* Meaning = Arti, Makna
→ (Adjektiva) dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sesuatu yang tidak diungkapkan secara langsung..
.
.Melinda membuka pintu utama rumahnya lebar-lebar. Memperlihatkan dengan jelas sosok seorang pria berpakaian santai berupa atasan hoodie dengan bawahan celana longgar berwarna hitam yang berdiri tepat dihadapannya.
Secara refleks Melinda melemparkan senyuman leganya sebelum dia berucap, "Ya ampun, Kang, Mel kirain Kakang nggak bakalan datang"
Pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Haris tampak melemparkan senyuman tipisnya sembari menganggukkan kepalanya pelan, "Kakang kan udah janji bakalan bawa daging ayamnya" katanya. Bahkan untuk meyakinkan Melinda, dia sampai mengangkat kantung plastik putih berisi daging ayam mentah pesanan Melinda dengan logo supermarket yang menghiasi permukaan plastik tersebut. Kalau Melinda tidak salah, logo supermarket itu milik supermarket yang terletak di dekat rumah Haris.
Melinda menganggukkan kepalanya beberapa kali. Yah seharusnya sejak awal Melinda tidak perlu meragukan Haris, sebab Haris adalah pria yang pantang untuk mengingkari janjinya meskipun untuk sesuatu yang sepele sekalipun. "Iya, makasih ya Kang. Penyelamat Mel banget deh pokonya" ujar Melinda menyuarakan seberapa bersyukurnya Melinda dengan pengorbanan Haris yang terkesan sepele namun berarti bagi Melinda ini. Melinda pun langsung menerima plastik berisi daging ayam mentah pesanan Melinda sejak subuh tadi itu dari Haris.
Sementara itu dahi Haris terlihat mengerut dalam ketika lagi-lagi rasa penasaran memenuhi diri Haris. Pemicunya jelas karena alasan Melinda barusan yang terkesan seperti sangat membutuhkan daging ayam itu.
Subuh tadi saat Melinda meminta bantuannya untuk membelikan daging ayam tersebut, Melinda hanya berkata bahwa alasannya meminta bantuan Haris karena supermarket di dekat rumah Haris yang buka lebih awal. Hanya sebatas itu. Haris tidak menduga sedikitpun bahwa Melinda memang sangat membutuhkan bahan makanan tersebut.
"Masuk dulu yuk, Kang. Mel jelasin di dalem sambil lanjut masak" katanya.
Haris langsung menganggukkan kepalanya setuju kemudian mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Melinda setelah Melinda lebih dulu masuk ke dalam.
Begitu sampai di area dapur, Melinda langsung sibuk mencuci daging ayam yang Haris beli sebelumnya di area wastafel dapur. Sementara Haris terlihat berdiri di sisi Melinda sembari menyandarkan pinggangnya pada tepian meja dapur, tubuhnya sendiri menghadap ke arah ruang makan yang terletak beberapa meter di hadapannya. Sebenarnya kalau dari kejauhan mereka seperti berdiri saling berhadapan sekarang.
Sejenak suara air kran menjadi pemecah hening diantara mereka sebelum disusul dengan suara Melinda yang mulai menjelaskan alasan dirinya bisa sampai membutuhkan sekali bahan ini.
"Jadi gini Kang, semalem Cacha itu bilang kalau dia mau jadi suporternya Ilham, ngajak Daniar dan Alka juga. Tadinya sih Mel mau buat bekel yang simple aja, seadanya bahan dikulkas aja, Kang. Rencananya mau buat capcay..." Jelas Melinda.
Kemudian Melinda terlihat menunjuk laci kabinet di dekat Haris, "...tolong mangkok Kang" ujarnya yang dibalas anggukan mengerti Haris. Haris mengambil mangkuk bersih berukuran cukup besar dari dalam laci kabinet kemudian langsung dia berikan pada Melinda yang sekarang sibuk menaruh daging ayam yang sudah dia cuci bersih ke dalam mangkuk tadi.
"Terus?" Tanya Haris meminta Melinda melanjutkan penjelasannya yang sempat tertunda tadi.
"Ya, terus tadi pagi Mel ketemu Cacha habis dari kamar tamu. Katanya sih habis kasihin baju suporter ke Kanaya. Dia bilang Kanaya juga ikutan, Kang"
Haris mengerutkan keningnya dalam-dalam saat dia mendengar nama Kanaya disebut dalam pembicaraan ini, "Loh Kanaya kan kakinya lagi sakit"
Melinda menghentikan kegiatannya seketika kemudian menolehkan kepalanya ke arah Haris sembari menunjukkan raut wajah cemberutnya, "Iya Kang. Mel nggak setuju sebenarnya, tapi Cacha bilang Kanayanya yang maksa ikut. Katanya kakinya udah gak papa" ujar Melinda yang dibalas anggukan mengerti Haris. Asumsi Haris mengatakan bahwa mungkin saja Kanaya tidak mau mengecewakan Cacha.
![](https://img.wattpad.com/cover/254615310-288-k675763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS (✓)
Fanfiction(Completed) Local Fanfiction Cast : Gfriend and Seventeen Percintaan | Keluarga | Persaudaraan | Drama COLORS Sinopsis : Kehidupan keluarga Senandika terlihat begitu sempurna meskipun tanpa kehadiran sosok seorang Ibu. Sang Ayah yang notabennya ada...