BAB 25 - TABIAT

5.8K 391 18
                                    

Anne pikir, ketika dia bertemu dengan Sofia, ia bisa membagi kebahagiannya dengan temannya, tapi ... ketika ia pulang, kenapa pikirannya malah semakin terasa berat? Otaknya tiba-tiba buntu, ucapan Sofia masih terngiang-ngiang hingga dadanya terasa sangat sesak.

"Mungkin itu hanya kamuflase, Ann." Begitu ucap Sofia hingga tubuh Anne kembali merasa lemas. Langkahannya gontai ketika ia berada di depan pintu lift untuk segera menuju ke atas.

Setelah bunyi ding, pintu lift terbuka. Tapi ternyata dia tidak sendirian yang masuk ke dalam lift, ada seorang wanita muda yang juga ikut masuk lift bersamaan dengan dirinya. Mungkin, mereka seumuran, mereka hanya saling tersenyum satu sama lain kemudian kembali diam.

Hening tanpa suara. Hingga seseorang yang ada di belakang Anne tiba-tiba menerima sebuah pesan. Anne sedikit menoleh ketika perempuan itu tiba-tiba mengumpat.

"Dasar bajingan."

"Eh?" Mata Anne membulat.

"Maaf, bukan anda. Tapi ini, suami saya."

"Oh," lagi-lagi Anne mengernyit. Di dalam hati ...

Kenapa ada seorang istri berani mengumpat suaminya sendiri?

"Kenapa dia menyuruhku pulang? Apa dia lupa apa yang sudah ia lakukan padaku tadi? Sekali bajingan, bukan kah dia akan tetap bajingan?" Lagi-lagi perempuan itu terus menggerutu sendirian. Membuat Anne mengangkat kedua alisnya.

Tapi, Anne seperti tersinggung dengan ucapan itu. Entah masih merasa emosi dengan perkataan Sofia, atau kah Anne jadi merasa sangat sensitif karena itu seperti cerita di dalam rumah tangganya.

"Anda salah. Laki-laki bajingan bisa berubah menjadi baik kok."

Perempuan yang ada di belakang tiba-tiba kaget. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri karena ternyata sosok perempuan yang ada di belakangnya berbicara kepadanya.

"Oh, hai. Apakah suara saya terlalu keras tadi?"

Anne mengangguk. Sedangkan dia malah mengeluh lagi.

"Tapi suami saya beda. Saya selalu tahu bagaimana akal bulusnya untuk menjebak saya."

"Dia tetap bisa berubah."

"Tidak mungkin!" Tiba-tiba dia menyerukan itu. "Yang namanya tabiat, tidak akan pernah bisa semudah itu berubah."

Anne semakin naik pitam tapi ia mencoba untuk bertahan. Kenapa semua orang mempunyai pemikiran sama seperti Sofi termasuk orang asing yang tidak dikenalnya di lift ini?

"Aku merasa menyesal menikah," ucapnya lagi.

"Jangan begitu. Beri dia kesempatan. Saya benar-benar yakin sifat dia bisa diubah."

Perempuan itu melenguh. "Tidak mungkin. Aku akan ke atas sana dan membuktikan ucapanmu pada suamiku sendiri."

"Ya, dan saya juga akan membuktikannya pada suami saya sendiri juga."

Mereka terperangah dengan sangat kaget. Anne dan perempuan ini kemudian saling pandang. Menaikkan kedua alisnya karena sepertinya, mereka mempunyai sedikit kesamaan.

"Kita sepertinya mempunyai nasib yang mirip," ujar perempuan itu.

Sebenarnya, Anne ingin membalas ucapan perempuan itu, tapi tiba-tiba, bunyi ding terdengar. Membuat Anne harus segera keluar dari lift dan berpisah darinya.

HAVING HIS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang