Ilham memasuki kelasnya selepas dirinya mengantarkan Cacha ke fakultasnya. Kelas dalam keadaan sangat sepi, hanya dirinya satu-satunya mahasiswa yang baru menginjakkan kakinya di sini.
Ilham lantas melangkahkan kakinya menuju ke arah kursi yang biasa dia duduki. Terletak di baris ketiga dekat jendela.
Tidak ada yang Ilham lakukan. Dia hanya duduk dengan tenang di sana. Sementara kedua manik matanya menatap ke arah papan tulis putih yang dipenuhi oleh goresan tinta hitam yang tidak beraturan, jejak yang ditinggalkan dosen ketika menerangkan beberapa materi di perkuliahan kemarin.
Mungkin bagi siapapun yang melihat Ilham sekarang, mereka akan mengira bahwa Ilham sedang memahami kembali materi yang diterangkan oleh dosen kemarin, tapi faktanya sekarang ini Ilham malah sedang sibuk memikirkan hal lain. Hal lain yang selalu berhasil membuat Ilham memilih untuk diam di kelas dan tidak begitu suka berinteraksi dengan orang lain.
Yah, di tahun-tahun pertama, orang-orang memaklumi sisi Ilham tersebut, yang tidak begitu suka berinteraksi dengan orang lain. Mereka pikir itu semua disebabkan karena Ilham yang tidak lancar berbahasa Indonesia. Fakta bahwa Ilham memiliki darah campuran yang nampak jelas dari wajahnya lah yang membuat orang-orang berpikir bahwa Ilham baru-baru ini tinggal di Indonesia. Padahal faktanya, Ilham tinggal di Indonesia sedari lahir meskipun diusia tertentu Ilham pernah tinggal di luar negeri dan kembali lagi ke Indonesia kemudian mengambil kuliah di universitas besar di Cirebon. Bahasa Indonesia tetaplah bahasa pertama Ilham. Ilham sangat lancar berbahasa Indonesia meskipun dia cukup tertinggal dengan bahasa gaul yang sering digunakan pemuda dan pemudi zaman sekarang.
Tapi perlu diperjelas lagi bahwa bahasa bukanlah alasan Ilham tidak suka berinteraksi.
Ada alasan khusus yang membuat Ilham tidak suka berinteraksi dengan orang lain. Alasan yang sama yang membuatnya memutuskan untuk tinggal di kost-kostan meskipun sejujurnya dia berasal dari kalangan orang berada.
Hingga kemudian Ilham masuk ke dalam lingkup pertemanan yang dibangun Alka bersama dua sahabatnya dari fakultas FKIP sejak dua tahun lalu.
Ilham ingat awal dirinya menjadi bagian dari persahabatan diantara mereka adalah karena Alka. Dan awal kedekatannya dengan Alka karena Alka yang saat itu berniat membolos di salah satu matkul namun dilarang oleh dirinya lantaran Ilham tahu bahwa Alka sudah sangat sering membolos hanya karena bujuk rayu teman-teman berandalnya itu. Alka tentu saja tidak mau perduli pada larangan Ilham, tapi Ilham terus menghalangi Alka sampai akhirnya dosen masuk ke dalam kelas dan Alka tidak punya pilihan lain selain tetap di dalam kelas sembari melirik tajam Ilham. Jelas saja, tindakan Ilham yang menghalanginya itu berhasil mengulur waktu hingga akhirnya Alka tidak sempat keluar kelas sebelum dosen datang. Alka tampak marah saat itu.
Hingga keesokan harinya Alka mendapatkan kabar bahwa teman-temannya dipanggil oleh kepala prodi dan mendapatkan teguran keras dari beliau. Bayangkan saja jika Ilham tidak melarangnya kala itu, pasti Alka akan menjadi salah satu dari mahasiswa semester awal yang dipanggil oleh kepala prodi karena bermasalah.
Karena kejadian itu, Alka pun menceritakan semuanya pada Daniar dan Cacha dan tentu saja Alka dimarahi habis-habisan oleh mereka, kemudian mereka meminta Alka untuk segera meminta maaf pada Ilham yang sudah diperlakukan buruk oleh Alka.
Akhirnya keesokan harinya Alka mendekati Ilham untuk meminta maaf padanya dan kemudian Alka membalas kebaikan Ilham dengan berusaha menjadi teman yang baik untuk Ilham yang terkenal anti sosial. Bahkan Alka tidak segan memperkenalkan Ilham pada lingkup persahabatannya yang sudah terjalin sejak dibangku sekolah.
Awal-awal Ilham bergabung bersama mereka, tidak ada sedikitpun keseriusan dalam dirinya untuk menjalin pertemanan bersama mereka. Ilham hanya merasa bahwa dia harus menghargai usaha Alka. Hanya sebatas itu. Tapi kemudian Ilham menyadari bahwa Alka, Daniar dan Cacha adalah sosok yang berbeda. Berbeda dalam artian jauh dari segala alasan dirinya tidak berinteraksi dengan kebanyakan orang.
![](https://img.wattpad.com/cover/254615310-288-k675763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS (✓)
Fanfic(Completed) Local Fanfiction Cast : Gfriend and Seventeen Percintaan | Keluarga | Persaudaraan | Drama COLORS Sinopsis : Kehidupan keluarga Senandika terlihat begitu sempurna meskipun tanpa kehadiran sosok seorang Ibu. Sang Ayah yang notabennya ada...