18. Orang tua

2.2K 198 98
                                    

Assalammu'alaikum ^^

PART INI AGAK PANJANG YA GUYS!

.
.
.

****


"Let," panggil Berly dengan muka kemerahan akibat dari mengonsumsi semangkuk seblak ceker level sepuluh.

Sedari tadi wajah Aletta terus bertekuk, jarang berceloteh seperti biasanya. Bahkan selama di kelas anak itu cenderung tidak fokus menyambut materi dan hanya gabut menyoret-nyoret buku tulis di bagian belakang. Entah, Berly sendiripun tidak tahu masalah apa yang menimpa temannya ini.

"Letta!"

Dengan malas, Aletta menyahut. "Apa?" tangan gadis itu masih setia mengaduk-aduk segelas es teh dengan sedotannya.

"Ngapa?"

Aletta mengernyit. "Lo ngomong apa si Ber?"

"Lo bengong terus kenapa?"

Aletta mantuk-mantuk, paham dengan ucapan Berly. Tak mau basa-basi ia mengeluarkan ponselnya dari saku lalu memperlihatkan sebuah foto saat acara tasyakuran kemarin sore.

"Lihat Ber, gue sebel banget sama nih cewek!" Aletta menonyor-nonyorkan layar ponselnya tepat di bagian wajah Marwa.

"Eh, siapa itu?" Berly mengambil ponsel dari tangan Aletta untuk memperjelas penglihatannya.

"Itu katanya si anaknya pak ustadz. Tapi dia gatel banget sama Raihan. Udah gitu fotonya sengaja banget di mepet-mepetin," jelas Aletta.

"Mereka pernah kenal? Atau bahkan lebih?"

Aletta mengangguk. "Kenal, suka malah."

"Ha?!"

"Si Marwa, suka sama Raihan," jelas Aletta lagi.

Jadi sejak tadi alasan gadis itu bad mood ternyata perkara kecemburuan?

"Lo harus hati-hati si Let, pelakor jaman sekarang bukan lagi pelakor modelan sexy, hot, bukan. Tapi sekarang pelakor tuh syar'i syar'i, mereka berlindung di balik kerudung dan nama agung keluarganya."

Berly menepuk bahu Aletta. "Kalau ada apa-apa bilang gue aja. Siapa tau gue bisa bantu."

Aletta tersenyum tipis, Berly memang selalu setia setiap saat. Seperti Rexona~

"Ber, di samping lo ada coklat tuh," tunjuk Aletta ke arah samping Berly.

"Eh, punya siapa ya?"

Berly mengamati detail sebatang coklat silverqueen dan terdapat sebuah tulisan di baliknya.

"Dimakan, jangan di buang. Mubazir."
~Arshaka Marthin~

"Cieee!" Aletta menyeringai ke arah Berly yang tampak tidak suka.

Ini bukan pertama kalinya ia di teror berbagai jenis coklat. Bahkan jika di hitung dalam seminggu sudah ada sekitar sepuluh coklat yang tiba-tiba datang, sekotak isi sandwich, ada juga yang mengiriminya sebuah buket. Aneh, menurut Berly. Memang dirinya ini siapa?

Berly segera menepis sebatang coklat itu hingga jatuh ke lantai.

"Iiih Berly, kok dibuang? Mending buat gue,"

Berly mengidikkan dagu sekali. "Ya udah sana."

Aletta langsung berjongkok untuk mengambil sebatang coklat tadi, lalu membukanya asal. Toh Berly tidak mau kan?

"Shaka gentle tau Ber, dia kalau ngasih sesuatu pasti di sertai nama. Nggak kaya yang lain, sok-sokan jadi pengagum rahasia. Iya kan?" tanya Aletta dengan kondisi mulut sedikit belepotan.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang