Cacha menggulingkan tubuhnya di atas kasur di kamar Daniar. Suara kasak-kusuk terdengar riuh ditelinga Daniar yang notabennya duduk di bawah atau tepatnya di atas karpet bulu yang terlihat begitu nyaman sembari bersandar pada badan ranjang dengan laptop berada di pangkuannya. Bukan sedang mengedit foto-foto Abang-Abang kesayangannya yang hidup di negara Korea sana dengan foto dirinya untuk nantinya dipajang di kamarnya selayaknya foto pasangan, tapi Daniar sedang mengerjakan tugas kuliahnya yang cukup banyak.
Daniar mengerutkan keningnya dalam-dalam saat lagi-lagi terdengar suara kasak-kusuk di belakangnya. Sebisa mungkin Daniar tetap fokus mengetik semua ide yang ada di kepalanya untuk makalah yang sedang dia buat ini.
Dugh!
"Aduh!" Teriak Daniar kesakitan saat bagian belakang kepalanya bertubrukan keras dengan kepala Cacha. Daniar langsung menolehkan kepalanya ke belakang menatap tajam Cacha yang juga tengah mengusap kepalanya kesakitan.
"Rusuh lo Cha. Sakit nih kepala gue"
"Ya maaf Cacha kan nggak sengaja" cicit Cacha merasa takut pada Daniar yang terus menatapnya tajam. Daniar benar-benar kelihatan emosi sekali. Cacha mengulurkan tangannya mengambil boneka Daniar lalu memeluknya erat bahkan menyembunyikan wajahnya di belakang boneka besar itu untuk menghalangi tatapan sinis Daniar yang sudah seperti laser yang siap melubangi kedua mata Cacha.
Detik setelahnya bukan lagi bentakan atau teriakan penuh kekesalan dari Daniar, Daniar malah merengek sebal, "ah Cacha mah gue lupa kan mau ngetik apa. Lo sih nggak mau diem jadi nubruk pala gue. Ah sebel banget gue!" Setelahnya Daniar kembali menolehkan kepalanya ke depan, terlihat sibuk menatap layar laptopnya.
Cacha meringis pelan melihat bahu Daniar yang turun terlihat lesu sekali, "maaf Dan, Cacha nggak sengaja, janji deh nggak rusuh lagi" cicit Cacha tidak enak bukan main. Daniar jadi kesusahan begitu kan juga karenanya.
"Heem"
Daniar hanya bergumam pelan menanggapi Cacha. Setelahnya hening terjadi diantara mereka. Cacha yang enggan merusuh kembali dan Daniar yang entah sedang apa, mungkin berpikir keras apa kalimat yang seharusnya dia ketik yang tidak sengaja terlupakan karena Cacha.
Ngomong-ngomong, Cacha memang sedang ada di rumah Daniar bahkan rencananya akan menginap di rumah Daniar. Tadinya sih akan pulang begitu tugas kuliahnya tuntas tapi lantaran tugas kuliah Cacha belum tuntas bahkan sampai detik ini lantaran dihabiskan oleh kegiatan uring-uringan tidak jelas yang kemudian menjadikan Daniar korban, Cacha akhirnya memutuskan untuk menginap saja di rumah Daniar dan mengabari Melinda lewat pesan yang dia kirimkan sekitar satu jam yang lalu. Cacha tidak tahu Melinda sudah membacanya atau belum sebab sejak satu jam yang lalu juga tidak ada notif pesan balasan dari Melinda. Cacha jadi tidak tahu dia sebenarnya diijinkan menginap atau tidak. Yang terpenting alasan Cacha pulang terlambat kali ini bukan karena kebandelan Cacha lagi seperti yang sudah-sudah. Cacha tidak mau kualat sampai kakak-kakaknya kembali menjadi korban karena kebandelannya itu. Kebandelan yang Cacha maksud di sini adalah soal kejadian beberapa hari lalu ketika Cacha pulang terlambat hanya untuk melihat pertandingan basket Ilham tanpa memberitahu kakak-kakaknya.
Daniar menghela napasnya berat tidak bisa lagi merangkai kata untuk diketik di makalahnya. Kepala Daniar dipenuhi oleh segala tingkah aneh Cacha akhir-akhir ini. Daniar itu mengenal Cacha sudah hampir lima tahun lamanya, ini adalah kali kedua Cacha terlihat uring-uringan begitu. Kali pertama adalah sehari sebelum pengumuman kelulusan ketika SMA, Daniar ingat malamnya itu Cacha melakukan hal yang persis seperti ini, bedanya bukan kepalanya yang menjadi korban melainkan kaki Alka yang menjadi korban. Alka bahkan menjerit kesakitan saking kerasnya injakan Cacha, bagaimana tidak sakit, Cacha saja melompat dari ranjang lalu kaki kanannya mendarat tepat di atas punggung kaki Alka yang kebetulan sedang duduk bersandar pada dinding sembari memeluk kedua kakinya. Daniar jadi berpikir kiranya apa alasan yang membuat Cacha jadi uring-uringan seperti dulu, hari kelulusan jelas masih jauh, masih dua tahun kemudian, jadi jelas uring-uringan Cacha part kedua ini bukan karena pengumuman kelulusan tapi pasti ada hal yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS (✓)
أدب الهواة(Completed) Local Fanfiction Cast : Gfriend and Seventeen Percintaan | Keluarga | Persaudaraan | Drama COLORS Sinopsis : Kehidupan keluarga Senandika terlihat begitu sempurna meskipun tanpa kehadiran sosok seorang Ibu. Sang Ayah yang notabennya ada...