~Happy Reading~
Dua minggu setelah operasi anak bungsunya sekarang pria dua anak itu banyak melakukan aktivitasnya di dalam rumah karena ia merasa harus ekstra 24 jam menjaga J dan melakukan ini itu. Karena anaknya itu masih berada di kursi roda ia akan menghabiskan waktunya di rumah di banding dengan di rumah sakit. Tetapi sesekali Seon akan menuju rumah sakit ketika mengantar J yang harus memulihkan kakinya dengan terapi berjalan, agar otot kakinya tidak kaku ketika anak itu sudah di perbolehkan berjalan normal.
"Guys kalian mau minum apa?" Seon keluar dari dalam rumah menuju taman belakang karena J sedang berada disana bersama teman - temannya yang sedang berkunjung. Ya, siapa lagi kalau bukan Hiro, Cena dan Jingga.
"Lagi puasa om, astagfirullah" jawab mereka serempak, Seon terkekeh kemudian berjalan masuk kedalam rumah.
Tak lama, Seon keluar dari dalam rumah dengan membawa selang yang berukuran 1 meter.
"Buat apaan om?" kata mereka bertiga serempak.
"Mau siram kalian biar seger" Seon memasang ujung selang tersebut di keran lalu memutar atasnya agar air keluar dari sana.
"Iya om gak papa, panas - panas gini enaknya main air" kata Jingga dengan menaik turunkan kedua alisnya. Sedangkan tiga anak lainnya hanya bisa memutar kedua bola matanya.
Seon terkekeh mendengar apa yang dikatakan Jingga, "Kalian mau pulang jam berapa?" kata Seon dengan fokus menyuiram tanaman milik J.
"Sorean kayaknya om, kalau siang panas" Kata Hero dengan pandangan kearah buku J dan tangan yang sedang menyalin catatan.
Seon menganggukkan kepalanya kemudian berdiri dari duduknya ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan menunjukkan pukul 10 pagi. "Yaudah nanti makan bukanya beli nasi padang aja ya" Seon yang selesai dengan menyiram tanaman siap melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah sebelum ia melontarkan kata - kata lagi, "J nanti catat ya mereka mau pesen ikan apa aja" Seon yang melihat J menganggukkan kepala berlalu meninggalkan taman belakang menuju ruang tengah karena pekerjaan yang tadi ia tunda.
# # # #
Tepat pukul 5.30 sore J bersama tiga temannya sudah berada di dalam rumah tepatnya di ruang tengah bersama Seon yang masih mengerjakan beberapa pekerjaannya. Bahkan Seon merasa tidak terganggu dengan kehadiran ketiga teman anaknya di ruang tengah. Mereka duduk bersama disana menonton film dengan genre thriller.
Hingga sebuah bel berbunyi mengagetkan keempat anak itu, membuat beberapa dua dari mereka terjingkat kaget.
Seon berdiri dengan kekehan karena melihat reaksi keempat anak itu, ia membuka pintu dan terlihat dua pasang orang berdiri didepan pintu dengan membawa beberapa bungkus kantong. "Assalamuallaikum".
"Waalaikumsalam, masuk" Seon sedikit memiringkan badan agar kedua orang tersebut bisa masuk kedalam rumah.
"Assalamuallaikum semua" salah satu orang itu tersenyum dengan menunjukkan beberapa bungkus plastik di tangannya.
"Waalaikumsalam, tante" kata J yang duduk di sofa membalas salam Rina dengan senyum.
"Waalaikumsalam, Bu Rina" jawab ketiga teman J dengan suara yang sedikit memelan.
"Kalau di luar sekolah panggil tante aja ya" mereka bertiga menganggukkan kepala kemudian tersenyum, "ini tante bawain nasi padang sama es. Terus ada kfc juga tapi cuma ayam aja, gak papakan?" Rina menaruh bungkusan itu diatas meja.
"Gak papa tante" jawab mereka bersamaan.
"Yon ambilin pir--" belum sempat Rina selesai berkata, Seon lebih dulu menaruh beberapa piring - sendok, juga tak lupa ceret yang baru saja di gunakan untuk lemon tea yang sudah habis.
"Makasih" Rina mengeluarkan bungkusan dari dalam kantong plastik kemudian menaruhnya di atas piring satu persatu, "ini ayo dimakan" ia memberikan kepada satu persatu teman J atau anak didiknya jika di sekolah. Tak lupa ia juga menuangkan es kedalam ceret.
"Belum adzan tante" kata mereka berempat dengan cengiran.
"Aku kira anak kaya kalian gk puasa, ternyata puasa juga".
"Bisa di santet papi aku gak puasa".
Rina yang mendnegar perkataan J terkekeh.
Setelah Adzan berkumandang keempat anak itu makan dengan lahap tak lupa pandangan yang masih terarah ke layar televisi. Sedangkan Seon, Rina dan Dony berada di ruang makan mereka menyantap makanan masing - masing dengan percakapan ringan mengenai anak - anak mereka. Tapi kadang juga mereka membahas pekerjaan yang membuat penat.
# # # #
Pukul 8 malam setelah ketiga teman J pulang Seon yang baru saja keluar dari dalam kamar melihat anaknya tertidur di atas sofa dengan bantalan tangan sofa tersebut.
"Biasanya bisa tidur siang, tadi gak sama sekali" ia berjalan menuju sofa kemudian berjongkok disana.
"Dek, bangun ayo pindah di kamar" Terkadang ia sedikit heran ketika membangunkan J tidak sesulit dulu, bahkan seperti sekarang tanpa menyentuh saja J sudah terbangun dari tidurnya.
J yang sudah terduduk berusaha membuka matanya agar bisa melihat dengan jelas, "Papi kenapa?".
Seon menolehkan kepalanya melihat J yang ada disampingnya, ia duduk diatas meja, "kamu tumben - tumbennya sih mudah banget dibangunin".
"Susah salah, mudah salah. J tidur lagi aja nih" J yang akan merebahkan badannya tertahan oleh tangan Seon.
"Ayo pindah ke kamar dulu baru bisa tidur lagi" Seon membantu J duduk di kursi roda.
"Papi gak udah dorong biar J sendiri aja. J boleh minta tolong pi, ambilin minum di botol J" Seon menganggukkan kepala kemudian ia berjalan menuju dapur sedangkan J menuju kamar Seon.
Ya, Selama J sakit dan tidak adanya Juno membuat anak itu tidur di kamar papinya, karena ia tidak ingin tidur di lantai dua sendirian.
"Nanti sahur apa pi?" Sudah memasuki dua minggu puasa yang di tanyakan tiap malam oleh J adalah pertanyaan yang sama.
"Liat aja nanti, kalau gak gitu keluar aja ya dek cari makan. Kalau gak ada ke rumah Om Dony" J terkekeh mendengar perkataan papinya.
Ya begitulah jika tidak mempunyai istri. Sebenarnya Seon bukan tipikal laki - laki yang tidak bisa masak ia sangat bisa memasak. Tetapi jika harus bangun pagi buta untuk sahur ia belum mempunya kesiapan untuk memasak sendiri karena bahan - bahan pun tidak selalu tersedia di rumah itu.
# # # #
Halo semua, selamat malam.....
Apa kabar nih, semoga dalam keadaan sehat ya.
Aku mau bilang kalau misalkan maaf banget selama bab 1 sampai bab sekarang aku banyak banget typo nya. Terus juga maaf juga kalau kata - katanya banyak yang belibet.
Segitu aja sih dari aku, terima kasih semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Teen Fiction(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...