5. Keistimewaan

3.2K 276 70
                                    

Assalammu'alaikum^^

"Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm,"

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya".

(Q.S. At-Tin : 4)

••••••

Raihan memakirkan motornya kedalam garasi. Sedikit peluh berjatuhan melintasi permukaan wajahnya. Saat hendak melangkah masuk ke dalam rumah besarnya itu, ia lupa sesuatu.

Pria itu meraba sekujur tubuhnya yang hanya terbalut kaos hitam lengan pendek. Ia lupa akan jaket hitamnya. Namun sedetik setelahnya ia baru sadar jika jaketnya masih bersama Aletta. Raihan tersenyum tipis, biarlah jaket itu yang mewakili kehadirannya bersama Aletta di sana.

Raihan berjalan masuk setelah menekan bel otomastis terbuka dan mengawalinya dengan mengucap salam. Seisi rumahnya masih sepi, mungkin Papa, Mama, dan Mama tirinya beserta saudara-saudara lainnya sedang sibuk masing-masing.

Samar-samar, ia mendengar suara tangis di ruang belakang. Raihan yang di buat panik, langsung belok dari tujuannya dan berjalan menghampiri sumber suara itu.

"Diem lo! Lo mau kakak lo gue ambil?!"

Seorang gadis berambut hitam kecoklatan menjambak rambut kepala gadis berusia enam belas tahun di depannya.

Gadis itu memukul tangan si pelaku berkali-kali agar melepas jambakannya sembari tangan kirinya yang bebas memuku-mukul permukaan meja. Dua kakinya menghentak berkali-kali tanpa jeda.

"A Sya, jahat, jahat, jahat, jahat," serunya dengan air mata bertumpah ruah.

"Diem lo cacat!"

Gadis itu akhirnya terdiam, ia benar-benar ketakutan sekarang. Entah kenapa tidak ada yang peduli dengannya, padahal suara tangisnya cukup keras. Apa mungkin semua penghuni rumah ini pura-pura menuli?

Ceklek!

"Astaghfirullah, Alifa kenapa?"

Raihan berjalan menghampiri adik perempuannya itu dan berusaha menenangkan.

"Rasya, dia kenapa?"

Gadis pelaku tadi bernama Rasya, saudara tiri Raihan. Gadis itu mulai mempraktekan aktingnya seakan dia lah korbannya.

"Aku nggak tahu Rai, dia kumat lagi ngerusakin laptop aku, padahal Mama baru beli kemarin," terangnya seakan-akan meyakini ucapannya tadi.

Alifa menggeleng berkali-kali. Dua tangannya menggoyangkan bahu Raihan agar percaya padanya. Tetapi usahanya itu sia-sia, Raihan lebih memercayai ucapan Rasya setelah kejadian tempo hari Alifa di fitnah meninggalkan pisau di kamar Rasya. Bahkan sampai sekarang, fitnah itu masih membasah, belum menunjukkan kebejatan sikap Rasya sebenarnya.

"Bohong, bohong, bohong, bohong, A Sya bohong, A sya bohong,"

Raihan menarik nafas panjangnya. "Alifa, jangan nakal lagi ya, nanti kamu di pukul Mama lagi abang nggak mau, Kak Rasya juga kakak kamu, kita sama-sama saudara ya,"

Alifa kembali menangis, dua tangannya memukul berulang kali kepalanya sendiri. Ada penyesalan terhadap dirinya sendiri terlahir dengan keterbatasan seperti ini. Sejak berusia tiga tahun, dokter pernah menyatakan jika ia mengindap penyakit Autisme.

Autis atau biasa disebut autism spectrum disorder adalah sebutan bagi orang-orang yang mengalami gangguan pada sistem sarafnya dan mempengaruhi perilakunya sehari-hari atau yang disebut juga dengan neurobehaviour.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang