Hingga pada akhirnya, dua bulan telah berlalu. Hari-hari Anne, entah kenapa terasa hambar. Waktu berjalan dengan sangat lambat, ketika melewati hari demi hari, sepertinya dentingan jam yang ada di dinding rumahnya enggan untuk berdetak.
Hanya saja ...
Anne mungkin merasa rindu. Pada seseorang yang katanya akan mengabari Anne setiap waktu. Tapi hampir setiap hari, ia bahkan tidak mendapatkan kabar dari Alfa sedikit pun. Hanya saat Anne mengirimi Alfa pesan, baru lah Alfa membalasnya, tapi ... hanya sekedar saja.
Anne menarik napas ketika pesan yang ia kirimkan sudah dibaca empat jam yang lalu, tapi masih juga tidak ada tanggapan.
Kamu sedang apa ...?
Kapan pulang?
Katanya syuting akan selesai tepat dua bulan ...
Ia melihat lagi pesan yang sudah ia kirimkan. Tapi kemudian, ia hanya bisa menarik napas panjang saat melihat kenyataan kalau Alfa masih tidak membalas semua pesannya.
"Mungkin Alfa sangat sibuk."
Dan pada akhirnya, Anne selalu sembunyi dengan kalimat itu untuk menenangkan hatinya sendiri. Berharap, bahwa apa yang ia takutkan selama ini tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Saat ini, Anne mengelus perutnya yang kini sudah membuncit. Ketika setiap hari ia memikirkan tentang Alfa, ia sendiri pun sampai-sampai tidak menyadari akan perubahan bentuk tubuhnya.
"Maafkan Mama sayang ..."
Anne tersenyum kecut. Mengelus perutnya lagi kemudian mulai berdiri untuk segera keluar dari dalam kamar. Seperti biasa, Anne akan memasak menyiapkan untuk ia makan sendiri. Sebuah kegiatan yang mungkin sangat membosankan karena Anne selalu mengulang hal ini setiap hari.
Tanpa kehadiran Alfa tentu saja ...
Mungkin ... ini lah yang membuat waktu bagi Anne terasa dengan sangat lama.
Lalu setelah itu, Anne hanya akan menonton televisi, bermain dengan ponselnya, kemudian berakhir lagi di atas tempat tidur untuk istirahat.
Saat ini Anne mulai menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Tapi baru saja Anne menyuapkan satu suap, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Membuat Anne segera berlari menuju kamar karena benar-benar yakin itu adalah Alfa.
Tapi ...
"Halo, Anne."
"Dokter Jessica ..."
Untuk yang kesekian kalinya, Anne merasa kecewa.
Ini bukan Alfa ...
Entah lah, Anne merasakan kalut yang luar biasa.
"Maaf, aku harus menghubungimu. Tapi astaga ...! Kenapa kau tidak pernah memeriksakan kandunganmu sekali saja setelah pertemuan terakhir kita?"
Anne menggigit ujung bawah bibirnya sendiri.
"Maaf, dokter."
"Ayo lah. Kau harus menjaga baik-baik kandunganmu."
"Em, iya dok. Terima kasih."
"Aku menunggumu nanti sore."
Lagi-lagi Anne mengernyit. Padahal, dia sudah berencana untuk pergi bersama dengan Alfa. Tapi ...
"Baik, dok."
"Oke, Ann. Aku tunggu."
Anne kemudian menutup telefon itu, melenguh lagi merasa kecewa.
***
Anne harus naik menggunakan taksi online saat datang ke sini. Segera menuju tempat di mana dokter Jessica praktek dan Jessica langsung menyambut Anne dengan senyum yang ada di kedua sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...