi. Setelah tahu di mana keberadaan Alfa, mereka segera menuju ke ruangan tempat di mana Alfa dirawat.
Jantung Maxime berdegup dengan sangat kencang. Bayangan sampai hal yang terburuk pun sudah ia pikirkan saat ini. Wajahnya memucat, tangannya bergetar hebat. Cepat-cepat ia berjalan sampai tempat di mana Alfa dirawat, dan begitu pintu dibuka ...
"Brengsek, siapa yang memberitakan aku koma?"
Dan yang dipikirkan Maxime ternyata tidak terjadi. Alfa berada di sana, berdiri sambil terus mengomel melihat berita yang ada.
"Oh, Max. Bisa kah kau tuntut semua wartawan itu?"
Tidak ada hal yang bisa menjelaskan kelegaan Maxime saat ini. Kabar Alfa yang kritis, kabar Alfa yang bahkan jatuh koma sepertinya langsung terhapuskan ketika melihat Alfa berdiri dan berkacak pinggang sambil menatap ke arah televisi. Walau pun hampir seluruh wajah bagian kanannya babak belur dan perban di kedua tangannya, namun paling tidak Alfa masih bisa marah-marah. Betapa hal itu menandakan bahwa Alfa baik-baik saja.
Maxime yang ada di sana langsung berlari dan memeluk sahabatnya itu. Sungguh. Ia teramat ketakutan, pemberitaan itu telah membuat dirinya panik selama satu jam belakang ini.
"Kau kenapa, Max?"
Maxime menggeleng. "Pemberitaan memang bisa sebrengsek itu. Aku bahkan hampir mengira kau sudah mati."
"Kau tahu kan? Sekarang bisa kah kau menuntut semua wartawan yang sudah memberikan pemberitaan palsu itu?"
"Sabar lah, lebih baik kau istirahat. Kau lupa kau baru saja kecelakaan?"
"Aku sudah tidak apa-apa. Aku hanya pingsan tapi mereka melebih-lebihkan semuanya."
"Memangnya apa yang sebenarnya terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...