~Happy Reading~
Pada siang hari itu, Dony yang sudah kelelahan menggelengkan kepala kearah Seon, membuat pria dari papi J dan juno itu berjalan menuju Dony dengan pandangan yang masih melihat Juno terduduk di samping brangka.
Sedangkan dari arah pintu UGD keributan terjadi, teriakan memanggil nama perempuan yang ada di depan Seon membuat beberapa mata memandang.
"RANI, RAN, DIMANA KAMU NAK" Dony keluar dari bilik itu untuk menghampiri wanita berhijab yang berjalan bersama pria paruh baya di sebelahnya.
"Anda siapa? Kenapa mencari Rani?" Dony menautkan kedua alisnya.
"Kita orang tua dari Ranita Samantha" jelas pria paruh baya yang berada di sebelah wanita berhijab tersebut.
"Baik saya antar" kedua orang tua itu menganggukkan kepala, kemudian berjalan di belakang Dony menuju bilik yang di tempati oleh Rani.
"Ra-Rani" wanita itu berjalan mendekat, setelah itu ia menempelkan kedua tangannya di pipi Rani, "nak bangun ini ibu nak, kenapa kamu selalu membuat sensara hidupmu sendiri seperti ini" ibu dari Rani menundukkan kepala menempelkan dahinya ke dahi sang putri.
"Itu orang tuanya Rani Yon" Seon sepontan menolehkan kepala kearah Dony.
"Yang bener lo?".
Seon hanya mendapat anggukkan kepala dari jawaban Dony.
"Sel--" belum selesai Seon berkata pertanyaan itu langsung disela oleh Dony.
"Mungkin perempuan itu mempunyai penjelasan tersendiri untuk semua yang dia sembunyikan" Seon menganggukkan kepala, ia berharap apa yang di katakan oleh Dony benar.
Seon melihat keadaan UGD saat ini, sangat kacau bahkan bisa di bilang ini benar - benar kacau. Pendengarannya pun di penuhi oleh beberapa tangis orang yang ada di rungan itu salah satunya orang tua Rani.
Di tempatnya berdiri itu, ia bisa melihat Juno yang memejamkan mata dengan tangan berpegang erat pada tangan perempuan tersayangnya. Bahkan bunyi EKG yang sejak awal sudah terpasang bisa ia dengar dan sangat teratur, menunjukkan bahwa orang tersebut masih bernyawa.
Seon melebarkan kedua matanya, "Don, Dony" ia beberapa kali memberikan pukulan ke lengan sahabatnya yang sedang bertukar pesan oleh sang istri.
"Apaan dah?" Dony masih fokus melihat kearah ponsel miliknya.
"EKG nya" Seon menunjuk kearah monitor itu.
"Iya tau, udah garis kan" Dony memasukkan ponsel kedalam saku kemudian melihat kearah monitor seperti apa yang di lakukan Seon, "Allah".
"Tolong" Seon kali ini memusatkan pandangannya kearah ibu Rani yang ternyata sudah pingsan.
"Sarah ambilkan brangka dan bawa ibu ini keruang rawat" perawat yang selalu mendampingi Seon itu menganggukkan kepala ia bersama beberapa perawat laki - laki.
"Yon, Juno pingsan Yon" Seon berjalan menghampiri Dony yang berjongkok di sebelah Juno, sahabatnya itu sedang memegangi kedua bahu Juno.
Setelah menyuruh perawat lain juga membawa Juno ke ruang rawat barulah di sana, Dony bersama Seon memeriksa keadaan Rani Memberikan alat pernapasan pada perempuan itu, di bantu oleh perawat untuk membersihkan darah yang ada di sisi kepala Rani dan di sekitar tubuh lainnya.
Seon dan ayah dari Rani tidak beranjak sedikit pun dari ruang UGD mereka berdua duduk di dalam bilik yang di tempati oleh kekasih Juno itu. Sedangkan Juno sendiri berada di kamar rawat bersama J yang sudah pulang dari sekolah, abangnya itu sedang di berikan obat penenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Ficção Adolescente(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...