Orang yang bernama Meggi itu tampak menatap Anne dari bawah sampai atas. Matanya melotot tajam kemudian menatap lagi nomor yang ada di atas pintu untuk yang kedua kalinya.
Nomor 224. Dan itu artinya Meggi tidak salah. Apartemen ini memang milik Alfano.
"Siapa kau?!" Meggi mengulang lagi pertanyaannya dan nekat masuk ke dalam ruangan. Tangannya tidak segan mendorong Anne hingga Anne hampir terjatuh ke atas lantai. Untung saja Anne dapat menguasai keseimbangannya, ia mampu berdiri lagi dan kaget saat Meggi mulai berteriak-teriak di dalam ruang.
"Sayang! Alfano!"
Dan Meggi terus mengatakannya hingga ia memutar ke seluruh ruang. Membuat Anne terpaksa mengikuti Meggi dari arah belakang dan mengekorinya.
"Maaf, tapi Alfa sedang tidak ada di rumah."
Mendengar kata-kata itu mata Meggi terbelalak kaget. Ia kemudian menyedekapkan tangannya kemudian meneliti lagi sosok Anne yang berdiri tepat di depannya.
"Hei! Siapa kau ini? Kenapa ada perempuan sepertimu ada di apartemen Alfa?"
Anne terperangah kaget. Di telinga Anne, kata-katanya sudah terlalu kasar.
"Emm, aku ..."
"Ou, apa kau simpanannya lagi? Ha ha ha. Pergi lah. Alfa hanya bermain-main denganmu. Kau tidak pantas disandingkan jika denganku."
Lagi-lagi Anne mendengar kata-kata menyakitkan itu. Berulang kali Meggi terus menyudutkannya, sedangkan Anne, tidak mempunyai keberanian apa pun untuk melawannya.
Dan melihat Anne yang menatapnya seperti itu, entah kenapa emosi Meggi semakin tersulut. Ia berkacak pinggang, lagi-lagi matanya melotot tajam menatap ke arah Anne.
"Apa kau tidak dengar? Apa kau tuli? Sudah aku bilang kau harus pergi dari tempat ini!"
Anne menggeleng. "Tapi ..."
Ya Tuhan, bahkan Anne sudah tidak mempunyai tempat tinggal lagi.
Meggi segera berlari ke arahnya, menarik paksa tangan Anne dan berusaha mendorong tubuh Anne. "Pergi!"
Tapi, sekuat tenaga pun Anne mencoba untuk bertahan. Tanpa sengaja ia melawan berusaha membela diri.
"Aku tidak bisa pergi ..."
"Hah?! Apa kau gila?! Apa kau tidak tahu siapa aku?! Aku kekasih Alfano dan kedatanganmu ke sini jujur telah benar-benar mengusikku."
Lidah Anne kelu untuk sesaat.
Jadi ... ternyata benar? Bahwa perempuan ini memang kekasihnya seperti apa yang dikatakan oleh berita televisi itu?
Tiba-tiba saja Anne merasa sangat sesak. Lalu, bagaimana pernikahannya dengan Alfano nanti? Apakah Alfano telah mengurungkan niat untuk bertanggung jawab pada dirinya.
"Pergi lah sebelum emosiku kembali memuncak."
Tapi, baru saja Meggi melangkah untuk menarik tangan Anne, tiba-tiba ia melihat pada setumpukan berkas yang ada di atas meja.
Mata Meggi terbelalak. Ketika ia membaca seluruh isi berkas itu satu persatu, Meggi kaget luar biasa.
"Menikah?!"
Sesuatu hal yang tidak bisa Meggi percayai hingga Meggi langsung lemas seketika. Jatuh ambruk ke atas sofa dan memegang berkas-berkas itu dengan tangan yang gemetar.
"Kurang ajar! Apa maksud dari semua ini?!"
Anne semakin diam, melihat ekspresi wajah Meggi yang berubah menakutkan seperti itu, membuat Anne melangkah mundur ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAVING HIS BABY
RomanceKedatangannya ke ibu kota ternyata telah membuat masa depannya hancur berkeping-keping. Bagimana mungkin ia bisa mengandung tanpa tahu sosok Ayah dari bayi yang ia kandung. Anne mencari, dan ketika Anne menemukan sosok itu, mungkin kah sosok itu mau...