35. Rindu

1.7K 151 61
                                    

06.45 WIB.

Raihan masih duduk di kursi tunggu depan ruang Marwa di rawat. Semalam full ia tidak memejamkan mata kala mengingat jika Marwa tidak mau memaafkan Aletta. Raihan sudah berusaha memohon kepada Marwa agar mau memaafkan kesalahan Aletta kemarin, namun perempuan itu tetap menolak.

Biasanya, jam segini ia harus menghantarkan Aletta ke sekolah. Tapi sekarang, sekedar menghubunginya pun tidak bisa, karena Satya menyita ponselnya. Dan juga selalu memantau gerak-geriknya.

"Raihan." suara Satya terdengar setelah keluar dari ruang Marwa di tempatkan.

Raihan mendongak, dan beranjak bangkit dari kursi panjang itu. "Kenapa Pa? Marwa udah baikan?"

Satya menggeleng, lalu mengeluarkan ponsel Raihan dan menunjukkan pesan dari username 'Pak Hamid PAI'.

"Kamu ada jadwal mengajar sekarang."

Mendengar itu, Raihan melebarkan dua matanya. Hampir dua bulan lebih ia tak menghadiri sekolahan itu, karena tugasnya juga hanya sebagai guru badal. Sedangkan pekerjaan utamanya mengurus perusahaan Satya yang sekarang.

Tanpa di sadari, satu ukiran senyum terbit di wajahnya, itu berarti sekarang ia masih bisa berjumpa dengan Aletta.

"Aku berarti boleh pamit kan?"

Satya mengangguk, tapi ekspresinya masih datar. "Setelah kamu selesai, langsung kembali kesini. Ingat! Jangan menyempatkan waktu dengan Aletta!"

Lagi-lagi, Raihan di buat jatuh dengan ucapan Satya. Tapi jika boleh, kali ini saja ia melanggar perjanjian Satya, untuk kali ini saja.

Raihan mengangguk ragu. "Insya Allah."

"Papa pegang janji kamu!"

Raihan tersenyum tipis. "Aku nggak bisa janji Pa, karena sejatinya manusia itu banyak yang mengingkari janjinya."

"Aku pamit, assalammu'alaikum," ucap Raihan lalu menyalami tangan Satya yang kaku.

Baru saja Satya ingin menegur, sayangnya Raihan sudah lebih dulu berlari meninggalkan ICU. Membuatnya hanya bisa meredam kekesalan dengan ucapan Raihan barusan.

"Satya, Raihan dimana?" tanya Faishal setelah keluar dari ruangan tersebut.

"Emm Raihan hari ini ada jadwal mengajar, jadi saya biarkan dia pergi sebentar. Tapi tenang pak Faishal, dia tidak akan lama." Satya menepuk bahu Faishal.

Memang seperti inilah Satya, jika bersama orang lain terlihat ramah, sopan dalam bertutur kata. Bahkan tidak pernah menampilkan wajah tidak suka. Termasuk dengan keluarga Aletta, tetapi jika sudah bersama keluarga pertamanya, semua itu hanyalah tipuan.

Faishal mengangguk dan kembali berucap. "Tadi Marwa bilang kalau dia bakal mau maafin Aletta, asal dengan satu syarat."

Satya mengernyit. " Syarat? Kalau boleh tau persyaratannya apa?"

****

Sedari tadi Aletta terus merengut, membuat Berly yang berada di sampingnya kebingungan.

"Let, lo kenapa si? Kalau ada masalah cerita sama gue, barangkali gue bisa bantu."

Aletta menggeleng, membuat Berly kembali menarik nafas dalam.

Tak lama kemudian, sorak sorai setiap murid yang berhamburan masuk membuat Aletta juga Berly terkejut.

'Aaaaa gila-gila setelah sekian lama akhirnya Pak Raihankuhh kembali lagi!'

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang