BAB 33 - TERJEBAK

6.6K 389 37
                                    

Mereka hanya bisa terdiam begitu lama. Duduk saling berhadapan di sebuah sofa using di rumah sederhana milik Sofia. Malam ini mereka nyaris tidak tidur sama sekali. Hingga tidak sadar bahwa matahari sudah muncul dari ufuk timur.

Kecanggungan ini menyiksa Anne. Sangat. Hingga ia merasa bahwa dia tidak bisa untuk bernapas lagi. Air mata itu sudah mengering, pun juga Alfa yang tertunduk lesu. Di kepala Anne, kata-kata Sofia masih terngiang, Anne tahu dia adalah orang yang paling bodoh di dunia ini. Anne terlalu buta oleh cinta, menjadikan Anne begitu cepatnya melupakan apa yang sudah pernah dilakukan Alfa terhadapnya.

Di tengah-tengah keheningan itu, Alfa memutar lagi sebuah rekaman mengenai berita yang sudah tersebar di senatero negeri ini. Tentang perselingkuhan, tentang rencana jahatnya untuk merebut bayi itu dari tangan Anne.

Sekali lagi, Anne dibuat ngelu ketika mendengarnya.

“Percaya lah, saat itu aku tidak sadar saat mengucapkannya.”

Entah, apakah kali ini Anne juga harus bertindak bodoh lagi untuk mempercayai kata-katanya.

“Waktu itu, aku memang mempunyai sedikit niatan untuk merebut anakku dari tanganmu.”

Tangan Anne mencengkeram kuat, buru-buru Alfa melangkah ke arahnya untuk menenangkan.

“Tapi aku bersumpah, ketika aku mulai menjalani hari-hari denganmu. Niatan itu tidak ada lagi. Aku jatuh cinta padamu, Anne.”

Cinta memang bodoh kan? Baru sedetik lalu Anne ingin menampar keras pipi Alfa ketika Alfa akan merebut bayi ini, tapi detik ini Anne dengan cepat luluh hanya karena mendengar bahwa Alfa mencintainya.

"Lalu, jelaskan padaku siapa Luna itu?”

“Aku tidak tidur dengannya.”

“Lalu kenapa kau sering menemuinya?”

“Dia yang datang menggodaku. Awalnya aku sempat goyah, tapi ketika aku teringat dirimu, aku benar-benar tidak bisa mengkhianatimu.”

Ketika Alfa menatapnya. Semua masih terasa abu. Anne sudah tidak dapat membedakan lagi kebohongan atau pun kejujuran. Anne juga tidak tahu harus percaya atau tampil menjadi wanita bodoh lagi untuk meyakini setiap ucapannya.

Kamuflase atau pun sandiwara, nyatanya Anne sudah tidak mampu lagi kan untuk menyangkalnya hanya karena alasan masih mencintainya.

“Percaya padaku, Anne.”

Anne menghela napas kemudian berdiri.

“Anne …” Alfa pikir, akan masih sangat sulit untuk meluluhkan hati Anne sampai pada akhirnya Anne berkata …

“Istirahat lah. Aku tahu kau Lelah. Aku akan membuatkanmu sarapan sebelum aku berangkat bekerja.”

Alfa menyunggingkan sebelah bibirnya. Sepertinya, hal yang ia takutkan tidak akan pernah terjadi. Namun … sebelum Anne melangkah untuk masuk ke dalam dapur, Anne menoleh lagi ke arah Alfa.

“Alfa, kau salah jika aku menyamakan aku dengan ibumu.”

Alfa mengangguk. “Aku tahu. Kau berbeda. Kau tidak akan meninggalkan aku di titik terendahku. Untuk itu aku berterima kasih karena sudah menepati janjimu.”

Anne pun berlalu, menghela napas sebentar sebelum akhirnya masuk ke dalam dapur.

***

Dan pagi ini, Anne kembali bekerja seperti biasanya. Memandikan para orang tua, menggantikan pampers mereka dan kembali menyuapi mereka. Hingga saat jam istirahat menjelang, Sofia datang, ia berlari terengah ke arah Anne, sedangkan Anne juga sudah tahu kedatangan Sofia pasti akan mengutuknya dengan sumpah serapah.

HAVING HIS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang