Ekstra Part : Wafa Qiana Nafeeza

4K 176 33
                                    

Assalammu'alaikum wr.wb ^^
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Hayii aku kembali lagi ya ^^

Baca dulu pembukannya, jangan di skip😂

: Part ini cukup panjang menurut aku. Dan, lebih dominan menceritakan anak perempuan dari Aletta dan Raihan. Kaya kalau diibaratkan ekstra part ini sebagai launching sebelum adanya 'New Story?' mungkin wkwkwk. Masih aku rencanain, entah bakal aku publish atau nggak. Kalau misal aku publish juga bakal minim romansa ^^ beda genre sama cerita lapak ini wkwk.

Udah ah itu aja, gatau mau ngomong apalagi.

Happy reading ya💙

****

Tiga tahun yang lalu, Aletta dan Raihan kembali dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Farras Syakieb Alfatih saat putri pertamanya, Wafa baru menginjak usia dua tahun.

"Adek... Tivinya kecilin dulu dong, aku lagi belajar!"

Wafa duduk di sofa sambil memangku buku paket kelas satu SD. Sedari tadi, anak kecil itu tidak bisa fokus belajar karena adiknya, si Syakieb menyalakan volume televisi terlalu keras.

Syakieb cekikikan melihat wajah Wafa yang sudah memerah geram. Anak itu malah semakin mengencangkan volume tivinya. Sama sekali tidak ada rasa takut dengan kakaknya.

"Adek!" Wafa membanting buku paketnya ke lantai. Berjalan cepat menghampiri Syakieb, mengambil paksa remote yang disembunyikan dibelakang punggung adiknya itu, lalu mematikan televisi tanpa perasaan.

Wafa ini cenderung sensitif jika kegiatan belajarnya terganggu. Ia tidak masalah jika waktu bermainnya, tidurnya, makan, mandi dan lain-lain harus terganggu asal bukan waktu belajar.

Syakieb menatap takut wajah Wafa dengan kedua mata berkaca-kaca, di perkirakan beberapa detik lagi tangisnya akan meledak.

"MAMA..." Dan benar saja, Syakieb menangis histeris sembari meremas-remas ujung kaosnya. Anak kecil itu membalikkan badan ke tembok enggan melihat Wafa.

"Gak usah cengeng ih!" Wafa menarik kedua bahu Syakieb agar mau menghadapnya.

"Maaf." Tangan Wafa terulur untuk meminta maaf. Namun bukannya menengok, Syakieb justru semakin mengencangkan tangisnya sampai dimana suara derap langkah dari tangga terdengar.

"Lho, Syakieb kok nangis? Kenapa?" Aletta buru-buru menggendong Syakieb sambil menepuk-nepuk punggung anak kecil itu.

"Kenapa nangis, hm? Siapa yang nakal?" tanya Aletta.

"Ntuu..." Syakieb menunjuk ke arah Wafa yang terlihat pasrah.

Aletta menarik nafas dalam, lalu menatap putrinya. "Wafa, 'kan Mama minta kamu jagain adek, kok dibikin nangis?"

"Habis adek nonton tivinya kenceng banget, Aku jadi nggak fokus belajarnya."

Aletta hendak menjawab, tapi suara Syakieb sedikit mengalihkannya.

"T-tadi.. akak mukul adek kenceng Ma," adu Syakieb yang membuat Wafa jelas tidak terima.

"Ih boong banget! Orang aku cuma—"

"Sssttt," Aletta memotong kalimat Wafa. "Lain kali kamu jangan gitu ya kak, kasian adek kamu masih kecil,"

"Tapi aku—"

"Nggak ada tapi-tapian, kalau dia nakalin kamu tinggal bilang Mama atau Abba, jangan pakai kekerasan, Mama nggak pernah ngajarin gitu lho."

Wafa berdecak, kenapa adeknya sudah pandai berbohong sejak dini. Sungguh, meskipun terlahir sebagai seorang kakak, ia juga tidak terima di tuding seperti ini.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang