BAB 9

732 58 1
                                    

~ Happy Reading ~

ini, seperti hari - hari biasanya Seon sudah duduk di ruang makan bersama Juno. Sedangkan si bungsu masih belum terlihat batang hidungnya. Entah kemana perginya anak itu yang jelas masih di dalam rumah.

Tak lama setelah Seon menghabiskan satu piring nasi gorengnya, terdengar suara langkah kaki bersama dengan teriakan seorang remaja laki - laki, "PAK BUNGAAAAA!" Seon dan Juno melihat J yang berjalan menuruni tangga menuju pintu.

"Kerasukan dia bang?" Juno hanya menganggukkan kepala.

Setelah menyelesaikan suapan terakhirnya Juno berkata, "papi selama hidup sama dia, pernah  gak liat dia tiap pagi gak teriak - teriak?" Seon menjawab dengan gelengan kepala. "Kayaknya tiap pagi dia kemasukan arwah yang suka teriak deh."

Seon hanya bisa menghela nafas karena mendengar perkataan Juno dan juga kelakuan J.

Suara pintu berbunyi terbuka, masuk J dengan seragam yang sudah lengkap dengan tasnya sejak ia berlari dari lantai atas tadi. Membawa dia kantong kresek di tangan kanan dan kirinya dengan senyum yang sangat gembira.

"Adek dari mana?" Seon yang bertanya tidak menolehkan sedikit pun pandangannya ke arah J, ia sibuk merapikan barang bawaan yang masih berserakan di meja ruang tengah.

"Nih" tetapi saat J menunjukkan kedua kantong plastik itu Seon menolehkan kepalanya.

Melihat dengan bergantian kedua kaktus kemudian pandangannya berhenti ke arah J, "kaktus?" J hanya menganggukkan kepala dengan senyum yang lebar. "Kenapa gak beli tanaman biasanya aja?."

J mengangkat kedua bahunya, "gak ngerti tadi kepikiran aja, gimana kalau aku beli kaktus."

Seon yang sudah merapikan semua barang bawaannya membawa ransel ke belakang punggungnya, "yaudah ayo berangkat."

"Papi udah lama gak naik motor, tumben" Juno berjalan dari ruang tengah dengan membawa kotak makan berwarna biru, "nih" ia memberikan ke arah J.

"Kenapa di kasih ke aku?."

"Kan kamu belum makan, entar maag nya kambuh jadi aku bawain bekal" Seon yang melihat kedua adik - abang itu merinding di buatnya.

"Kalian bahasanya kayak orang pacaran aja" lalu bapak dari dua anak itu berjalan menuju mobilnya masuk ke dalam sana duduk di belakang kemudi, "ayo jangan bikin papi telat ke rumah sakit."

Juno dan J yang masih berdiri di depan pintu seketika berjalan menuju mobil, saat akan masuk ke dalam mobil Seon dengan santai memajukan mobilnya sampai keluar gerbang, "bang tutup pagarnya, dek bantuin abang" mereka menganggukkan kepala kemudian saling membantu untuk menutup gerbang tersebut.

# # # #

Setelah selesai mengantar J dan Juno menuju tujuan mereka masing - masing, Seon berdiri disini tempat dimana selama satu minggu kemarin ia tinggalkan.

"Selamat pagi pak" Seon menjawab sapaan beberapa orang tersebut, "pagi."

Berjalan menuju ruangnya dengan pakaian yang tak pernah formal seperti biasanya karena hoodie adalah pakaian kebesarannya ketika akan bekerja.

"Lo gak ada pakaian lain apa buat ke kantor" Dony yang baru saja keluar dari sebuah kamar langsung bergabung dengan Seon berjalan beriringan.

"Ada sih, another hoodie" Seon membuka pintu lebar - lebar masuk kedalam ruangannya di ikuti Dony juga.

"Ada jadwal lo hari ini, ngajar di kelas anak lo sendiri dua kali" Seon menolehkan kepalanya melihat Dony yang sibuk mengutak atik hpnya.

"Sejak kapan lo jadi asisten gue?" Seon mengambil beberapa buku yang akan di bawanya untuk mengajar dan juga laptop yang sudah ia siapkan PowerPoint nya.

Seon Admaja || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang