Goresan 31 : Satu Hal Yang Baru

203 35 6
                                    

Sita berjalan keluar dari area dapur restoran sembari membawa gelas tinggi yang diisi oleh cairan oranye yang tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah jus jeruk. Raut wajahnya terlihat begitu suram, sangat berlawanan dengan minuman dingin yang dia bawa yang terlihat begitu menyegarkan jika diminum di siang bolong seperti ini. Mungkin salah satu alasan kenapa Sita repot-repot mengambil minuman itu dari dapur alih-alih meminta karyawan kesayangannya alias Sunny untuk menyediakan apa yang dia mau seperti biasanya. Sudah jelas bahwa faktor benar-benar butuh kesegaran sesegera mungkin yang menjadi alasan utamanya.

Duk!

Sita menaruh gelas tersebut ke atas meja yang terletak di sisi jendela restoran dengan sedikit kasar menimbulkan bunyi ketika gelas tinggi itu bertubrukan dengan meja. Meja yang Sita tempati sekarang ini adalah satu-satunya meja kosong yang tidak terisi oleh pengunjung restoran, sisanya benar-benar sudah diisi oleh pengunjung restoran. Tidak heran juga, sebab sekarang ini masih masuk jam makan siang.

Sita terlihat mendudukkan dirinya di atas kursi sebelum dia meneguk jus tersebut sampai tersisa setengah lantas menaruhnya kembali ke atas meja dengan kasar.

Sita kemudian menghela napasnya berat sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sekalipun jus tersebut berhasil meredakan panas di tenggorokannya, tapi ternyata tetap saja tidak membantu menyegarkan hatinya yang panas ini.

Ya, tentu saja karena ulah Kanaya semalam yang melancarkan aksi penuh mengancamnya itu. Membuat semua orang mengira dirinya sudah menerima kehadiran Raya begitu saja.

Benar-benar sialan. Seharusnya Sita yang membuat Kanaya tunduk padanya. Tapi gara-gara foto polaroid sialan itu, beserta dengan tragedi keracunan itu, Sita yang jadi harus tunduk pada Kanaya.

Ah, ngomong-ngomong soal tragedi keracunan, Sita tiba-tiba saja mengingat sosok wanita cantik yang sayangnya adalah adik dari pria menyebalkan seperti Krisna.

Apa kabar ya dengan anak itu?

Entah kenapa, tiba-tiba saja rasa rindu itu muncul ke hati Sita. Sita tidak tahu kenapa, tapi yang jelas melihat senyum Namira ditengah kondisinya yang tidak sesempurna orang normal lainnya, membuat Sita merasa dia sedang bersama seorang malaikat. Dan bisa sedekat itu dengan seorang malaikat tentu saja membuat hati Sita merasa jauh lebih tenang dari biasanya, malah seringkali timbul keinginan untuk membuat Namira tersenyum karena dirinya. Seperti ada euforia tersendiri selayaknya Sita yang selalu mengabulkan permintaan Cacha dan membuat perempuan yang masih berada dibangku perkuliahan itu tersenyum bahagia.

Entah bisa dikatakan disebabkan karena jiwa-jiwa seorang kakak yang muncul dihatinya ketika melihat Namira, atau sebenarnya hanya sebatas karena Namira yang kelewat baik padanya, yang jelas dalam beberapa alasan yang belum begitu pasti Sita mulai merasa bahwa dia menyayangi anak itu selayaknya dia menyayangi Cacha. Dan dalam beberapa alasan pun Sita mensyukuri takdir yang membuat dirinya bertemu dengan Namira yang tentu saja diawali dengan tragedi yang kurang mengenakkan. Ah, benar, jika dipresentasikan rasa syukur itu mencapai taraf 70%, yang kemudian dicacatkan oleh kenyataan bahwa dia harus lebih dulu mengalami fase dimana dirinya berurusan dengan seorang Krisna. Yah, seandainya saja Krisna adalah sosok yang menyenangkan dan lemah lembut seperti Haris mungkin Sita akan seribu persen merasa lebih bersyukur lagi.

Ngomong-ngomong soal Haris, entah kenapa Sita mulai merasa bahwa sudah saatnya dia benar-benar melupakan perasaannya pada Haris. Memang, saat Sita ditampar oleh kenyataan bahwa Haris bertunangan bersama Melinda, Sita sudah bertekad akan melupakan Haris. Tapi hanya sebatas itu, Sita tidak pernah benar-benar berusaha untuk melupakan Haris. Dan lagi, sampai detik ini Sita belum juga memberitahukan pada Melinda mengenai dirinya yang jauh lebih dulu mengenal Haris dan jauh lebih dulu menyukainya. Padahal Sita benar-benar ingin Melinda tahu mengenai hal tersebut. Ya, hanya sebatas itu, setelahnya Sita tidak akan begitu mempermasalahkan hubungan mereka.

COLORS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang