Seorang wanita berambut cokelat terlihat sibuk mengintip keadaan di dalam rumah Ayah Senan lewat luar kaca jendela ruang tamu. Siapa lagi jika bukan Kanaya.
"Ah, elah nggak keliatan" gumam Kanaya kesal bukan main karena gorden yang menutupi jendela di area ruang tamu rumah Ayahnya ini memang berwarna putih tapi lumayan tebal. Kanaya jadi tidak bisa melihat bagaimana kondisi di dalam sana. Tidak, Kanaya bukannya mau mencuri kok, untuk apa juga kan dia mencuri di rumah Ayahnya sendiri. Kanaya berprilaku yang mungkin akan terlihat sangat mencurigakan bagi siapapun yang melihatnya ini lantaran Kanaya harus memastikan bahwa tidak ada sesiapapun di rumah Ayahnya, atau paling tidak seluruh penghuni rumah ayahnya ini sedang berada di kamar masing-masing.
Ya, Kanaya hanya tidak mau sampai ada yang tahu perihal luka disiku tangan kanan Kanaya. Kanaya ogah kalau sampai tiba-tiba akan ada disituasi menegangkan seperti diintrogasi oleh anggota keluarga Ayah Senan bahkan yang lebih buruk adalah kalau Kanaya sampai harus berhadapan dengan Ayah Senan sendiri. Kanaya tidak mau sampai dia berada dititik di mana dia tidak bisa lagi berbohong dan akhirnya fakta bahwa dirinya bekerja di restoran Sita sebagai cleaning service akan terungkap.
Yah, meskipun jauh dilubuk hati Kanaya dia membenci Sita tapi Kanaya tetap tidak mau orang rumah tahu soal kejahatan Sita, tidak, bukannya Kanaya merasa simpatik pada Sita, karena bagaimanapun juga melihat Sita dikukung oleh kesusahan adalah salah satu kepuasan tersendiri bagi Kanaya.
Ayolah, setelah Kanaya diperlakukan seburuk kemarin oleh Sita ditambah dengan catatan kejahatan Sita yang tidak mencerminkan saudara yang baik sejak seminggu yang lalu, mana bisa Kanaya tidak menyimpan dendam padanya. Sudah diperjelas sebelumnya dan Kanaya rasa Sita pun tahu bahwa dirinya ini bukanlah Raya yang memiliki hati suci bak malaikat. Kanaya hanya enggan orang rumah tahu soal kejahatan Sita itu pure karena Kanaya enggan berurusan dengan serigala sesadis Sita lagi. Apalagi Kanaya yakin seribu persen jika kejahatan Sita diketahui oleh orang rumah terutama Ayah Senan maka Kanaya juga yang akan disalahkan oleh Sita. Bagi Kanaya, sudah cukup dia tersiksa atas tuduhan tidak beralasan dari Sita dan uangnya raib karena diambil paksa oleh Sita.
Terkadang Kanaya berpikir apa Sita semiskin itu sampai mengambil uangnya secara paksa begitu. Oh, iya, tentu saja bukan itu alasannya, Sita pasti hanya ingin membuat Kanaya mendapatkan balasan setimpal setelah dia mengira Kanayalah yang memberikan racun di makanan pelanggannya itu. Kanaya benar-benar tidak habis pikir, bisa-bisanya Sita sampai menuduhnya begitu.
Kalau dirinya ini memang berniat menghancurkan restoran Sita, Kanaya tidak perlu repot-repot mengukir dosa lain untuk para pelanggan Sita yang tidak bersalah, Kanaya akan langsung membakar restoran Sita sampai hangus tak tersisa saat dini hari dan kemudian keesokan harinya ketika Sita datang ke restoran dia pasti akan melongo terkejut karena restorannya sudah hancur tanpa ada sisa dan diam-diam Kanaya akan tertawa puas diatas kehancuran karir Sita. Itulah satu-satunya otak kriminal yang terukir indah di kepala Kanaya. Cih! Untung saja Sita sudah memecatnya. Bayangkan saja jika Kanaya masih bekerja di sana, mungkin Kanaya akan merealisasikan rencana kriminalnya dan habis sudah restoran itu.
"ck! Ini semua gara-gara si Sita, gue jadi harus berlagak seperti maling begini biar nggak ketauan" rutuk Kanaya.
Kanaya berkacak pinggang sembari menatap pintu utama rumah Ayah Senan, "gue masuk apa enggak ya?" gumam Kanaya ragu bukan main. Dia lantas terdiam sejenak berpikir kuat apakah dia memaksakan diri masuk ke dalam saja atau bagaimana? Kanaya berdecak sebal sembari menggaruk sudut alisnya kebingungan. Masalahnya hari ini adalah hari Minggu. Ayah Senan, Melinda dan Cacha sudah pasti ada di rumah. Tiga orang itulah yang sangat Kanaya waspadai. Sementara sisanya bisa jadi ada di rumah, bisa jadi tidak.
Argh! Perduli setan, semakin lama Kanaya berpikir semakin banyak juga kemungkinan negatif yang akan terjadi. Baiklah, Kanaya sudah memutuskan bahwa dia akan tetap masuk ke dalam sembari berharap bahwa tidak ada satupun orang yang memergokinya di tengah jalan.
![](https://img.wattpad.com/cover/254615310-288-k675763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS (✓)
Fanfiction(Completed) Local Fanfiction Cast : Gfriend and Seventeen Percintaan | Keluarga | Persaudaraan | Drama COLORS Sinopsis : Kehidupan keluarga Senandika terlihat begitu sempurna meskipun tanpa kehadiran sosok seorang Ibu. Sang Ayah yang notabennya ada...