Enam jam yang lalu, saat Max membawa Anne di sebuah kedai yang ada di samping rumah sakit.
"Makan lah, Anne. Kau harus banyak makan-makanan yang sehat. Ingat kan kau sedang mengandung seorang bayi?"
Anne tersenyum ketika menatap makanan yang terhidang di atas meja. Max sudah memesan makanan lengkap dengan lauk dan juga sayur.
"Terima kasih, Max."
"Tidak apa-apa. Aku tidak tega saat kau tadi hanya makan sepotong roti." Max kemudian menyodorkan sendok dan garpu untuk Anne, berharap Anne tidak sungkan saat makan bersamanya. Dan ketika Anne menyendokkan makanan itu ke mulutnya, Max merasa senang.
"Oh, ya. Anne, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan padamu."
Mendengar ucapan itu, Anne mendongak menatap ke arah Max.
"Em, ada apa?"
"Ini masalah Alfa. Aku mohon ... bersabar lah dalam menghadapi sikap Alfa nantinya. Untuk saat ini, bahkan sampai nanti kau menjadi istrinya."
"Eh?"
"Aku mengenal Alfa jauh sebelum Alfa sukses seperti sekarang. Alfa mempunyai masa lalu yang sangat kelam hingga membuatnya terus bermimpi setiap malam. Jika kau tadi mengatakan kalau melihat Alfa mengigau, itu memang terjadi pada Alfa setiap hari."
Anne meletakkan sendoknya kemudian menatap ke arah Max. Semua hal yang Max sampaikan membuat Anne merasa penasaran dan menaruh sedikit perhatian kepada Alfa.
"Sebenarnya apa yang terjadi ...?"
"Dengar Anne. Aku hanya menceritakan masalah ini kepadamu karena aku tahu kau perempuan baik-baik." Ucapan itu semakin membuat dahi Anne mengerut.
"Dulu Alfa mempunyai trauma yang sangat menyakitkan. Sewaktu kecil, awalnya Alfa hidup sangat berkecukupan, sampai suatu ketika Ayahnya mulai sakit-sakitan, usahanya menjadi kacau hingga pada akhirnya bangkrut. Dan pada saat itu lah perlakuan Ibunya berubah. Ketika mereka sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, Ibunya berubah menjadi pemarah. Semua orang tahu kalau Ibunya penggila uang, dan disaat itu lah Ibunya mulai melupakan keluarganya, sering memukul Alfa bahkan mulai berani menyelingkuhi ayahnya secara terang-terangan demi mendapatkan uang dari para orang kaya di negeri ini."
Anne mulai meremas tangannya, ia tidak pernah tahu kalau Alfa mempunyai luka sedalam itu di masa lalu.
"Bahkan ... Ibunya pernah mencoba membunuh ayahnya sendiri karena tidak tahan dengan penyakit struk yang diderita suaminya juga demi ingin kabur bersama dengan laki-laki kaya lainnya. Alfa menyaksikan sendiri saat itu, tapi untung saja Alfa berhasil menggagalkan tindakan itu, namun sayang ... ayahnya tetap meninggal karena penyakitnya."
Anne menahan napas berat, tangannya mulai bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca ketika ikut merasakan rasa sakit itu.
"Setelah ayahnya meninggal, ibunya kembali menyiksa Alfa, sering menyakiti anak itu hingga dia benar-benar trauma. Dan itu lah sebabnya Alfa bisa sangat membenci hampir semua perempuan di dunia ini. Alfa sudah terlanjur menganggap semua perempuan sama saja. Meggi, perempuan yang dulu menyakitimu adalah salah satunya. Mungkin Alfa hanya ingin balas dendam pada Ibunya. Awalnya Alfa akan memuja perempuan dengan begitu hebat, tapi disaat perempuan itu sudah jatuh hati padanya, Alfa akan segera membuang perempuan itu bagaikan sampah."
"..." Anne terdiam untuk sesaat. Menarik napasnya lagi kemudian menatap ke arah Maxime. "Kenapa kau mengatakan ini semua padaku ...? Kenapa tiba-tiba kau membicarakan masa lalu Alfa ...?"
"Karena aku tahu kau wanita baik, Anne. Kau berbeda. Maksudku, tolong bertahan lah sedikit lebih lama. Aku mohon, ubah lah Alfa sedikit demi sedikit menjadi pribadi yang baik. Alfa mempunyai bakat yang hebat, dia mempunyai karir yang cemerlang. Aku juga takut kalau semua kelakuan Alfa akan membuat Alfa mendapatkan masalah di kemudian hari hingga membuatnya menyesal."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomansaKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...