Sejak Anne selesai memeriksakan kandungannya beberapa waktu yang lalu, Alfa mendadak menghilang. Ia nyaris pergi selama tiga hari tanpa kabar sedikit pun darinya. Anne ingat ketika pada pagi hari, Alfa hanya meninggalkan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk Anne dan catatan kecil bahwa dia akan pergi selama beberapa waktu.
Semua perkataan Alfa benar-benar tidak dapat Anne mengerti sampai suatu ketika, Anne melihat Alfa berada di layar kaca. Ketika salah satu stasiun televisi meliput kegiatan Alfa dari awal hingga akhir hingga membuat Anne terpana.
Alfa teramat sempurna, apa yang ada di dalam dunianya nyaris tanpa cacat sedikit pun. Karirnya sebagai sutradara dipuji dan cemerlang. Bahkan tangan Anne gemetar kalau orang yang selama ini berurusan dengannya memang bukan lah orang sembarangan. Dan mungkin, ini lah alasan kenapa Alfa sampai mengatakan hal seperti itu ... tidak ingin ada orang yang mengetahui keberadaan Anne hingga semua bisa berjalan seperti biasanya.
Anne menahan napas sesak.
Nyatanya, Anne memang dihadapkan fakta bahwa ia harus tahu di mana posisinya berada. Alfa memang tidak pernah bisa jika disandingkan oleh dirinya, dan Anne diharapkan tidak mengusik kehidupan Alfa yang cemerlang agar reputasinya bisa terjaga dengan sangat baik.
Pada akhirnya Anne paham, bahwa kehadirannya ... memang menjadi bencana bagi Alfa.
Anne mengelus perutnya sendiri. Tapi paling tidak, demi anaknya ... ia harus bertahan. Anne akan menjadi orang yang tidak tahu diri agar dapat melindungi dirinya dan juga bayinya nanti.
Lalu tiba-tiba pintu diketuk. Anne terkejut hingga ia langsung berdiri.
Apakah Alfa sudah pulang ...?
Buru-buru Anne membuka pintu, tapi detik itu juga Anne harus menahan kecewa.
Lagi pula, sejak kapan Alfa pulang dan mengetuk pintu? Alfa hanya tinggal memasukkan password dan masuk ke dalam rumahnya sendiri.
"Hei, Anne."
Dan Max lah yang ternyata ada di depan pintu. Anne mengernyit lalu menarik napas panjang. Anne tidak tahu kenapa ia bisa sekecewa seperti ini hanya karena bukan Alfa yang datang.
"Boleh kah aku masuk? Aku diutus Alfa untuk datang ke sini."
Anne yang tahu siapa Max segera mengangguk dan mempersilakan Max masuk ke dalam.
Ya Tuhan, apa yang sebenarnya Anne harapkan?
Lalu, Max duduk di atas sofa. Ia kemudian memberikan beberapa berkas berisi kertas-kertas yang tidak Anne mengerti.
"Aku diperintah Alfa untuk mengurus semua keperluan pernikahan kalian. Ini berkas-berkas yang sudah aku urus, dan kebetulan karena kamu ... emm maaf, yatim piatu, kamu juga harus memberi kami wali nikahmu agar semua berjalan lancar."
Anne paham akan hal itu.
Tapi ... Anne sama sekali belum memberi tahu bundanya di panti asuhan. Sedikit membuat Anne takut kalau Anne akan mengabarkan hal mendadak ini kepada bundanya.
"Ya, nanti aku akan menghubungi bundaku di panti asuhan."
Max mengangguk. Ia sedikit tidak tega melihat Anne yang kemudian murung seperti itu.
"Dan ini,"
Max memberikan paket bingkisan ke depan Arini.
"Apa ini?"
"Kebaya yang akan kau pakai di ijab nanti."
Anne meraih paketan itu.
"Emm, terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...