My Love Teacher [LENGKAP]✔️

21. Emosi

Assalammu'alaikum ^^

Bagian ini di ketik di Bus wkwk
Maklum kalau oleng-olengan haha

Happy reading^^
.
.
.

.
.
.

"Hari ini ibu adakan ulangan Sejarah ya anak-anak," ujar bu Ngaisah atau kerap di panggil Bu Singa (Siti Ngaisah) oleh semua murid.

"Yah, kok dadakan si Bu," protes siswi dengan rambut pirang di buat sanggul.

"Kan ibu pernah bilang, sistem ulangan ibu itu dadakan. Supaya apa? Supaya kalian belajar setiap harinya," jelas Bu Singa kepada semua murid di kelas IPS 3 itu.

"Tau bu, kalau otak terus di pakai capek Bu, bisa-bisa mendidih," keluh Adam.

"Lho, kan pelajaran ini satu minggu sekali, jadi ada waktu luang banyak kan?" sahut Bu Singa sembari membagikan lembar-lembaran soal Sejarah Indonesia.

Semua murid kembali diam, menggerutu dalam batin masing-masing. Bu Singa itu tipikal guru perempuan yang tidak cerewet, namun sekali bicara menyindir semua murid, apalagi anak IPS.

"Kalian jangan mau kalah sama anak IPA 1, di kelas itu kemarin ada yang dapat nilai sempurna, tanpa kesalahan satu titik pun. Semua jawabannya murni hasil pemikiran, karena ibu pakai sistem ulangan lisan. Kalau di kelas ini ibu adakan dengan ulangan tertulis, tapi nilai kalian masih di bawah 70 itu kebangeten banget," terang Bu Singa yang membuat seisi murid mlongo lebar, termasuk juga Aletta dan Berly.

Secara di mapel ini, ulangan tertulis jauh lebih menguntungkan di banding ulangan lisan. Karena jika secara lisan, satu kata lecet sudah mengurangi poin. Dan kedudukan nilai tertinggi mapel sejarah Indonesia ada di kelas IPA?

Amazing, bukannya mereka hanya mempelajari bagian dasarnya saja?
Karena mapel sejarah Indonesia di kelas IPA masuk kategori lintas minat, sedangkan di IPS itu kategori peminatan. Ini gila! Pasti si peraih nilai sempurna itu seorang anak ambis.