7. Manis

2.7K 245 119
                                    

Assalammu'alaikum guys!
Dengerin mulmednya deh, enak tau 😭

•••••

Setelah terbebas dari mata pelajaran mematikan alias matematika, kini bel istirahat masih berlangsung kurang lebih sepuluh menit lagi sebelum jam pelajaran selanjutnya dimulai.

"Ber, ini gimana kok diem terus ih!" gerutu Aletta meminta pendapat tentang sekotak sandwich itu kepada Berly.

"Ya udah kasih aja Letta,"

"Gengsi!"

Berly mendelik kaget, sembari mengelus dada. "Innaaa, udah calon masih aja gengsi."

"Ssstttt! Jangan kenceng-kenceng, entar kedengaran,"

Berly langsung membungkam mulutnya rapat, tatapannya memutar untuk memastikan keadaan di sekitarnya. Beruntung sekali tidak ada yang mendengar ucapannya tadi bersama Aletta. Semua murid yang berada di dekat keduanya sibuk menghibah satu sama lain.

Padahal, Bagi muslim, ghibah itu dilarang karena bisa merusak sendi-sendi persaudaraan yang dibangun (ukhuwah). Tapi tidak hanya sesama Muslim, larangan itu juga berlaku untuk semua manusia.

Itulah alasan, kenapa seorang muslim disuruh untuk menjaga lisan agar tidak terjebak pada pergunjingan. Sebab, biasanya, dalam sebuah ghibah ada potensi untuk merendahkan orang lain dan kita bisa terjebak pada kesombongan.

"Let, Let!"

Berly memukul-mukul paha Aletta sedikit keras berulang kali.

"Apa si Ber?"

"Itu Pak Raihan, cepet sana kasih,"

Aletta baru saja penasaran kenapa situasi berubah sedikit ramai, disusul sahut-sahutan memanggil nama Raihan, ternyata pria itu sedang berjalan santai melewati lapangan upacara sembari fokus menatap layar ponselnya. Sama sekali tidak menghiraukan seruan kaum hawa yang terus memanggil namanya.

"Cepet Let! Pak Raihan sekarang jadwalnya udah selesai lho, tinggal pulang,"

"Yang bener?!" pekik Aletta kaget.

"Beneran, kan dia emang sering pulang di jam istirahat kan? Karena jadwal ngisinya dia itu tadi pagi di kelas sebelah."

Mendengar itu, Aletta semakin kaget. Harus bagaimana dirinya ini. Jika ia nekat memberi kotak ini sekarang, pasti akan menjadi pusat perhatian semua murid. Namun jika tidak, ia pasti akan─ Ah, tidak ada waktu lagi. Ia harus nekat memberi sekotak sandwich ini demi menghindari murka mamanya nanti.

"Bismillahirrahmaanirrahiim, doain gue Ber, semoga selamat dunia perjulidan," ucap Aletta ke arah Berly.

"Amiinn,"

"Doain bukan aminin!"

Berly tergelak sebentar. "Oke-oke gue doain dari kejauhan, cepet sana!"

Aletta berlari ke arah lapangan upacara itu berada, beruntung Raihan sedikit memelankan langkah karena fokus menatap ponsel. Jadi, ia tidak harus susah payah mengejar langkah pria itu yang lumayan cepat.

"Pak!"

"Pak Raihan!"

Raihan yang mendengar suara cempreng itu langsung mengalihkan atensinya dari ponsel ke samping. Seorang gadis cantik berhijab putih, dengan paras sedikit tertutup bayangan hitam dan sinar matahari berdiri di sana. Dua tangannya menggenggam kotak biru muda.

"Dari mama, jangan geer!"

Aletta menyodorkan sekotak berisikan sandwich itu kepada Raihan yang menerimanya dengan tulus. Sorak sorai yang tadinya ricuh mendadak hening melihat pemandangan di depannya. Mario mengintip dari salah satu kelas dan memandang sengit mereka berdua.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang