Selepas sholat Isya' berjama'ah, Aletta kembali ke kamarnya, dan Raihan masih bersama Alifa berjalan menuju kamar milik Alifa."Fa, kangen mama nggak?" tanya Raihan seraya mengusap kepala adeknya itu.
Alifa mengangguk berkali-kali dengan senyum mengembang. Melihat itu, Raihan tersenyum sekilas lalu berjongkok di hadapan Alifa yang akan memulai aktifitas menggambarnya.
"Kapan-kapan kita kesana sama kak Letta mau?"
Kali ini Alifa mengangguk lebih antusias sembari mengacungkan dua ibu jarinya.
Tangan Raihan mengusap kepala Alifa, ia jadi gemas sendiri melihat raut Alifa berbinar. "Ya udah, selesaiin gambarnya nanti kalau butuh sesuatu bilang bang Rai ya?"
Alifa balas mengangguk, dan kembali memulai aktifitas menggambarnya.
Raihan menutup pintu kamar Alifa, dan berjalan ke arah kanan menuju kamarnya. Namun ia sempat bertubrukan saat berada di belokan.
Brukk!
"Astaghfirullah!" ucap Raihan refleks memegangi dadanya.
Perempuan berambut hitam berpadu keungu-unguan yang tadi tak sengaja menabrak Raihan hanya menatap sinis ke arah Raihan.
"Eh, Rasya. Dari mana? Tumben jarang kelihatan di rumah?" tanya Raihan.
Rasya hanya mengidikkan dua bahunya dan kembali meneruskan langkah, tanpa sedikitpun mengeluarkan sepatah kata.
Melihat itu, Raihan di buat bingung sendiri. "Semakin kesini, dia semakin aneh," gumam Raihan pada dirinya sendiri. "Tapi akhir-akhir ini juga dia jarang bikin keributan."
Perkara perubahan sikap Rasya ada untungnya juga. Dulu sering sekali perempuan itu mencari ribut dengan Alifa, dan setelah kedatangan Aletta ia juga sering adu bacot dengan Aletta.
Walau sebatas saudara tiri, tapi Raihan akan tetap mencoba untuk menyayangi Rasya layaknya saudara kandung. Bisa dibilang, Raihan ini tipikal perhatian dengan perempuan, tetapi untuk Marwa, ia harus berpikir dua kali.
Raihan segera melupakan kejadian tadi dan kembali melanjutkan langkahnya sampai tiba di kamar.
Ceklek
Raihan membuka pelan pintu kamar itu, dan mendapati Aletta tengah berdiri menatap cermin sembari senyum-senyum sendiri memegangi jaket hitam agak kebesaran yang membalut tubuh kecilnya.
"Cie, jaketnya di elus-elus terus," ucap Raihan ikut berdiri di samping Aletta.
"Ya kenapa? Nggak boleh?"
Entah kenapa, akhir-akhir ini Aletta bawaannya emosi.
"Boleh-boleh aja. Tapi kamu tau nggak pemilik jaket itu siapa?" tanya Raihan sembari mencubit sebelah pipi Aletta yang menggemaskan.
"Ish! Jangan pegang-pegang!" Aletta menepis tangan Raihan agak kasar.
"Allahuakbar! Paling suami sendiri," Raihan kembali di buat geleng-geleng kepala dengan sikapnAletta.
Aletta mengabaikan seruan Raihan tadi. Gadis itu kembali memejamkan mata dan berkhayal, mengingat kejadian beberapa bulan lalu saat si malaikat tampan datang menolongnya dari kebejatan Mario.
"Intinya dia itu jelmaan malaikat sesunggunya yang pernah gue temuin,"ucap Aletta sembari menghayal jika cowok yang pernah ia temui ada di dekatnya.
Melihat tingkah Aletta yang terlalu larut dalam khayalannya, membuat Raihan ingin sekali menepuk pipi gadis itu. Tapi ia tak ingin mendapat amukan kedua kalinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/302065865-288-k492960.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Teacher [LENGKAP]✔️
Romance[Follow dulu sebelum baca ya cantik, ganteng ^^] Aletta Bridella Permata. Gadis dengan akhlaq minus, kapasitas otak dibawah rata-rata, namun memiliki senyum yang begitu manis, cantik dan periang, adalah bentuk kelebihan serta kekurangan dalam diriny...